1.

6.4K 351 1
                                    


"Lane, udah istirahat dulu. Aku bisa rapihin semuanya, kok."

Gua menggelengkan kepala gua dan lanjut merapihkan meja makan gua karna tetangga baru gua mau ikut makan malam bareng di rumah gua.

"Lane, jangan banyak gerak, please." Kata Wonwoo sambil memeluk gua dari belakang lalu mengusap-usap perut gua.

Gua merasakan seorang Wonwoo yang protektif lagi seperti saat gua hamil Evie. Sampai masak pun dibantu sama dia saking takutnya.

"Dikit lagi." Kata gua.

Wonwoo memutar tubuh gua lalu menatap gua dengan tajam. Please lah, gua takut kalo Wonwoo udah natap gua kayak begini.

"Biar aku." Kata Wonwoo lalu mengecup kening gua.

Gua menghembuskan nafas gua dengan kasar dan hanya bisa duduk di sofa sambil memperhatikan Evie yang sibuk menggambar. Gua sama Wonwoo nggak ngizinin Evie buat pegang ponsel.

"Evie gambar apa?" Tanya gua.

"Garden!"

Gua melihat gambar Evie yang sebenernya sedikit acak-acakan. Tapi, gua tersenyum bangga melihat anak gua yang begitu antusias buat menggambar.

"Pretty nice!" Puji gua.

"Really?" Tanya Evie dengan mata yang berbinar-binar.

Gua menganggukkan kepala gua dan mengacak-acak rambut Evie. Gua sebenernya seneng banget kalo udah bisa liat apa yang disukai sama anak gua.

"Papa look!" Kata Evie sambil menunjukkan gambarnya yang baru aja selesai.

Wonwoo yang juga baru selesai merapihkan meja makan akhirnya berjalan ke arah Evie dengan senyuman lebarnya. Dia mengambil hasil karya Evie lalu mencium pipi Evie.

"Is it garden?" Tanya Wonwoo, Evie mengangguk.

"So pretty!" Puji Wonwoo.

Ding dong!

Gua baru aja mau berdiri buat ngebukain pintu rumah, tapi Wonwoo memberi isyarat ke gua untuk berjalan ke ruang makan lebih dulu dan membiarkan dia membukakan pintu untuk Billy dan Nancy, tetangga baru gua.

"Hai, Kak!" Sapa Nancy.

"Halo! Ayo duduk sini. Udah siap semuanya." Kata gua.

Nancy dan Billy pun duduk di meja makan. Billy duduk di depan gua dan Nancy duduk di depan Wonwoo.

"Btw, tadi aku nyobain kue kamu. Enak kok rasanya, Nan. Evie aja suka banget sama kue kamu." Kata gua yang sedang membuka topik.

"Oh iya? Kalo Kak Wonwoo gimana?" Tanya Nancy.

"Oh? Saya?" Tanya Wonwoo sambil menunjuk dirinya, Nancy pun menganggukkan kepalanya.

"Oh, saya belom sempet nyoba." Kata Wonwoo sambil memaksakan tawanya.

Emang bener sih Wonwoo belom nyoba kue dari Nancy tadi. Padahal kuenya yang dia kasih tadi siang itu beneran enak. Gua jadi kangen kue-kuenya Chaeyeon.

Ngomongin Chaeyeon, gua sama Chaeyeon udah nggak sesering dulu ketemuannya karna dia di Bandung dam gua sama Wonwoo menetap di Jakarta.

"Oh, iya. Kalian pindahnya dari kapan? Kayaknya aku nggak ngeliat ada pindahan gitu deh." Kata gua.

"Baru kemaren, Kak. Itu rumah mamanya Nancy. Jadi udah ada furniturenya dan kita tinggal bawa baju-baju kita aja." Kata Billy, gua sama Wonwoo mengangguk-nganggukkan kepala gua.

Selama makan malam ini gua banyak ngobrol sama tetangga baru gua ini dan gua banyak mendapat informasi.

Yang gua tau mereka udah nikah selama hampir tiga tahun. Umurnya pernikahannya nggak beda jauh sama gua, cuma beda delapan bulan sama gua. Umur gua sama Nancy beda tiga tahun dan kalo sama Billy seumuran sama gua.

✔️Marriage // Jeon WonwooOnde histórias criam vida. Descubra agora