29.

1.4K 171 16
                                    


"Kopinya, Nu."

Wonwoo sama sekali nggak memerdulikan gua dan masih sibuk membaca bukunya sambil melahap sandwichnya. Padahal gua udah masak sarapan buat Wonwoo.

Jujur aja gua capek didiemin dari kemaren sama Wonwoo tanpa alasan. Gua kira setelah dia pulang, gua bisa ngehapus rindu gua. Nyatanya gua malah makin tersiksa. Siapa yang nggak nyiksa didiemin suami tanpa alasan setelah dia pulang dari luar kota.

"Nu, sumpah kamu kenapa?" Tanya gua.

Wonwoo menutup bukunya lalu membawa piringnya ke wastafel. Dia mencuci piringnya sendiri di wastafel. Sekarang gua sedang menahan emosi gua untuk tidak berteriak ke Wonwoo.

"Kenapa jadi cuek begini sih?" Tanya gua.

"Berangkat." Katanya sambil mengambil tas dan kunci mobilnya.

Gua menahan diri gua untuk nggak membuat keributan pagi-pagi, apalagi sekarang Wonwoo mau berangkat kerja.

"Nu! Kalo aku tanya tuh dijawab. Jangan menghindar." Kata gua sebelum Wonwoo keluar dari rumah.

Wonwoo yang tadinya udah sempat membuka pintu rumah akhirnya menutup pintunya lagi dan berjalan mendekat ke arah gua. Jantung gua langsung berdetak dua kali lebih cepat melihat tatapan Wonwoo.

"Aku mau kerja. Bukan mau debat." Kata Wonwoo.

"Kamu sadar nggak kalo kamu yang mancing-mancing buat debat. Tinggal jawab kenapa, susah banget sih." Kata gua.

"Aku berangkat."

Dia meninggalkan gua yang berdiri mematung di tempat gua. Gua tersadar dari lamunan gua setelah mendengar suara langkah kaki dari atas, siapa lagi kalo bukan Evie?

Gua berjalan ke arah dan langsung membawa Evie ke dalam pelukan gua. Berkali-kali gua mengecup Evie supaya mood gua bisa kembali lagi.

"Sarapan dulu, ya." Kata gua, Evie mengangguk.

Di dapur, gua memasukan sarapan yang gua buat ke dalam satu wadah. Rencananya gua mau bawa sarapan ini buat Nancy. Sayang kalo misalnya nggak abis di rumah. Setau gua juga Nancy jarang masak sarapan.

Gua duduk di samping Evie sambil menunggu Evie menyelesaikan sarapannya. Gua memainkan ponsel gua yang belum gua buka dari semalam. Tapi, tetep aja nggak ada hal yang penting di dalam ponsel gua.

"Mama, udah."

Gua terkejut saat Evie udah menyelesaikan sarapannya. Perasaan dia baru aja mulai sarapan, kenapa abisnya cepet banget?

"Mandi sama mama dulu, yuk. Abis itu kita nganter makanan ke rumah Aunty Nancy." Kata gua, Evie menganggukkan kepalanya.

Evie langsung memeluk gua dan gua pun langsung menggendong Evie. Gua mempercepat pergerakan gua karna gua nggak mau telat sampai di butik.

Di kamar mandi gua lebih dulu memandikan Evie, lalu membiarkan dia bermain di bath tub sambil menunggu gua selesai mandi. Dalam hitungan menit, gua sudah selesai mandi dan membawa Evie untuk memakai bajunya.

"Kangen sama Aunty Eunbi nggak?" Tanya gua ke Evie sambil menyisir rambutnya.

Gua tertawa terbahak-bahak saat Evie menggelengkan kepalanya. Lagipula hampi setiap hari dia ketemu sama Eunbi. Mungkin dia udah bosen juga ketemu sama Eunbi.

"Yuk!"

Setelah semuanya selesai, gua mengajak Evie untuk mengantat sarapan ke rumah Nancy. Evie dengan inisiatif membawakan wadah berisi sarapan yang gua buat untuk di rumah Nancy.

Langkah gua terhenti saat mendengar teriakan dari dalam rumah Nancy. Gua mengecek jam tangan gua, harusnya jam segini Nancy udah berangkat kerja. Apa hari ini dia nggak kerja?

✔️Marriage // Jeon WonwooWhere stories live. Discover now