24.

1.5K 164 0
                                    


"Let's go, Evie!"

Gua menoleh ke belakang melihat Wonwoo yang baru aja menggendong tubuh Evie dari ruang makan menuju kamarnya. Sesuai janjinya, malam ini Wonwoo mau membacakan dongeng baru untuk Evie.

Wonwoo sama gua masih diem-dieman sejak pagi tadi, tepatnya gua yang diemin dia. Pas dia telfon pun gua nggak ngomong sama sekali sama dia, cuma Evie yang asik ngobrol berdua sama dia.

Kaki gua melangkah ke ruang bermainnya Evie dan melihat ayunan yang udah sempat gua sama Wonwoo beli karna punya Evie udah rusak.

"Gue bodoh banget!"

Rahang gua mengeras dan dalam hati gua berulang-ulanh kali merutuki diri gua yang nggak becus menjaga kandungan gua.

Tapi, gua langsung menggelengkan kepala gua dan berusaha menahan tangisan gua karna gua nggak mau terus-terus kayak begini.

Gua bangkit lalu meninggalkan tempat bermain Evie dan naik ke atas untuk mengecek Evie di kamarnya. Apa Wonwoo masih di kamar Evie?

"Eh?"

Jantung gua hampir aja copot saat melihat Wonwoo yang ada di belakang pintu kamar Evie tepat setelah gua membuka pintu kamar Evie. Dia melangkah mundur seakan mempersilahkan gua masuk ke kamar Evie.

Gua duduk di samping Evie yang udah mengantuk. Seperti biasa, gua mengecup kening dan pipi Evie sebelum dia tidur.

"Mimpi indah ya, sayang. Mama sama Papa tidur dulu." Kata gua dan Evie hanya mengangguk karna dia udah terlalu mengantuk.

Setelah menarik selimut Evie sampai di dadanya, gua berdiri dari kasur Evie. Gua berjalan keluar dari kamar Evie dan melewati Wonwoo yang sedari tadi berdiri di balik pintu kamar Evie.

Saat di kamar, gua langsung naik ke atas ranjang dan berusaha untuk tidur. Nggak lama setelah gua menutup mata, gua merasakan Wonwoo yang baru aja naik ke atas ranjang.

"Lane."

Gua nggak memerdulikan Wonwoo yang memanggil nama gua dan kembali berusaha untuk tidur, walaupun sebenernya gua jadi makin nggak bisa tidur karna Wonwoo yang manggil gua.

Tangannya memeluk pinggang gua dan gua bisa merasakan kepalanya yang menempel di punggung gua. Tapi, gua berusaha nggak memerdulikan dia semampu gua.

"Udah lah." Katanya.

Wonwoo menarik pundak gua agar gua membalikan tubuh gua menghadapnya, tapi dengan sekuat tenaga gua menahan tubuh gua agar tetap membelakangi dia.

"Tuh, kan. Belom tidur. Buktinya masih bisa nahan badannya." Katanya dengan kekehannya.

Please, lah. Dari dulu gua paling nggak kuat kalo misalnya denger suara ketawa dia, gua lemah banget denger atau ngeliat dia ketawa.

Dia kembali menarik gua dan akhirnya dengan terpaksa gua memutar tubuh gua lalu membuka mata gua. Wonwoo tersenyum lebar melihat gua, sedangkan gua lagi mati-matian menahan senyuman gua.

"Aneh pas banget tadi pagi aku berangkat kerja. Aku pamitannya aneh banget." Kata Wonwoo.

Mengingat kejadian tadi pagi, gua jadi agak kesel lagi karna Wonwoo yang batu. Sekarang Wonwoo sedang tertawa tanpa alasan di depan gua, tepat di depan mata gua.

"Mau tidur." Kata gua sambil membalikan tubuh gua membelakangi Wonwoo.

"Yah, jangan ngambek terus dong." Kata Wonwoo.

Agak aneh sebenernya kalo denger Wonwoo kayak begini. Biasanya kalo abis debat, ya gua sama dia baikan aja tanpa ada rayu-rayuan kayak sekarang.

"Lane? Babe?"

✔️Marriage // Jeon WonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang