26.

1.5K 160 1
                                    


Dengan berat gua membuka mata gua yang sembab akibat menangis semalaman. Masih belum pasti kenapa gua nangis semalam, gua nangis tanpa sebab. Mungkin karna Evie yang bilang kalo dia bakal ikutan sedih kalo ngeliat gua sedih.

Entah kenapa juga gua harus nangis karna kata-katanya Evie semalem. Gua cuma merasa kalo gua udah bikin Evie sedih. Tapi, gua juga nggak bisa ngubah situasi dengan mudah. Ditambah lagi Wonwoo yang nggak pernah yakin sama gua. Jujur, gua juga sedih karna itu.

Silahkan kalo misalnya mau bilang gua berlebihan karna emang kenyataannya begitu.

"Semangat dong hari ini!" Kata gua yang menyemangati diri gua sendiri sambil menuruni anak tangga.

Gua melangkah ke dapur dan langsung menyiapkan sarapan buat Wonwoo pagi ini, sekaligus buat gua sama Evie juga.

Berhubung gua harus buru-buru karna gua bangun agak telat akibat nangis semalaman, gua akhirnya memilih untuk memasak country scrambled egg supaya Wonwoo nggak telat. Hanya butuh waktu sebentar buat masak sarapan kali ini.

Tepat saat gua menaruh masakan gua di piring, Wonwoo turun dari atas dengan kopernya. Dia juga udah keliatan rapih. Pantas aja dia turunnya lama, ternyata karna dia siap-siap di atas.

"Sayang!"

Gua nggak memerdulikan panggilan dia dan lanjut menaruh peralatan dapur yang gua pakai tadi ke wastafel untuk menghindari tatap-tatapan sama dia.

"Laney."

Wonwoo tiba-tiba udah berdiri di samping gua dan menghadapkan tubuh gua untuk berhadapan dengan dia. Wonwoo pasti selalu lebih cepat dari gua.

"Kamu nangis kenapa?" Tanya Wonwoo.

Gua hanya menggelengkan kepala gua dan menyingkirkan kedua tangan Wonwoo yang ada di pundak gua. Kaki gua melangkah ke ruang tengah karna gua nggak mau ninggalin Wonwoo sendirian di lantai bawah.

"Laney! Sayang!"

Wonwoo terus mengejar gua sampai di ruang tengah dan dia langsung membawa gua ke dalam pelukannya yang benar-benar hangat.

"Kalo begini, aku malah tambah khawatir. Aku mau kerja, sayang." Kata Wonwoo.

"Maaf, ya. Aku udah bilang ke Gianna kok kalo dia nggak perlu dateng ke sini. Tapi, kamu jangan kayak begini." Kata Wonwoo.

Gua memeluk Wonwoo erat-erat dan sebenernya gua sedang mati-matian menahan air mata gua supaya nggak jatuh karna Wonwoo mau pergi kerja. Nggak baik kalo nangis pas keluarga kita mau pergi.

"Kamu nggak percayaan." Kata gua.

"Yaudah iya. Aku minta maaf." Kata Wonwoo lalu dia langsung mengecup pucuk kepala gua.

Wonwoo melepas pelukannya dan menaikan dagu gua dengan jarinya lalu mengecup bibir gua. Tapi, gua nggak mau melanjutkannya dan mendorong dada Wonwoo.

"Aku belom mandi. Nggak udah cium-cium terus." Kata gua, Wonwoo terkekeh dan menganggukkan kepalanya. Gua pun hanya bisa ikut tertawa karna melihat tawanya.

Gua dan Wonwoo berjalan ke ruang makana untuk sarapan. Walaupun masih terlalu pagi, gua memilih untuk ikut sarapan sekarang. Padahal rencananya gua mau sarapan sama Evie aja.

"Selama aku empat hari di sana, kamu baik-baik aja ya di sini." Kata Wonwoo, gua menganggukkan kepala gua.

"Hpnya dipegang terus biar kalo aku telfon langsung diangkat." Lanjutnya.

Selama sarapan, gua hanya mendengarkan amanat Wonwoo yang dia sampaikan sebelum berangkat kerja. Padahal gua udah berulang-ulang bilangin dia buat berhenti ngomong dulu pas makan. Tapi, keliatannya dia nggak bisa tenang kalo belom ngebawel.

✔️Marriage // Jeon WonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang