38.

1.9K 180 14
                                    


3 hari kemudian...

"DELANEY!"

Gua sama sekali nggak menoleh saat mendengar suara teriakan Eunbi di dalam rumah. Gua sama sekali nggak kaget saat dia datang ke rumah gua tiba-tiba.

"Lu kemana aja? Udah berapa hari lu nggak ke butik? Telfon sama chat gua nggak dipeduliin. Lu ngapain?" Tanya Eunbi sambil duduk di samping gua.

Tatapan gua masih tertuju ke arah Evie yang sedang menari sambil tertawa di depan TV. Beberapa hari terakhir ini gua makin nggak bisa lepas dari Evie. Gua nggak tau kapan Wonwoo bakal ngambil Evie dari gua.

"Kenapa sih? Wonwoo lagi? Dia masih batu, ya?" Tanya Eunbi, gua hanya bisa menganggukkan kepala gua dengan lemas.

Eunbi hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan kasar. Dia mengusap-usap punggung gua untuk memberikan gua sedikit ketenangan.

"Bajingan! Jangan-jangan dia nggak mau bertahan juga karna dia punya perempuan lain." Kata Eunbi.

Evie memutar tubuhnya dan tersenyum lebar ke arah gua. Rasanya gua pengen nangis ngeliat Evie sekarang. Gua tau kalo ini nggak bakalan lama lagi.

"Dia mau ngambil Evie dari gua." Kata gua.

"W-what?!"

Air mata gua nggak bisa ditahan lagi dan gua langsung berlari ke kamar mandi karna gua nggak pernah mau mengeluarkan air mata gua di depan mata Evie.

Eunbi yang mengikuti gua pun langsung memeluk gua erat-erat. Gua mengeluarkan semua air mata yang gua tahan selama beberapa jam ini di pelukan Eunbi. Sekarang cuma Eunbi yang bisa jadi tempat gua buat menangis.

"Dia masih di rumah sakit nggak jam segini? Gua beneran mau ngamuk." Kata Eunbi.

"Nggak usah buang-buang tenaga. Kepalanya lebih keras dari yang lu bayangin. Nggak ada yang bisa ngubah keputusan dia." Kata gua.

Dada gua rasanya seperti ditusuk ribuan pisau setiap kali mengingat kalo Wonwoo bakal ngebawa Evie jauh-jauh dari gua. Sekarang Wonwoo jadi orang yang paling egois yang pernah gua temuin.

"Sumpah dia bisa mati di tangan gua, Del." Kata Eunbi.

"Bi, gua udah nyerah, Bi." Kata gua.

"Mama! Where are you?"

Gua buru-buru menghapus air mata gua saat mendengar panggilan Evie. Gua dan Eunbi keluar dari kamar mandi dan seperti biasanya gua langsung memasang senyuman terbaik gua untuk Evie.

Evie memandang gua dengan bingung, atau tepatnya curiga. Dia meneliti setiap inci wajah gua walaupun gua udah tersenyum lebar untuknya.

"Your nose is red, Ma." Kata Evie.

Achoo!

Gua pura-pura bersin di depan Evie supaya dia nggak tau kalo gua baru aja menangis. Evie meraih pipi gua dengan kedua tangannya.

"Are you sick, Ma?" Tanya Evie.

"Kind of." Jawab gua.

Evie langsung memeluk gua erat-erat dan gua pun membalas pelukannya. Tanpa Evie tau, gua meneteskan air mata saat Evie memeluk gua. Pelukan ini bakal jadi pelukan yang paling gua rindukan nantinya.

"Auntie Eunbi, what are you doing here?" Tanya Evie dengan sedikit sewot.

Gua terkekeh melihat Evie dan Eunbi yang jarang akur tapi sebenernya saling sayang. Dengan jahilnya Eunbi mencubit pipi Evie dan membuat Evie kesakitan. Gua pun langsung memukul tangan Eunbi yang jahil itu.

✔️Marriage // Jeon WonwooWhere stories live. Discover now