34.

1.5K 174 20
                                    


Sampai malam ini gua belom menyerah. Gua menunggu Wonwoo pulang kerja dan nitip Evie di Eunbi. Gua bener-bener menunggu di depan mobil Wonwoo.

Nggak sedikit orang yang bingung karna ngeliatin gua berdiri sendirian di parkiran dokter. Mungkin mereka mengira kalo gua mau nyuri mobil Wonwoo. Tapi, gua nggak peduli sama apa yang mereka pikirin. Gua cuma butuh bicara sama Wonwoo sekarang.

"Harusnya jam segini udah keluar." Kata gua.

Hampir setengah jam gua menunggu di sini dan Wonwoo belum juga muncul. Padahal seharusnya dia udah keluar jam segini.

"Delaney!"

Gua menghela nafas gua kasar setelah melihat Dokter Eunwoo yang datang menghampiri gua. Kalo boleh jujur, gua malas banget harus ngobrol sama dia. Bukan karna gua nggak suka sama dia, tapi gua nggak mood buat ngobrol sama siapa pun.

"Malam, Dok." Sapa gua.

"Nggak usah panggil 'Dok' kalo di luar jam kerja. Panggil nama aja." Kata Dokter Eunwoo dan gua hanya menganggukkan kepala gua.

Ya, walaupun gua sama Dokter Eunwoo seumuran dan cukup dekat juga, tapi tetep aja gua nggak nyaman kalo cuma manggil namanya tanpa embel-embel 'Dokter'.

"Nunggu Wonwoo?" Tanya Dokter Eunwoo.

Menurut lu?

"Hehe, iya." Kata gua dengan senyum yang dipaksakan.

Ya, sekarang aja gua udah jelas-jelas berdiri di depan mobil Wonwoo kayak orang bodoh dari tadi dan dia masih mau ngasih pertanyaan kayak begitu ke gua. Bikin gua makin nggak mood ngobrol sama dia aja.

"Dok, belom mau pulang?" Tanya gua dengan lembut. Padahal sebenernya gua mengusir dia secara halus.

"Tadi sih mau langsung pulang. Cuma karna liat kamu di sini, saya samperin aja dulu." Katanya.

Dia tersenyum lebar, "Nggak usah panggil 'Dok' lagi dong. 'Eunwoo' aja." Kata Dokter Eunwoo dan gua hanya bisa mengangguk-nganggukkan kepala gua.

Gua sangat bersyukur pas melihat Wonwoo yang baru aja keluar dan berjalan menuju mobilnya. Gua melirik Dokter Eunwoo yang keliatannya udah siap buat pergi.

"Saya duluan ya, Del." Kata Dokter Eunwoo, kali ini gua bener-bener ikhlas tersenyum dan menganggukkan kepala gua.

Kalo diliat-liat interaksi Dokter Eunwoo sama Wonwoo, kayaknya mereka berdua nggak begitu deket. Gua juga suka perhatikan kalo Wonwoo kadang sensian sama Dokter Eunwoo.

Tapi, gua nggak merduliin masalah itu sekarang. Yang penting sekarang gimana caranya gua bisa bikin Wonwoo percaya sama gua.

"Wonwoo!" Gua menahann tangan Wonwoo sebelum dia masuk ke dalam mobilnya.

Gua menatap mata Wonwoo dalam-dalam walaupun dia keliatannya nggak mau melihat gua. Tangannya gua pegang erat-erat dengan kedua tangan gua. Gua takut dia bakal pergi.

"Aku tau kamu kecewa, Nu. Aku tau aku salah karna udah berani-beraninya mabuk berat sendirian di rumah dan berakhir kayak begini." Kata gua.

"Tapi, percaya dong sama aku kalo aku bener-bener nggak tau apa-apa. Ini bukan keinginan aku, Wonwoo." Lanjut gua.

Mata gua udah berkaca-kaca melihat ekspresi Wonwoo yang keliatan nggak peduli sama kata-kata gua. Kenapa dia keras kepala banget sih? Kenapa dia mudah dibodohi banget?

Wonwoo menggelengkan kepalanya, "Semuanya udah jelas banget. Lu tau gua benci banget sama pengkhianat." Kata Wonwoo.

Air mata gua akhirnya jatuh di depan mata Wonwoo. Gua benci sisi Wonwoo yang nggak keras kepala kayak begini.

✔️Marriage // Jeon WonwooWhere stories live. Discover now