30.

1.6K 181 7
                                    


"Ayo buruan makan. Aku mau kerja lagi."

Gua hanya bisa menghela nafas gua dengan panjang melihat sikap Wonwoo yang belom berubah. Dia keliatan nggak senang sama kedatangan gua di sini. Gua masih nggak tau apa penyebab dia begini.

Wonwoo duduk di depan gua dengan wajahnya yang sama sekali nggak bersahabat. Kalo boleh jujur, lebih baik gua makan siang di butik kalo tau dia masih kayak begini.

"Jaemin mana?" Tanya Wonwoo, gua hanya mengangkat kedua bahu gua.

"Chat dia. Suruh gabung sama kita." Katanya dengan dingin.

Sesuai permintaannya, gua membuka ponsel gua dan mengirim pesan ke Jaemin supaya dia ikut gabung makan siang sama gua dan Wonwoo. Jaemin langsung membalas pesan gua dalam hitungan detik dan dia bilang dia sedang menuju ke sini.

"Dia lagi jalan ke sini." Kata gua.

Wonwoo nggak menanggapi gua sama sekali dan sibuk bermain sama Evie. Gua merasa Wonwoo cuma menghindar dari gua. Tapi, masalahnya gua nggak bisa baca pikirannya. Giliran gua tanya kenapa, dia nggak mau jawab.

"Kak!"

"Na! Ayo gabung. Kita pesen makanan dulu." Kata Wonwoo sambil berdiri dan pergi memesan makanan bersama Jaemin.

Baru aja satu hari Wonwoo begini, gua udah frustasi. Entah sampai kapan dia bakalan begini dan entah sampai kapan gua bisa sabar ngehadepin dia yang nyuekin gua kayak begini.

Setelah memesan makanan, Wonwoo dan Jaemin kembali duduk. Wonwoo keliatan nyaman aja ngobrol sama Jaemin. Berarti dia emang menghindar dari gua.

"Mia jadi kuliah di mana?" Tanya Wonwoo.

"Jeno bilang sih Mia pengen kuliah di luar. Cuma kayaknya Jeno agak nggak ikhlas. Gua juga sebenernya nggak ikhlas, Kak." Kata Jaemin.

"Ya, gua ngerti. Tapi, selama tujuannya baik, kita nggak bisa maksa dia." Kata Wonwoo.

Pantes aja Wonwoo nyuruh Jaemin ke sini buat gabung makan siang bareng. Ternyata biar dia bisa menghindari percakapan sama gua. Sekarang gua merasa dikacangin sama mereka berdua karna mereka berdua asik ngobrol.

Mungkin di sini dia bisa menghindar, tapi gua bakal neken dia buat ngomong di rumah. Gua nggak bisa didiemin tanpa alesan kayak begini. Nggak masuk akal kalo dia diemin gua tanpa alasan kayak begini.

"Evie mau mama suap?" Tanya gua, Evie menggelengkan kepalanya.

Terkadang gua melihat Evie punya sifat yang nurun dari Wonwoo. Dia bukan anak yang bawel kayak gua, dia cenderung lebih diam kayak Wonwoo. Jangankan sifatnya, mukanya juga mirip banget sama Wonwoo. Tiap kali gua liat mukanya Evie, rasanya gua ngeliat muka Wonwoo juga.

"Eh, Kak Dela! Lu udah jarang ya main ke rumah Kak Darby. Udah lama banget kayaknya gua nggak ketemu lu." Kata Jaemin.

"Dih, gua mah sering ke rumah Darby. Lunya aja yang nggak pernah muncul." Kata gua yang agak sensi.

Gua juga nggak paham kenapa gua jadi sensi begini dan Jaemin malah jadi korbannya. Gua cuma beneran lagi kesel aja sekarang.

Lebih baik gua buru-buru menyelesaikan makanan gua karna gua udah nggak nyaman ada di sini. Lagi pula, gua juga tau kalo misalnya Wonwoo juga nggak nyaman sama kehadiran gua di sini.

"Abis ini lu mau balik ke butik, Kak?" Tanya Jaemin, gua menganggukkan kepala gua.

"Lu mampir kek ke butik gua. Belanjain istri lu, Na. Bantu untungin gua dong." Kata gua sambil melahap makanan gua.

✔️Marriage // Jeon WonwooWhere stories live. Discover now