42. still mine!

8.1K 652 35
                                    

DON'T COPY MY STORY!

Happy reading semuwaaa! (no edit)

------------------------------------------

Juliet yang sedang menyeduh kopi di dapur, langsung menghentikan aktivitasnya disaat bel apartemennya sudah berbunyi. Juliet terdiam sesaat berpikir siapa yang datang ke apartemennya malam-malam seperti ini, Juliet pun menyiapkan pistol di perutnya sambil berkata dalam hati kepada sang buah hati untuk meminta maaf. Membiarkan senjata api tersebut bersembunyi di sarang tempat tinggalnya.

Saat melihat kamera pintu, sontak Juliet terkejut. Dia melihat kedua sahabatnya kini berada di sana, segeralah dia membuka pintunya dan nampak senang saat membuka pintu.

Mereka saling berpelukan dan histeris layaknya sahabat yang memang sudah tidak pernah bertemu beberapa tahun saja.

"ASTAGA! YAAMPUN, KAU KEMANA SAJA BRENGSEK?! AKU MENCARIMU DAN KAU MENELANTARKAN KITA BERDUA!" itulah kata Brice yang paling berisik di antara mereka, saat ketiganya sudah berada di dalam apartemen mewah milik Juliet.

"Dan aku tidak percaya kepergianmu, membuat semua orang mendadak mempunyai riwayat jantung," kata Hellen mendelik ke arah Juliet.

"Juliet Carmen Axton?" ledeknya.

"Aku tidak pernah percaya kau bagian dari Axton! Astaga, kau sangat beruntung."

"Aku ingin memeluk kalian," kata Juliet dengan haru, dan ketiganya berpelukan. Hellen yang tidak tahu apa-apa langsung memeluk Juliet erat hingga Juliet meringis ngilu akibat perbuatan Hellen yang begitu refleks.

"Astaga kau menyakiti perutku," geram Juliet marah dan kedua sahabatnya saling memandang heran.

Lalu tatapan keduanya melihat tangan Juliet yang mengelus perut buncitnya, membuat keduanya masih terdiam. Dan beberapa detik kemudian mereka membulatkan mata, berteriak serentak.

"KAU HAMIL?!"

***

Juliet menceritakan semua kejadiannya, dalam kondisi tegar. Tidak pernah ada air mata keluar dari maniknya, begitu juga raut wajahnya yang menandakan ketegaran yang begitu kuat. Sedangkan kedua sahabatnya ini menangis mendengar cerita Juliet, bahkan mereka pun tidak dipersilahkan untuk 'bercerita' kembali untuk Juliet.

Hellen dan Brice sangat takjub dan bangga. Juliet adalah wanita yang tangguh, dan begitu kuat disaat cobaan dialaminya hanya dia menjalankannya, hidup menyamar tanpa ingin diketahui orang lain tidak lah mudah.

Disaat semua orang ingin terpandang karena nama keluarganya yang besar, justru Juliet menyembunyikannya dihadapan publik dan mereka berdua. Entah terbuat dari apa mentalnya, seperti apa dibentuk mentalnya yang jelas Juliet sangatlah hebat.

Akibat perjalanan cerita Juliet, Hellen dan Brice menangis haru dan bangga kepadanya.

"Aku tidak tahu harus berkata apalagi, kau sangat hebat," ujar Brice dengan haru.

"Kau mampu berdiri sendiri, disaat semua yang kau butuhkan ada, dan kau hanya ingin mandiri. Semua jalan cerita dan perjuangan kau itu membuatku kembali diingatkan untuk tetap bahagia dan bersyukur kepada Tuhan-ku yang Agung. Kau bertahan sejauh ini, Juliet. Apa yang kau punya tidak semua wanita diluaran sana punya. Kau harusnya bangga dengan dirimu sendiri," kata Hellen dengan bijak, dia mengusap perut Juliet yang membuncit.

"Dia akan bangga mempunyai Mommy yang kuat," lirihnya.

Juliet mendengar itu tersenyum, dia bersyukur dipertemukan oleh kedua sahabatnya ini.

"Aku sangat heran sekali. Disaat dia sudah mendapati perempuan sesempurna Juliet, kenapa kau disa-siakan?" tanya Brice dengan nada kesal di dalamnya.

"Tidak ada yang sempurna, Brice," jawab Juliet.

"Setidak sempurna apa seorang Axton? Astaga kau merendah sekali." Brice mencibir Juliet yang selalu merendahkan dirinya sendiri.

"Baju kau sepertinya kekecilan," kata Hellen yang sedari tadi memegang perut buncit Juliet. hal tersebut membuat Juliet menganggukan kepalanya, dia lupa membawa satu baju dan tidak ingat dengan ukuran badannya yang sudah jauh berbeda.

"Aku akan berbelanja baju besok, ini terasa sempit bagiku," katanya dengan memperhatikan bajunya.

"Kita akan mengantarmu."

Akhirnya mereka berbincang-bincang dengan suasana yang sudah lama tidak mereka rasakan. Brice dan Hellen, hanya ingin menghibur Juliet, karena mungkin ada 'sesuatu' yang tidak pernah Juliet ketahui saat kepergiannya ke Italia, banyak yang berubah di New York.

***

Paginya di suatu mansion yang mewah ada seorang pria yang berjalan diikuti dengan lima orang anak buahnya yang memakai baju hitam nampak kekar dan mengerikan. Langkah kakinya yang tegas dan tubuh menjulang tinggi juga gagah karena balutan jas.

Menambah kesan tampan dan kharismatik dalam dirinya, matanya yang tajam terus melihat kesegala arah dengan mendelik.

"Jack bagaimana?" tanyanya kepada tangan kanannya sekaligus orang yang dia percayai.

"Mr.Gustom, sudah berada di tempat, Tuan." Pria yang mencolok di antara lainnya adalah Victor.

Akan menghadiri pertemuan di luar jam kantor, dengan kata lain pertemuan dengan calon rekan bisnisnya. Bisa dibilang ini adalah salah satu cara yang dilakukan Mr.Gustom dan dirinya mempererat tali hubungan pekerjaan baik.

Victor menaiki mobilnya yang diikuti dua mobil di belakang sana. Dia menghela napas panjang, dia harus tetap menjalani semua ini. Meskipun hati dan suasana yang sedang dia jalani sangat kacau sekali.

"Kau sudah membungkam semua 'berita' itu tentang diriku?" tanya Victor menatap Jack, ada rasa cemas yang dia rasakan.

Dia tidak ingin kabar buruk menurutnya akan mempesulitkan dirinya untuk lebih mencari keberadaan Juliet.

"Sudah, tetapi ada beberapa pihak yang masih menyebarkan berita itu," kata Jack melihat ke arah tab nya dan menunjukan ke Victor.

"Bungkam, aku tidak peduli caramu untuk membungkam mereka. Kalaupun mereka menginginkan uang, beri saja yang mereka mau."

"Baiklah," katanya sesekali melihat Victor dengan mencuri pandang.

"Kenapa kau melihat diriku seperti itu?' tanya Victor yang mengetahui Jack mencuri pandang lebih dari dua kali.

"Aku ingin bertanya layaknya seorang sahabat," ujarnya dengan jujur. "Setelah ini apa kau ingin mempertahankan Juliet?" seketika Victor terdiam, dia merasa pertanyaan Jack akan menghantui rasa bersalahnya dan kegusarannya.

"Aku akan mencarinya," kata Victor dengan nada tegas penuh pendirian.

"Setelah menemuinya apa yang kau akan lakukan?"

"Menjadikan dia milikku tentunya, karena dia sudah menjadi milikku sejak dulu."

Jack menganggukkan kepalanya saja, dia tidak akan berkomentar panjang. Dia tidak mempunyai wewenang untuk menasihati dan memberikan alur baik untuk kehidupan Victor.

Hanya saja, dia akan tahu bahwa mengembalikan Juliet kepadanya akan ada satu masalah yang akan datang.




To be Continue

***

Gais untuk part kali ini pendek sekali:( tapi part ini untuk pelipur lara kalian merindukan couple Axton 4 ini Author bisa nulis segarcep ini wkwkwkwkwk. Bakalan update paling taun depan selesai UAS doain yah semoga lancar dan dikasih libur puanjangggggg!

See u lov!

Desschya 30 Desember 2020.

Jangan lupa follow akun Wattpadnya: @Demongrilwp

kalau ga pribadi : 

Entangled with The Jerk [AXTON'S SERIES 3]Where stories live. Discover now