11. Went

15.4K 1K 28
                                    

DON'T COPY MY STORY!!!

***

Tepat di hari ini, Juliet pergi dari mansion Victor yang besar. Pria itu benar-benar membuktikan ucapannya, bertanggung jawab atas peristiwa kecelakaan menimpanya akibat mobil yang dia kendarai oleh Victor. Akhirnya dia bisa menghirup udara bebas tanpa harus duduk di ranjang menunggu suster mengantar obat dan makanan.

"Anak buahku akan mengantarkanmu," katanya dengan penuh ketegasan. Juliet menganggukan kepalanya dan tersenyum tipis ke arah pria yang lebih tinggi dari badannya.

"Terima kasih sudah merawatku, suatu saat aku akan balas budi," kata Juliet.

'Tidak perlu, balas budimu sudah kuterima sejak kau berpura-pura menjadi kekasihku."

"Itu akan berlanjut?" tanya Juliet dengan heran, Victor menganggukan kepalanya. dalam hati gadis ini dia harus menyudahi semua kebohongan mereka ini.

"Sebenarnya apa tujuanmu menjadikanku kebohongan publik, berpura-pura jadi kekasihmu?" tanya Juliet tidak bisa berpikikir jernih pada Victor.

Kalaupun ada balas budi, dia lebih baik memilih jalan lain ketimbang membantu seseorang akan kebohongan. Sialnya Juliet terjerumus akan rencana tidak pernah di duganya.

Di depan wartawan, Juliet tidak menyangka Victor akan mengatakan jika dia adalah milik pria itu. Rasanya ingin berkata di depan media, akan mengundang kontroversi media dan masyarakat.

"Kau tidak akan mengerti," katanya dengan datar. "Tapi semuanya akan berakhir, aku hanya meminta kerjasama denganmu, Juliet Carmen."

"Akan kupikirkan kembali Victor," kata Juliet lalu melangkahkan kaki dengan keadaan bingung, anak buahnya sudah menunggu Juliet mengantarkan ke apartemen.

Dari kejauhan langkah Juliet terhenti, dia melihat pria itu masih di sana. Tatapan keduanya beradu beberapa detik, Juliet mengira jika Victor tidak akan terus berdiri menatap kepergiannya.

Pria dingin itu sulit ditebak.

***

"Kau tahu Victor Melvin?" tanya Calvert dengan menopang dagu kepada tangan kanannya.

"Aku mengetahui informasi dengan pria kecil itu, dia kini sedang menekuni bisnis keluarga Dwight. Dan itu pesaing perusahaan Axton, aku tidak ingin putriku dimanfaatkan," lanjutnya menghela napas gusar.

"Tuan tenang saja, lagipula Nona Carmen tidak bisa dilacak. Identitasnya tersembunyi, Victor tidak akan tahu siapa kekasihnya. Dan saya rasa, Victor benar-benar mencintai putri anda, Tuan. Dia menerima kekurangan Nona," kata Ted, pengawal serta tangan kanannya memberi penjelasan.

"Aku hanya merasakan sesuatu yang tidak beres, namun jika itu memang terjadi aku sangat bersyukur gadis kecilku bahagia. Terimakasih Ted, kau boleh kembali."

Ted kembali ke pekerjaan yang sempat tertunda. Meninggalkan Calvert sendirian di ruang kerjanya. Matanya yang sendu dan ada guratan halus di sekitar matanya, tidak membuat dia terlihat seperti ayah yang mempunyai gadis beranjak dewasa.

Dia seperti pria matang berumur kepala tiga.

Dia memandang dua figura kecil dengan senyum tulusnya. Satu figura dirinya dengan istri tercinta, Zweeta. Satu lagi dia dengan Juliet saat kelulusan sekolah menengah atas.

Kecantikan Juliet memang menurun kepada ibunya, dia juga terlahir sebagai anak tangguh dan tidak pernah menangis layaknya anak gadis pada umumnya. Dia hanya jatuh cinta sekali, dan patah hati. Calvert tidak ingin kesayangnya patah karena seorang pria, dan dia juga terlalu protektif kepada Juliet. Banyak pria di luaran sana mengantri ingin mendekati anaknya.

Tetapi, Calvert sangatlah pemilih. Dia tidak ingin Juliet salah menjatuhkan hati dan seluruh kehidupannya kepada lelaki tidak bertanggung jawab. Namun sekarang, dia sudah mampu memilih seorang pria. Pria yang berumur matang, cerdas, dan bertanggung jawab.

Dia mengenal Victor Melvin, sebelum 'kejadian' itu terjadi.

Hebatnya Juliet mempunyai inisiatif, menyembunyikan identitasnya. Sehingga tidak ada ancaman yang Juliet dapatkan dari pihak manapun, hal yang tidak pernah diduga oleh Calvert dan keluarganya. Kepintarannya dan insting kuat gadis itu menurun dari ibunya.

Dia adalah keturunan kedua keluarga Axton setelah Delora, itulah sebabnya Delora dulu selalu dijaga ketat dan sekarang Juliet yang harus dipantau dari kejauhan. Karena hanya mereka berdua, perempuan keturunan dari Brian dan juga Calvert. Kalau Darren, dia hanya memiliki anak lelaki satu.

"Gadis kita sangat menawan, Sayang. Andaikan kau masih di sini, aku merindukanmu dan selalu mencintaimu. Aku berharap kamu bisa menjaganya dan menatau Juliet dari sana, dan aku berharap dia dicintai pria yang tulus dan baik."

***

"Akhirnya aku bisa pulang ke apartemen kembali," gumamnya dengan terlentang di ranjang kesayangannya. Matanya menerawang ke atas langit kamar, memikirkan sesuatu.

Teman, keluarga, mereka tidak tahu jika Juliet mengalami kecelakaan kecil. Dia merasa berdosa dan bersalah, namun jika dia memberitahu mereka semua dia akan ditarik dan tidak diizinkan berkeliaran tanpa pengawalan.

Hidupnya begitu monoton, dia tidak ingin dikawal dan dipantau oleh keluarganya. Dia ingin hidup seperti manusia biasa, dan tidak ingin dipandang sebagai orang yang mempunyai kekuasaan penuh.

Bunyi ponselnya berdering nyaring, Juliet langsung mengangkat telepon tanpa dia lihat siapa yang memanggilnya/

"Halo."

'Halo Sweety, i miss you.'

Tubuh Juliet menegang saat mendengar suara itu, dia melihat nomor yang tidak disimpan di kontaknya.

"Dengan siapa aku berbicara?"

'Jangan berpura-pura, aku hanya ingin memastikan apakah nomor ini masih aktif atau tidak.'

Si penelpon itu adalah Jordan, menghubunginya dengan nomor baru. Jantung Juliet begitu berdesir hangat mendengar suara yang dirindukannya. Matanya terpejam sesaat mengingat momen dirinya bersama Jordan.

Pria itu, cinta pertamanya dan pria yang pertama membuatnya patah hati. Dengan tergesa Juliet mematikan telpon itu, dia bingung harus melakukan apa.

*To be Continue*

Jangan lupa koment dan vote yah, tinggalkan jejak kalian yuhuuu.

See u


Desschya
© 29 Maret 2020

Entangled with The Jerk [AXTON'S SERIES 3]Where stories live. Discover now