50. Grateful to Have You

9.6K 542 32
                                    

DON'T COPY MY STORY!

Selamat membaca semuanya!




"Kita butuh sidik jarinya," terangnya santai. Dale melakukan tersebut untuk akses masuk ke dalam ruangan selanjutnya.

Beberapa saat kemudian terdengar suara bom waktu, hal tersebut membuat mereka semua sontak melihat tiap sudut ruangan, terpasang bom waktu di setiap sisi ruangan. Dale terkekeh kecil, mahluk itu ingin bermain-main dengannya.

Victor mengepalkan tangannya saat mengetahui jika mansion miliknya akan diledakan, dia langsung merebut potongan tangan tersebut dari Dale lalu membuka akses tersebut menuju ruangan yang akan dia tuju, ada satu ruangan yang dia duga di sana ada seseorang.

"Aku butuh bantuanmu," kata Victor kepada Dale.

"Buat kesepakatan, hem?" tanyanya mengangkat satu alisnya.

"Kau melumpuhkan sistem pembajak tersebut, dan aku mendapatkan tujuanku," kata Victor, memang Dale datang bukan untuk ikut campur urusan Victor.

Dia ingin mencari sistem dan beberapa alat dicuri oleh pembajak tersebut, itu membuatnya harus turun tangan.

"Baiklah, aku sepakat."

Kini Dale dan Victor akan bekerja sama untuk meraih tujuan masing-masing.

***

Keduanya berhasil menerobos akses mansion ini, yang entah kapan Victor tidak mengetahui akses ini. Ternyata Marc menjadikan mansion nya di sini untuk markas dia bekerja di dunia gelapnya, memang bedebah sialan. Kini Dale sudah sampai di sistem yang akan diinginkannya, sedangkan Victor berlari menuju suatu ruangan. Ruangan yang rahasia milik Marchel—ayah kandungnya. Sesampai di ruangan rahasia ini dan ternyata aksesnya masih diterima, Victor masuk mengendap-endap.

Sepi, sunyi, dan gelap. Sampai ruangan tersebut terang beberapa bagian dan terang semuanya. Ada seseorang di sini selain Victor, dia terus melangkah menuju ruangan ini dan melihat tengkorak manusia yang sudah rapuh di kursi biasanya ayahnya ini bekerja.

"Katakan salam pada ayahmu di kursi kerjanya, atau kau akan menjadi anak durhaka," kata seseorang.

Jantung Victor berdegup kencang, dia terus melihat tulang manusia itu dengan tajam.

Apa maksudnya?

"Jika ingin ambillah fosil seorang Marchel Hezher," kata seseorang menggema dengan diiringi kekehannya. Tepat berada di belakang Victor, membuat pria tersebut melihat kearah belakangnya dengan mata tajam.

"Apa maksudmu?" tanya Victor. "Lalu kenapa kau ada di sini, Jordan?" tanyanya kembali.

"Kau tahu, orang yang membunuh ayahmu adalah diriku, dan aku telah membunuh ayahmu kembali, Marc. Bukankah kau sudah melihat mayatnya?" tanya Jordan tersenyum sinis.

"Kau ternyata mafia pembajak Benua Amerika Utara ternyata," kata Victor berdesis. Walau di dalam hatinya sudah berkobar kembali dendam.

Dia tidak menyangka jika jasad sesungguhnya ada di sini, di hadapannya ada ayahnya sudah menjadi tulang. Membayangkan mati didiamkan beberapa tahun di sini sampai menjadi begitu, membuat Victor dilanda emosi.

"That's right my Brother," kata Jordan dengan bangga.

"Lalu apa tujuanmu?"

"Membunuh ayahmu, membunuhmu dan mendapatkan Julietku."

Victor terkekeh sinis mendengarnya. "Bahkan kau tidak akan mendapatkannya, jangan percaya diri terlalu tinggi dude."

"Masa lalumu sudah kembali," katanya.

Entangled with The Jerk [AXTON'S SERIES 3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang