22. Secret Mission (2)

10.7K 836 35
                                    

DON'T COPY MY STORY!

 Double update lagi hahaha!

_____________

Juliet menyiapkan beberapa senjata dan alat-alat yang akan digunakan untuk misinya masuk ke dalam markas mafia pemasok senjata ilegal.

Sebenarnya Calvert sudah melarang keras bersama beberapa keluarganya, tetapi Darren meyakini adiknya agar tidak cemas. 

Begitu juga Victor, dia ikut serta dalam misi ini, membuat Darren menatap tajam pria kecil itu.

Victor untuk pertama kalinya melihat ke arah Darren, dia sangat berkharisma dan mempunyai jiwa kepemimpinan sangat tegas. Namun Victor belum mengetahui jika Darren pamannya Juliet, anggota Axton dan FBI sepakat menyembunyikan identitasnya dari Victor. 

Itu keinginan Juliet.

"Kau, anaknya Marc pengusaha dari Dwightzer?" tanya Darren tajam, Victor pun sama menatap tajam Darren tanpa rasa takut. 

Darren merasa melihat jiwa mudanya di dalam diri Victor, dia mengakui jika Victor duplikat dirinya saat muda.

"Aku anak Marchel Hezher," jawabnya dengan nada dingin. 

Juliet merasa mempersatukan dua mahluk sesama jenisnya, berhati es dan bermuka seperti aspal jalanan.

"Aku mengetahuinya," kata Darren tidak acuh. 

"Apa yang tidak diketahui oleh Axton? Apapun yang menjadi ancaman kami gali informasinya hingga tuntas."

"Sayangnya aku bukan bagian dari Marc," kata Victor dengan tajam. 

"Tujuanku kemari ingin menghanguskan perusahaan itu dan pimpinannya."

Darren menaikan alisnya tidak percaya dengan apa yang dikatakan Victor. Pasalnya perusahaan itu adalah perusahaan dirintis oleh Marchel yang yang diambil alih oleh Marc.

Perusahaan keduanya adalah perusahaan besar, mempesatukan teknologi dan mesin hingga sempurna.

Sampai perusahaan itu jatuh ke dalam tangan yang salah, mereka menjadi rival walau berbeda bidang. Tentu saja itu ulah Marc.

Kematian Marchel pun masih belum diketahui sampai saat ini. Bahkan jasadnya belum diketahui di mana.

Marchel meninggal kecelakaan dan menabrak pembatas jembatan, terbawa arus sungai yang cukup mengalir deras.

"Kau memang anak pembangkang," kata Darren sinis. "Tapi aku menyukai tekadmu, pria kecil."

"Aku tidak menyukai pujianmu, Darren," kata Victor nampak acuh tidak peduli, Juliet tersentak kaget karena keberanian Victor pada pamannya. Darren tersenyum miring, ternyata Victor memiliki keberanian besar.

"Kau akan membunuh Marc?"

"Tentu saja, dengan tanganku," kata Victor dengan penuh ambisi. 

Dendam, kini Darren melihatnya sama seperti Arla dulu begitu berambisi menghabisi satu persatu keturunan di keluarganya. Namun kisahnya berbeda dengan Victor, dia lebih mendukung pria itu untuk menghabisi seorang pengkhianat.

Pengkhianat memang pantas dimusnahkan.

"Hey kawan! Bersiaplah lima menit lagi kita akan meluncur," kata agen itu memberitahu beberapa anggotanya untuk meluncur ke lokasi gudang para mafia.

"Aku akan bersamamu," kata Victor dengan tajam. "Kita satu helikopter."

"Kau bukan tim inti, kita beda kelompok," kata Juliet memegang tangan Victor.

"Aku akan melindungimu, jangan bantah perintahku, Nona Carmen." Juliet mengalihkan perhatiannya saat Victor menatapnya tajam. 

Hal itu tidak luput dari penglihatan Darren, melihat dua sepasang manusia, seperti dirinya dulu. 

Melihat tatapan khawatir pria tersebut sangat jelas kepada ponakannya. Kegigihan pria itu dan sifat pemaksanya untuk melindungi Juliet sangat besar, memang itulah insting seorang pria ingin melindungi gadisnya.

"Juliet kau masuk ke helikopter lima bersama kau pria kecil, bersiaplah!" perintah Darren pergi meninggalkan Victor yang membenci panggilan tersebut ke arahnya. 

Dia tidak menyukai Darren, jika bisa dia ingin menembak kepalanya hingga meledak.

"Pria tua itu perlu pelajaran," gumam Victor bergegas, Juliet mendengarnya tersenyum geli melihat kekesalan kekasih pura-puranya.

"Berilah pelajaran," kata Juliet tanpa diengar oleh Victor, paling mansion mewahmu akan ditembak oleh rudal istrinya, lanjutnya dalam hati.

***

Dalam helikopter mereka menyiapkan diri, dan beberapa perlangkapan. Juliet nampak sibuk dengan persiapannya, berbeda dengan Victor. Nampak diam dengan tatapan berbeda dari yang lain, dingin dan tidak pernah terbaca ekspresinya oleh seseorang. 

Lalu tatapannya melihat wajah Juliet yang serius sekali, Victor merasa Juliet jika seperti ini cantiknya bertambah. 

Gadis yang dulu dia tabrak, yang dianggap polos dan lemah ternyata sangat tangguh. Masuk dalam agen FBI, bukankah hebat dia perempuan dengan umur masih muda.

Jika gadis di luaran sana menghabiskan waktu utuk berbelanja, main ke tempat hiburan malam bersama teman satu gengnya.

Juliet berbeda, dia melakukan misi penting penyelamatan negara dan mempertahankan kedaulatannya. 

Terkadang Victor berpikir, siapa gadis di sampingnya. Identitas tidak pernah diketahui, memiliki koneksi luas, mengenal keluarga Axton. Lalu sangat akrab dengan anggota FBI, Victor yakin dia bukan gadis biasa.

Dia juga tidak perlu merasa khawatir dengan gadisnya. Victor menghina dirinya sendiri menganggap Juliet adalah gadisnya. Ketika perpisahan sudah di depan mata mereka, dan sudah ditentukan.

"Kau yakin melakukan ini?" tanya Victor masih tidak percaya.

"Memang kenapa?"

"Berbahaya bagimu."

"Lalu kalau tahu ini berbahaya, mengapa kau ikut serta?" tanya Juliet kepada Victor dengan heran.

"Karena ada kau, kalaupun kau tidak ikut aku pun tidak." 

Juliet tercenung melihat wajah serius milik Victor yang menatapnya tajam dan dalam. Juliet merasakan arti tatapan itu, mengisyaratkan kekhawatiran dan keraguan dalam pria tersebut.

Juliet juga merasakan, jika dia ragu akan kemampuannya, hanya bermodalkan tekad dan keberanian dia ingin mencari tahu dalang yang sudah mengganggu hari-harinya saat ini.

"Sebenarnya aku bisa menghancurkan Marc tanpa bantuan intelijen. Hanya saja ada kau di sini," gumam Victor lalu mengalihkan fokusnya kembali ke senjata apinya dan pisau yang sangat tajam.

Victor bingung dengan dirinya sendiri, dia harus mengikuti misi ini demi seorang gadis. Bukan dirinya sekali, tetapi Juliet berbeda. 

Victor tidak ingin gadis itu mengalami sesuatu hal yang tidak diinginkan. Hatinya tambah dilema, tentang gadis masa lalunya dan Juliet.

Seolah posisi mereka sudah sama dalam hatinya.

"Aku mengkhawatirkanmu, Juliet."


***

TO BE CONTINUE

Jangan lupa kasih komentar dan votenya. Tunggu kelanjutan cerita ini lagi, lagi semangat nih double update.

Pengen cepet beresin cerita-ceritaku yang On Hold sebagiannya hahaha.

Follow juga yah instagram pribadi Desycahyaaa atau instagram khusus wattpad Demongirlwp nanti banyak info yang akan aku kasih di sana.

See u,

Desschya © 14 Mei 2020

Entangled with The Jerk [AXTON'S SERIES 3]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz