18. Kisser

13.7K 1K 39
                                    

DON'T COPY MY STORY!!!

***

Juliet membuatkan kopi hitam untuk Victor yang sedang duduk di ruang tamu. Setelahnya dia mengantarkan kopi tersebut kepada pria tersebut yang menerimanya dengan mengucapkan kata terimakasih. Hening, tidak ada percakapan di antara keduanya.

Juliet merasa canggung dan bingung percakapan apa yang harus dia bangun. Berbeda dengan Victor nampak biasa saja dan terlalu santai. Matanya yang tajam itu meredup tenang.

Victor menikmati kopi yang dibuatkan oleh Juliet. Jujur saja kopinya terasa berbeda, sangat enak dan membuat Victor terus ketagihan menyeruputnya.

"Kau menambahkan apa di kopinya?" tanya Victor.

"Tidak, itu kopi hitam biasa, aku hanya meraciknya sedikit," kata Juliet menjelaskan. 

Victor menaruh gelasnya ke meja yang tinggal setengahnya lagi. Dia menatap manik mata Juliet nampak jelas, hijaunya sangat berkilauan dan indah sekali. Ini pertama kalinya dia menatap sedalam ini, Victor baru sadar jika mata Juliet sangatlah indah.

"Kau memakai lensa kontak?"

"Tidak ini warna mataku, memang sedikit aneh. Kata orang ini terlalu terang, dan terkadang juga orang menganggap mataku bewarna biru," katanya sedikit menjelaskan.

"Tidak, matamu bewarna hijau. Ini unik dan tidak aneh."

"Ya aku juga meyakini warna mataku hijau," jawab Juliet setuju akan pendapat Victor. Tangannya terkepal dibalik bantal karena pria itu terus memandanginya hingga dia merasa wajahnya memerah malu.

"Bagiamana kelulusanmu?"

"Baik dan menyenangkan. Aku sangat senang menjadi lulusan terbaik."

"Aku tidak datang," kata Victor dengan dingin, gadis itu menganggukan kepalanya. Dia juga tahu jika Victor tidak datang, jika datang maka dia akan duduk dikursi tamu undangan yang disiapkan spesial hanya untuknya. Namun Juliet melihat kursi yang bernamakannya kosong hari itu.

"Tidak apa-apa, aku mengerti. Kita punya urusan masing-masing, lagipula kita harus membiasakan menjauh agar perpisahan itu terasa mudah." Juliet menyangkut pautkan akan hubungan mereka yang akan berpisah. Victor mendengarkannya menganggukan kepalanya paham, padahal ada sesuatu yang panas dalam dirinya.

"Kau benar," kata Victor. "Kau harus terbiasa, karena kaulah yang membenci perpisahan."

"Apa kau tidak membenci perpisahan?" tanya Juliet menatap heran Victor. Dia merasa bukan hanya wajahnya yang beku tetapi hati pria itu juga sangatlah beku.

"Tidak ada orang yang menyukai pepisahan," kata Victor dengan jelas dan dalam, seolah mengandung makna yang dia rasakan kepada Juliet. keduanya sama-sama diam dan kembali hening tidak ada percakapan.

"Kau tahu di mana Jordan?" tanya Juliet tiba-tiba membuat rahang Victor mengeras.

"Tidak, bukan urusanku," katanya tidak acuh. "Aku tidak peduli," lanjutnya tidak ingin dibantah.

"Baiklah, maafkan aku," katanya, menundukan pandangannya.

***

Victor melirik Juliet yang tertidur di sampingnya saat dia sedang sibuk dengan ponselnya untuk mengecek ratusan email. Tanpa di diga gadis di hadapannya telah tertidur dengan nyenyak, kedua mata indah itu tertutup dengan tenang. Wajahnya yang cantik diterangi cahaya bulan membuatnya semakin indah saja. 

Victor mendekat ke arah Juliet mengamatinya dengan dekat, pahatan yang sempurna. Victor mengakui jika Juliet sangatlah cantik. Perlahan tangannya mulai mengangkat lekukan kakinya setelahnya leher gadis itu, mengangkat tubuhnya ke dalam kamar.

Menidurkan gadis itu dengan lembut ke ranjang dan menyelimutinya agar tidak kedinginan. Sekali lagi, Victor mengamati Juliet cukup lama. Tangan kekar itu mengelus wajahnya yang lembut, dari dahi pelipis hidung dan berhenti di bibirnya. Benda yang dicium oleh Jordan beberapa saat lalu. Sangat menggoda dirinya, Victor menelan ludahnya susah payah. Pesona Juliet memang sangat susah ditolak.

"Kenapa kau diam saja pria bajingan itu menciummu, Juliet?" tanya Victor bermonolog. "Kau tahu alasanku marah saat itu sampai kita bertemu seminggu lebih. Karena melihat kau bersama yang lain," lanjutnya dengan nada dingin.

"Dan aku membencinya," desis Victor dengan rahang mengeras jelas. "Sekarang aku sedang gila untuk mencium bibirmu, meninggalkan jejak pria itu."

Cup

Victor merasakan sebuah benda lembut dan manis pengecup dirinya sangatlah pelan dan penuh perasaan. Wajahnya terkejut ternyata gadis ini tidak tertidur, dia mendengarkan semua perkataan yang dia ucapkannya saat ini. Tengkuk Victor dikecup dan tangan Juliet menekan tengkuknya, lalu beberapa saat Juliet melepaskan diri dari Victor.

"Aku juga membencimu saat menjauh dariku," katanya pelan menyatukan kening mereka.

"Kau, sejak kapan kau belum tertidur?"

"Sejak kau tidak tahu diri mengecup bibirku," kata Juliet dengan senyuman miring yang menggoda Victor.

"Tidurlah," kata Victor dengan suara dingin khas miliknya. Pria ini menutupi kegugupannya dengan sangat sempurna membuat Juliet gagal untuk mengerjainya.

Juliet dengan pasrah kembali menjatuhkan kepalanya ke bantal yang empuk, memang dia masih mengantuk dan tidak tahan untuk tertidur kembali. Matanya yang sendu dan bulu mata lentik itu mengedip-ngedip setelahnya si pemilik kembali terlelap dengan nyenyak.

***

Paginya Juliet mengerjabkan matanya saat matahari sudah berada di atas langit, cahayanya masuk ke dalam celah gorden. Mata hijau itu terbuka dengan malas, kini mulai beranjak duduk di tepi ranjang. Menguap dan merenggangkan ototnya yang kaku, berjalan menuju kamar mandi mencuci muka dan menyikat giginya. Setelah sepenuhnya sadar dia langsung menuju dapurnya yang sangat luas itu memanggang roti. Tetapi ada makanan yang memang sudah tersedia di sana.

Makanlah, aku sudah memanggangnya jika dingin panaskan.

-Victor

Juliet termenung sejenak lalu tersenyum sangat manis. Dia baru menyadari jika Victor menginap tadi malam di apartemennya. Juliet bertanya-tanya, di mana pria tersebut semalam tertidur. Dia tidak mengingat apapun hanya saat tubuhnya yang diangkat menuju ranjang juga Victor mengecup bibirnya tiba-tiba saja. 

Juliet tidak bisa melawan dengan keadaan mengantuk, bahkan kemarin dia terbangun Juliet tidak sadar.

"Ternyata dia bisa manis juga," kata Juliet tersenyum kecil, melanjutkan aktivitasnya dengan sangat penuh semangat hari ini. 

Membersihkan apartemennya lalu melakukan sesuatu yang menyenangkan. Juliet ingin sendiri menghabiskan waktunya di apartemen.

***

  TO BE CONTINUE.

Tunggu kelanjutannya, jangan lupa vote dan kasih komentar kalian. See you.

©DESSCHYA 09 Mei 2020


Entangled with The Jerk [AXTON'S SERIES 3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang