04. Annoying Man

20.3K 1.3K 23
                                    

"Nona Tuan Melvin menyuruh anda untuk makan siang bersama," kata seorang pelayan dan suster dengan membawa kursi roda.

"Kau bilang pada pria batu itu, aku tidak ingin melihat wajahnya yang seperti aspal jalanan," ungkap Juliet apa adanya, suster dan pelayan itu membelak tidak percaya apa yang dikatakan oleh gadis ini.

Juliet tidak memikirkan apa reaksi mereka, yang jelas dia akan pergi dari sini dan pulang ke apartemennya dengan selamat.

"Tuan menyuruh kami untuk memanggil Nona, tuan ingin—,"

"Aku bilang tidak, iya tidak sama sekali." Juliet mendengus tidak menyukai perintah memaksa membuat dirinya merasa terkekang dan tidak nyaman.

"Ikuti perintahnya, atau mereka berdua akan di pecat karena ulahmu," kata seseorang di balik tubuh suster dan pelayan itu. Juliet lihat ada seorang laki-laki berwajah dingin dan memakai jas, menatapnya tanpa ada rasa apapun.

Diibaratkan makanan, muka pria ini terasa hambar.

"Saya tahu Nona akan menolak jadi saya diperintah kemari oleh Tuan," ucapnya dingin.

Hell? Apakah semua pria di sini berwajah seperti aspal jalanan. Datar.

"Aku tidak ingin, kenapa kau terus memaksa?" tanya Juliet tidak nyaman dengan tatapan itu.

"Jika Nona menolak maka, bukan mereka berdua menjadi korban keegoisan Anda sendiri, melainkan saya. Pekerjaan saya berhenti atau akan terus berlanjut, semuanya di tangan Anda sendiri."

Juliet melihat ekspresi kedua wanita itu menunduk dengan raut wajah takut dan sedikit berharap kepadanya, hal yang membuat dirinya tidak tega. Juliet menyerah untuk membantah, akhirnya dia memutuskan apa yang tidak ingin dia lakukan.

"Oke, aku turun tanpa kursi roda."

"Permintaan di tolak."

Sial! Maki Juliet dengan napas memburu, pria ini memainkannya.

***

Di ruang makan, keadaan terasa hening, hanya dentingan suara sendok beradu. Mereka saling berhadapan namun tidak terlalu dekat jaraknya, bahkan jauh. Untuk pertama kalinya Juliet menikmati makan malam dengan tidak nyaman, karena tatapan elang pria itu begitu tajam selalu memperhatikan gerakannya.

Juliet diam tidak melanjutkan suapannya kembali, dia membanting sendok pelan. Perilaku itu memang sedikit mengganggu aktivitas Victor.

"Bersikaplah sopan," katanya merapihkan kemeja yang dikenakannya dan meraih anggur merahnya.

"Apakah terus memandang seseorang dengan tajam saat makan termasuk sopan?" tanya Juliet sarkas. Victor kembali diam membuat Juliet muak dengan sikapnya yang acuh tidak acuh.

"Hey, aku berbicara padamu, Tuan Melvin," katanya dengan penekanan.

"Aku dengarkan," katanya mencicipi anggur merahnya.

"Kau memang sangat angkuh, Tuan."

"Jika aku angkuh, kau tidak akan di sini."

"Apa maksudmu?" tanya Juliet cepat.

"Aku bertanggung jawab atas kecelakanmu."

Oke, Juliet kalah dalam perdebatan singkat bersama manusia yang sangat menyebalkan. Dia memang bersyukur pria itu menolongnya, tetapi dia tidak bersyukur bisa berhadapan dengan sifat menjengkelkan itu.

"Kenapa kau menjengkelkan?" tanya Juliet lirih.

Dia berdecak sebal karena kesal dan menghentakan kakinya walau akhirnya dia meringis ngilu, hal itu tidak luput dari perhatian Victor terus memandang tingkah laku perempuan yang sangat dia benci; cerewet, keras kepala, dan susah untuk diatur.

"Jangan berulah," katanya menghampiri Juliet dan duduk di depannya membuat degup jantung Juliet menjerit kencang.

"Kakimu masih sakit," lanjutnya tajam.

Juliet menelan ludahnya dengan susah payah, mungkin lain kali jika dia bisa menggerakkan badannya bebas, dia akan hajar pria ini habis-habisan dengan tingkah yang selalu mengintimidasi.

Juliet tidak suka diperlakukan seperti itu.

"Apa yang ingin kau bicarakan."

"Aku ingin pulang," ucapnya dengan tegas.

"Permintaan ditolak," katanya melenggang pergi tidak peduli apa reaksi Juliet yang ingin memakannya hidup-hidup, dia tidak akan menjadi gadis sabar di depan pria itu.

***

Sudah beberapa hari Juliet terkurung dalam istana ini, tidak memberitahu sahabatnya sama sekali. Untungnya jadwal kuliah sedang tidak kondusif akhir-akhir ini, hanya beberapa ketikan lagi dia selesai menyusun tugas akhi yang sangat mengerikan itu.

Dia diam di balkon kamarnya dengan view bagus, tentunya pria es itu mempunyai selera bagus memilih lokasi mansion strategis, tidak perlu pergi jauh jika jenuh, cukup diam di balkon sudah menjadi pemandangan indah.

"Nona, kami diperintahkan untuk membawa Anda turun," kata pelayan, Juliet malas berdebat dengan Jack—tangan kanan Victor yang beberapa hari ini selalu beradu argumen jika dirinya tidak patuh dengan aturan pria es bernama Victor.

Juliet berjalan menuju tangga, untungnya kaki Juliet sudah bisa digerakkan walau sedikit ngilu jika berjalan cepat. Sampai di tangga akhir dia melihat Jack dan empat anak buahnya berjajar menunggu kedatangannya.

"Ikuti saya, Nona." Jack langsung pergi diikuti dengan langkah kaki Juliet pelan dan dahi berkerut keheranan, mereka pergi menaiki mobil dan meninggalkan istana sialan ini.

Mungkin saatnya dia bebas, akhirnya dia bisa menghirup udara bebas tanpa harus mencium ruangan monoton yang dia tempati. Senyum lebar terpampang pertama kalinya dia tunjukkan, dan hal itu dilihat oleh Jack—tercenung betapa manisnya Nona di sampingnya ini.

"Kau tersenyum Nona," katanya dengan tatapan masih melihat kearah depan.

"Karena aku sangat senang," ungkap Juliet begitu gembira. "Berhentilah memanggilku Nona, kau boleh memanggilku Juliet saja."

"Permintaan ditolak," tegasnya.

"Atau aku akan mengadu jika kau memegang bokongku," katanya mengancam, dan cukup membuat Jack gemas.

Bahkan jika menyentuh yang lain Victor tidak akan berbuat apa-apa, dia pria yang tida peduli akan sekitarnya.

"Baiklah, Juliet." Juliet memberikan senyuman tipis, sebentar lagi dia akan kembali pulang ke rumah dan bersantai. Sampai, dia mengernyitkan dahi melihat gedung yang dia kenal.

Ini adalah bandara.

"Ini bukan rumahku," katanya polos.

"Sepertinya kau salah paham, Juliet."

***

Jangan lupa vote dan komentar,karena kalian penyemangatku🤗

Jangan lupa baca cerita baruku; The Devil Hell. Hehe.

See you...

© DESSCHYA

Instagram: @desy.yyy

Entangled with The Jerk [AXTON'S SERIES 3]Kde žijí příběhy. Začni objevovat