17. Sweet Smile

13.5K 1K 39
                                    

Victor sedang berada di kantornya mengerjakan beberapa lembar dokumen yang menumpuk beberapa hari. Setelah seminggu lebih dia dan Juliet berdebat, keduanya tidak bertemu. Victor tidak menghubungi gadis itu, sebaliknya dia tidak datang.

Victor merasa semuanya benar sesuai dengan rencana, tetapi di sisi lain dia merasa ada yang mengganjal di hatinya. Bahkan dia tidak datang ke hari spesial Juliet, wisudanya dia lewati begitu saja. Victor menerima laporan dari Jack jika Juliiet menghindari reporter saat ditanya tentang hubungannya.

"Victor mengambil ponsel mahalnya untuk menghubungi seseorang.

"Jack, aku ingin kau memantau Juliet. Aku harap kau bisa menjaga dari kejauhan sana," katanya langsung mematikan teleponnya.

Entah apa yang dia lakukan hanya saja dia ingin Juliet aman di sana, selama dirinya jauh dari gadis itu.

Suara ketukan pintu terdengar membuatnya tersadar akan lamunannya. Sebelum dia mempersilahkan masuk, pintu terbuka begitu saja memperlihatkan Marc datang menghampirinya.

Victor dengan tatapan dingin dan wajah datar terus melirik ke arah Marc, seolah tatapannya mengartikan dia tidak suka akan kehadiran pria itu.

"Selamat siang, son." Marc duduk tepat di depannya menebar senyuman manis, tetapi Victor tidak menyukai senyuman itu. Bukan senyuman tulus, dia bisa melihat senyuman itulebih tertarik ke kanan menandakan dia sedang menyeringai bukan tersenyum.

"Apa yang kau mau Marc?" tanya Victor dengan serius.

Tidak bisa ditebak jika Victor memanggil Marc dengan sebutan naman bukan Daddy, bahkan untuk mengatakannya Victor tidak akan pernah ingin. Pria di depannya hanya sedang mempermainkan drama teater di depannya dan ibunya. Tunggu saja drama itu selesai maka watak asli sang tokoh akan terlihat seperti apa.

"Daddy—,"

"Jangan sebut dirimu seperti itu," kata Victor memotong ucapannya. "Kau tidak pantas mendapatkan gelar sehebat itu."

"Baiklah, aku di sini hanya ingin melihat kabarmu," katanya dengan senyuman manisnya. "Dan hubunganmu dengan Juliet Carmen."

Mendengar nama gadis itu keluar dari mulut Marc rasanya Victor ingin menjahit bibirnya. Tidak pantas bagi Marc untuk memanggil gadisnya. Victor berkata gadisnya? Anggap saja hanya lelucon lewat.

"Baik, sekarang kau bisa pergi," kata Victor bangkit dari kursinya berdiri di depan Marc, mempersilahkan pria tua itu pergi.

"Kau selalu sarkas kepadaku, kapan kau menerimaku," kata Marc dengan getir. Sungguh Victor tidak akan menerima atau mengasihani pria itu, dia bukan ayahnya. Wajahnya yang serupa namun bukan dengan kepribadiannya.

"Aku ingin bertemu dengan gadismu itu."

"Tidak, semuanya akan berakhir," kata Victor dengan cepat, Marc mendengarnya pun tidak setuju bahkan sedikit menggeram. Hubungan mereka sangatlah disuaki banyak pihak dan terkadang menguntungkan dirinya, mereka cocok sekali dan tidak ada alasan untuk berakhir.

"Kau tidak akan menyesal melepaskan dirinya?" tanya Marc serius. "Kau menyakitinya?" lanjutnya bertanya.

"Aku tidak menyakitinya, ini semua kesepakatan."

"Jangan macam-macam dengan gadis itu, Victor. Diamnya itu sangat berbahaya, kau hanya tidak tahu siapa yang berada dipihaknya," kata Marc dengan misterius, Victor mendengarkannya dengan diam.

Dia baru menyadari asal-usul gadis itu yang belum dia ketahui sama sekali. Di manakah dia tinggal dan berasal dari keluarga seperti apa. Namun, semuanya berubah, mereka akan berakhir untuk apa tahu tentang Juliet. Tidak ada gunanya.

Entangled with The Jerk [AXTON'S SERIES 3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang