05. Kisser

20.6K 1.3K 28
                                    

DON'T COPY MY STORY

****

"Lama sekali," kata Victor sudah berada di bandara, menunggu kedatangan Jack. Dia sengaja membawa Juliet pergi dari menuju Seattle, menggunakan jet pribadinya.

Ada satu acara yang membuat dirinya harus membawa Juliet, salah satunya adalah menjadikan Juliet pasangan sementara, dan menyingkirkan gosip jika dirinya penyuka sesama jenis.

Menjijikan sekali.

Beberapa kali dia menutup perusahaan surat kabar yang memberitakannya seperti itu, namun dari mereka masih membandel dan berita ini berhasil menyebar luas sampai luar negeri.

Bagus, akibat berita picisan yang tidak benar Victor harus menanggung malu, walau sebagian penggemar wanitanya menerima.

Jadi, Juliet hanya dijadikan sebuah alasan agar pemberitaan bohong itu digantikan dengan topik lain.

Sambungan earphone-nya telah terkoneksi dengan Jack.

'Kami sedang mengamankan wanita pemberontak ini Tuan, aggrhhh.'

Victor mengernyitkan kebingungan, saat Jack menggeram kesakitan.

'Hey! Aku ingin pulang, bilang pada Tuan aspalmu itu, aku sudah muak melihat wajah dinginnya.'

'Bisakah kau diam Nona, jangan cakar wajahku. Ini begitu menyakitkan.'

'Diam kau pendusta!'

"Menyusahkan," gumam Victor memutar bola matanya.

"Borgol saja, ini perintah."

Victor mematikan sambungannya, rasanya telinga ini panas akibat teriakan Juliet di seberang sana. Sampai beberapa menit kemudian mereka datang, dan Jack membawa Juliet dengan tangan terborgol.

 Sampai beberapa menit kemudian mereka datang, dan Jack membawa Juliet dengan tangan terborgol

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Matanya masih menghunus tajam ke arah Victor, dan rambut yang acak-acakan. Tidak jauh berbeda dengan Jack, wajahnya ada garis merah bekas cakaran begitu juga kehernya, bukan hanya mereka yang parah ada dua pengawalnya mengalami hal sama.

Wanita keras kepala.

"Bawa saja Jack, aku lelah menunggu." Jack mengedipkan matanya kepada Victor, mereka memang sangat akrab.

Tak heran Jack berani dengan Victor, karena pada dasarnya mereka berawal dari sahabat. Dan Victor memutuskan Jack menjadi tangan kanannya, sudah lama mereka bersama dalam artian berteman.

Bahkan Jack adalah saksi kehidupan Victor dari pahit manis sebuah hubungan dan permasalahan. Kedua sahabat dengan sifat yang sama; dingin.

"Kalian melakukan perdagangan manusia, akan dikenakan hukum. Aku tidak ingin dijual!" tekan Juliet masih menuduh mereka para pedagang manusia.

"Kau tidak akan dijual, Juliet. Kau akan meuju Seattle," katanya dengan tenang, menggiring Juliet duduk berhadapan dengan Victor menuju jet pribadi.

Entangled with The Jerk [AXTON'S SERIES 3]Where stories live. Discover now