13. Who?

13.6K 972 11
                                    

DON'T COPY MY STORY!!!

***

Paginya Juliet memutuskan untuk pergi menuju mansion keluarga besarnya. Sesampainya di sana Juliet langsung disambut dengan meriah, seluruh keluarganya merayakan hari kelulusannya dengan berpesta kecil-kecilan.

Juliet yang baru saja tiba di mansion langsung terpekik kaget akan kejutan ini, dia tidak menyangka semua orang datang berkumpul di kediaman Grandpa dan Grandmanya. Hari ini adalah tanggal merah, wajar mereka yang super sibuk berkumpul bersama.

"Selamat atas kelulusanmu, dear," kata Delora memeluk keponakan perempuan satu-satunya.

"Hebat sekali anakmu menjadi lulusan terbaik, tidak sepertimu," kata Darren dengan sarkastis ke arah Calvert yang selalu dicemooh kakak terbesarnya itu.

Juliet terkekeh melihat kedua pria paruh baya namun masih tetap tampan, selalu bertengkar menghangatkan suasana.

"Cucuku, Grandma sangat merindukanmu," kata Grandmanya yang langsung mendekap erat Juliet penuh kasih sayang.

"Kau tumbuh dewasa, selamat akan kelulusanmu."

"Terimakasih Grandma, jangan sakit-sakit cepatlah sembuh," kata Juliet tersenyum manis.

Hingga ayahnya, orang yang memeluknya terakhir, mendekap erat putri semata wayangnya penuh kasih sayang. Menyalurkan rasa rindu, Calvert tidak akan berhenti rindu dan mencintai gadis kecilnya.

"Selamat, Daddy sangat bangga kepadamu," kata Calvert kepada Juliet yang tersenyum tulus ke arah ayahnya. "Kau tumbuh dewasa terlalu cepat."

"Dan aku bangga menjadi anak Daddy," kata Juliet menenggelamkan wajahnya di dada bidang Calvert. Jika dilihat mereka seperti sepasang kekasih bukan ayah dan anak.

"Aku ingin sekali mempunyai anak perempuan," kata Darren berbisik kepada Arla. Disaat dirinya melihat keakraban Juliet dan adik sialannya.

"Ingat umurmu sudah tua."

"Mungkin sedikit—,"

"Aku tembak kepala kau," ancam Arla berbisik dengan manis. Istrinya masih saja menyeramkan.

Mereka merayakan hari kelulusan Juliet dan kebersamaan mereka. Dengan berpesta di halaman belakang, barbeque bersama, Juliet sangatlah senang dan tentunya bersyukur mempunyai keluarga hangat walaupun dia tidak pernah mengenal sosok ibu sejak kecil. Tapi dirinya tidak pernah kurang kasih sayang dan diberikan perhatian lebih, bukan hanya dari Daddynya saja melainkan seluruh keluarga.

Mungkin karena dia adalah turunan Axton kedua setelah Delora yang harus dijaga ketat seperti berlian mahal di dunia.

***

Victor memijat pangkal hidungnya saat dia telah selesai mengerjakan beberapa pekerjaan, lalu dia merapihkan berkas penting di meja kerjanya. Merelaksasikan pikirannya dengan meminum kopi hitam yang menyegarkan pikirannya.

Berjalan menuju etalase kaca besar di belakang meja besarnya, melihat keramaian orang-orang di bawah sana, sangat kecil seperti seekor semut yang mengerubuni satu tempat.

Pikirannya mulai tenang, sangatlah tenang. Beberapa hari dia sudah pulang ke kota New York, tentu saja pekerjaannya belum selesai sempurna. Hanya saja tangan kanan Victor yang menyelesaikan sisa pekerjaannya di Hongkong. Ada beberapa alasan dia kemari, pekerjaannya menumpuk di New York dan mungkin, gadis kecil itu. Juliet Carmen.

Beberapa bulan jauh dengannya membuat Victor sedikit tidak percaya kepada gadis itu. Benar saja, ditinggal ke Hongkong Victor diberitahu tangan kanannya tentang gosip murahan di sana, skandal kekasih pengusaha kaya. Untuk menghentikan itu semua hanya ada satu cara, dengan dia pulang kembali ke tanah kelahiran.

Entangled with The Jerk [AXTON'S SERIES 3]Where stories live. Discover now