Bagian 08

1.6K 234 16
                                    

Bagian 08 : Soft Touch

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Bagian 08 : Soft Touch









Sudah cukup lama Xiao Zhan pergi ke toilet, tapi laki-laki itu tak kunjung kembali. Hal tersebut membuat Wang Yibo bertanya-tanya melalui pikirannya, berbagai persepsi muncul di benak. Rasa tidak tenang tiba-tiba menyeruak di hatinya, tapi karena Tuan Wen masih ada di tempatnya, Wang Yibo tidak berani meninggalkan laki-laki paruh baya itu sendiri. Mereka masih berbincang-bincang kecil mengenai hal-hal yang tidak berkaitan dengan pekerjaan. Meskipun perasaannya menjadi tidak enak, Wang Yibo tetap berusaha menanggapi perkataan demi perkataan Tuan Wen.

Di bawah, tersembunyi oleh meja, kaki Wang Yibo tidak berhenti bergerak. Seolah memperjelas kegelisahannya. Dia tidak tahu mengapa hal itu bisa terjadi, Xiao Zhan bahkan bukan siapa-siapa selain dari karyawannya saja, tapi perasaannya seperti terkoneksi dengan laki-laki itu.

Sadar akan keresahan yang dialami laki-laki di hadapannya, Tuan Wen segera mengakhiri pembicaraan mereka. Berencana untuk pulang dan berpamitan, namun tint dia mengingat tentang Xiao Zhan. "Tuan Wang," panggilnya seraya menatap lekat pada laki-laki muda itu. "Di mana sekretarismu? Bukankah tadi dia bilang akan ke toilet sebentar, tapi mengapa sangat lama?"

Wang Yibo menampilkan senyum kecil, kemudian menjawab, "Mungkin dia sedang buang air kecil atau menerima telepon dadakan dan tidak bisa kembali segera."

Laki-laki paruh baya itu tampak manggut-manggut setuju. Tak lama kemudian, dia pamit undur diri terlebih dulu dan meninggalkan Wang Yibo seorang diri. Setelah kepergian Tuan Wen, Wang Yibo membawa dirinya menuju toilet. Dengan langkah cepat dia memasuki ruangan tersebut dan mencari keberadaan Xiao Zhan. Sosok laki-laki itu tidak terlihat di penjuru toilet, tapi Wang Yibo memiliki perasaan tidak senang dengan tempat tersebut. Langkahnya kembali bergerak dan memeriksa satu per satu bilik sampai di ujung.

Suara-suara kecil yang tidak jelas terdengar menyapa gendang telinganya. Membuat Wang Yibo merasakan penasaran yang besar. Langkahnya berhenti tepat di dekat bilik terakhir. Tubuh tegap terlihat mengungkung seseorang yang lebih kecil. Sejenak Wang Yibo memikirkan apa yang tengah orang-orang itu lakukan dan ketika sebuah pemikiran hinggap di benaknya, dia merutuki dirinya sendiri. Melayangkan umpatan dalam hati kepada dua orang tersebut. Wang Yibo memutuskan untuk pergi, namun sedikit pergerakan dari orang tersebut membuat siluet Xiao Zhan kentara. Wang Yibo semakin membelalak matanya ketika melihat terdapat serpihan kacamata di lantai. Tanpa pikir panjang, dia menarik ke luar orang tersebut dan mendorongnya ke dinding.

Sekilas Wang Yibo melihat penampilan acak-acakan dari Xiao Zhan. Tatapan matanya berubah datar dan menjadi dingin. Laki-laki yang lebih kecil itu terlihat menyedihkan dengan dasinya yang menyumpal mulut. Beberapa kancing kemeja atasnya terbuka dan mempertontonkan dada putih tersebut. Tangan yang terikat oleh ikat pinggangnya, juga celana yang sedikit melorot dengan resleting terbuka. Rambut berantakan menambah kesan menyedihkan bagi Wang Yibo, tapi tidak bisa dipungkiri jika hal tersebut membangkitkan sesuatu di dalam dirinya. Tatapan mata keduanya bertemu dengan arti yang berbeda. Bola mata Xiao Zhan memamerkan ketakutan, juga sesuatu yang tidak diketahui oleh Wang Yibo. Sesuatu seperti campur aduk dari berbagai perasaan yang terdapat pada laki-laki itu. Setitik air mata tampak mengalir dari mata kirinya, membuat Wang Yibo merasa heran.

The Cold Season ✓Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt