Bagian 12

1.4K 195 34
                                    

We Deal with It

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

We Deal with It

Dengan langkah yang sedikit tergesa-gesa Xiao Zhan menyusuri jalanan menuju kantin. Napasnya agak berat karena dia memburu waktu untuk makan siang dan bertemu Zhao Lusi. Sebenarnya dia kurang mengerti dengan hal yang membuat Wang Yibo kecewa, sehingga memberanikan diri untuk melayangkan beberapa pertanyaan, namun yang didapat bukanlah jawaban sesuai keinginannya. Laki-laki itu justru mengabaikan segala pertanyaan dengan mempertanyakan hal lain, mengenai kucingnya. Karena alasan itu pulalah Xiao Zhan begitu terburu-buru untuk pergi dari ruangan CEO.

Dari tempatnya duduk, Zhao Lusi ,mengangkat tangan dan membimbing Xiao Zhan untuk bergerak ke arahnya.mempersilakan laki-laki itu duduk di kursi depan yang sudah tersedia makanan kesukaannya. Xiao Zhan pun menampilkan senyum lembut dan berterima kasih, lalu mulai menyantap hidangan tersebut. Sementara Zhao Lusi yang sudah menyelesaikan acara makan-makannya hanya memperhatikan sesekali.

“Zhan, akhir-akhir ini senyummu terlihat lembut,” tutur Zhao Lusi. Menopang dagu dengan tangan kiri sambil terus memantau. Pengamatan Zhao Lusi tidak pernah salah jika mengenai seseorang yang cukup menarik minatnya. Pun demikian pada Xiao Zhan. Dia menyadari perubahan pada senyuman laki-laki itu, tidak seperti dulu yang tampak tersenyum formal seolah itu adalah kewajibannya sebagai manusia sosial.

Senyum Xiao Zhan yang sekarang terkesan lembut dan tulus, seperti itu adalah senyumannya dan tidak ada hal yang disembunyikan. Xiao Zhan seperti mempertontonkan kemenawanannya tanpa sadar. Zhao Lusi bahkan dibuat mati kutu acapkali senyuman itu dilayangkan padanya. Meski Zhao Lusi menyukai perubahan tersebut, tapi jauh di lubuk hatinya dia bertanya-tanya mengenai penyebab hal tersebut. Apa laki-laki itu memiliki kekasih?

Gerakan tangan Xiao Zhan berhenti sejenak, melayang di atas piring. Dia menatap bingung pada Zhao Lusi, mempertanyakan maksud ucapan gadis itu barusan. Karena dia sendiri tidak merasakan perubahan apa-apa. Baginya semua yang dia lakukan sama seperti hari-hari biasa pun segala hal yang ada di sekitarnya tidak memiliki perubahan yang signifikan.

Xiao Zhan menggelengkan kepala. “Aku itu seperti biasanya.” Tangannya kembali menyuapkan makanan ke dalam mulut dan mengunyah lebih cepat, berniat menghabiskan makanannya sesegera mungkin. Masih ada hal penting yang harus dilakukan setelah ini.

Bola mata Zhao Lusi bergerak ke atas, dahinya ikut mengkerut. Memikirkan perkataan Xiao Zhan seraya membuat bayangan samar tentang perubahan senyum sahabatnya. Bibirnya bergerak, berkata, “Mungkin hanya perasaanku saja, tapi senyummu yang seperti apa pun terlihat lembut.” Kekehan ringan ikut menyambangi kalimatnya. Dia tidak bohong mengenai hal itu. Senyum Xiao Zhan adalah salah satu senyum terbaik yang pernah ditemukan di muka bumi, tentu karena Zhao Lusi tidak pernah berkeliling dunia dan menyapa semua manusia yang tinggal di bumi ini.

The Cold Season ✓Where stories live. Discover now