Bagian 54

801 138 7
                                    


BAGIAN 54 Something Knew

Malam itu, Xiao Zhan bermimpi, mimpi yang telah lama diinginkan oleh dirinya dalam kehidupan nyata dan tanpa sadar dikendalikan oleh alam bawah sadar. Dalam mimpi itu ia mendengar Wang Yibo mengucapkan sebuah janji padanya bahwa laki-laki itu tidak akan meninggalkannya sendirian, tidak akan membiarkan kesepian memenuhi ruang kosong di hati.

Sudah sejak lama, bahkan jauh sebelum mengenal Wang Yibo, Xiao Zhan sangat mendambakan janji seperti itu. Karena telah lama hidup dalam kesendirian, ia berharap bahwa suatu hari, akan ada satu sosok yang mengucapkan hal itu padanya. Dan dia memiliki kesempatan untuk mendengar seseorang mengatakan kalimat tersebut, meskipun di dalam mimpi.

Terlampau senang, tanpa sadar mata kanannya menjatuhkan satu tetes air mata. Hangat melintasi sisi wajahnya, bulu bergetar ringan dengan sudut berair. Segera sapuan lembut mengusap wajah, memotong aliran air mata. Xiao Zhan sedikit membuka mata dan berkedip dua kali sebelum kembali terpejam. Dalam kedipan ringan itu, ia melihat wajah yang tidak lagi asing. Berpikir bahwa itu mimpi singkat yang menyenangkan, bibir menyunggingkan senyum tipis dan tubuh bergerak mendekati sosok yang juga berbaring di samping. Menenggelamkan wajah di dada pihak lain.

Aroma akrab menelusup indera penciuman, memberi jejak ketenangan psikologi. Aroma orang ini mungkin akan menjadi candunya di masa depan.

Ketika pagi menyingsing, hal pertama yang dilihat Xiao Zhan adalah sisi wajah tampan Wang Yibo. Garis-garis wajah tegas dan sangat proporsional, menimbulkan rasa iri bagi orang-orang yang mengidamkan wajah maskulin. Namun, dalam keadaan terlelap, sisi itu tampak lembut dan enak dipandang, meskipun dilihat dalam keremangan.

Matahari sudah lama bangun, sinarnya menyelinap melalui pori-pori tirai jendela berwarna gelap sehingga tidak menimbulkan cahaya yang terlalu keras, yang mampu membangunkan orang tidur.

Xiao Zhan menguap kecil nyaris tidak terdengar, mengedarkan pandangan ke sekeliling sebelum terpaku pada satu titik dengan tatapan mata penuh cinta. Alih-alih menjauhkan diri, ia malah mendekatkan diri untuk semakin menempel pada Wang Yibo, lalu mencuri satu kecupan selamat pagi di pipi laki-laki itu.

Dalam kubangan rasa senang, bibirnya menyunggingkan senyum cerah.

Puas dengan kenakalan di pagi hari, ia beranjak dari tempat tidur dan memasuki kamar mandi. Kepalanya masih agak sakit, berdenyut nyeri di sepanjang sisi kanan hingga kiri. Itu wajar bagi seseorang yang sudah minum cukup banyak anggur. Xiao Zhan samar-samar mengingat kejadian saat ia tidak sadarkan diri, tetapi ia sangat tahu bahwa semalam ia telah mabuk.

Tidak ada kebingungan ketika bangun sudah ada di dalam kamar sendiri dan sosok di sampingnya mengindikasikan fakta bahwa ia telah merepotkan orang lain. Tidak masalah, Xiao Zhan akan membuatkan semangkuk bubur sebagai ucapan terima kasih. Memang bukan sesuatu yang istimewa, bahkan pedagang kaki lima di pinggir jalan pun bisa membuatnya, tetapi bukan saat tepat untuk memberi sesuatu yang rumit. Masih ada waktu di siang hari, mereka bisa ke luar dan mampir makan siang di restoran bagus atau Xiao Zhan akan memasakkan makanan favorit Wang Yibo.

Jika dipikir-pikir, mereka sudah hidup bersama lebih dari setengah tahun, tetapi tidak terlalu memahami satu sama lain. Xiao Zhan mengetahui beberapa makanan yang suka dimakan Wang Yibo, hanya sekadar suka tanpa benar-benar tahu seberapa besar kesukaannya. Pun sebaliknya.

Lagi pula, selama ini interaksi mereka terbatas pada kata ‘tidak melibatkan perasaan’. Sedangkan, semakin banyak hal yang kita ketahui tentang seseorang, semakin besar perasaan yang terlibat.

Ketika Xiao Zhan selesai memasak bubur, orang yang terbaring di atas tempat tidur masih memejamkan mata, dengan nyaman menenggelamkan diri di dalam selimut. Tidak ada yang bisa dilakukan Xiao Zhan, tidak mungkin baginya untuk membangunkan pun tidak ada niat untu itu. Satu-satunya kegiatan yang ingin dilakukan hanya duduk di kursi kerja dengan sebuah buku di tangan.

The Cold Season ✓Where stories live. Discover now