Bagian 06

1.7K 245 13
                                    

Bagian 06 : Fallen Flower

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian 06 : Fallen Flower












Lagi-lagi Xiao Zhan terbangun di tengah malam ketika rasa dingin mulai menusuk belulangnya. Pandangannya melihat pada jendela yang terbuka lebar. Angin malam dengan seenaknya memainkan gorden tipis yang menggantung. Di bawah terpaan rembulan setengah itu, Xiao Zhan Meringkuk dalam baringannya dia atas ranjang. Terlalu lemas baginya untuk bergerak dan menutup jendela apartemen tersebut. Namun, angin yang semakin berembus kasar selalu berhasil membuatnya beku. Dorongan hatinya memaksa untuk bergerak dan menutup jendela tersebut. Xiao Zhan menarik tepian kayu pada jendela dan sedikit menyembuhkan kepala. Netranya tidak sengaja melihat ke arah bawah. Di depan bangunan sebuah petshop, seseorang memperhatikannya. Xiao Zhan menyadari hal itu dan menajamkan penglihatan, tapi orang itu segera berbalik dan pergi.

Sudah dua malam ini, sejak dia sakit dan libur bekerja, Xiao Zhan selalu melihat figur yang sama, di tempat yang sama. Rasa curiga mulai tumbuh di hatinya, tapi dibuangnya jauh-jauh. Segera Xiao Zhan menutup jendela beserta tirainya. Kembali berbaring di atas ranjangnya, meskipun di sisa malam itu dia tetap terjaga hingga menjelang pukul lima pagi. Pikirannya masih dipenuhi oleh hal yang sama, Zhang Yixing dan segala perlakuannya. Xiao Zhan akui dia terbuai kebaikan laki-laki itu, tapi dia tidak pernah menyangka akan ada akhir yang seperti ini. Dengan perlakuan hangat itu, sangat pasti bagi Xiao Zhan untuk jatuh ke dalam jurang yang diciptakan Zhang Yixing.

"Ternyata benar, hal bodoh yang disebut cinta itu hanya kebodohan." Kalimat itu mengawali pejaman matanya, dia kembali tertidur dalam pelukan selimut.

Ketika sesuatu menggesek-gesek wajahnya, Xiao Zhan membuka mata untuk melihat kucing gendutnya. Lie, terlihat sangat manja dan sesekali mengeong. Xiao Zhan melirik jam di atas nakas, menemukan jika jarum jam sudah bertengger di angka tujuh. Tangannya kemudian beralih mengelus bulu-bulu putih Lie yang lembut.

"Apa kamu lapar?" tanyanya seraya bangkit dari baringan. "Aku akan memberimu makanan."

Xiao Zhan merasa jika tubuhnya sudah membaik dan dia bisa kembali bekerja, tapi Zhao Lusibilang dia sudah diliburkan selama tiga hari. Jadi, Xiao Zhan memanfaatkan kesempatan ini untuk berbelanja, membeli beberapa keperluannya. Setelah membereskan tempat tidur, Xiao Zhan membawa dirinya menuju dapur. Mengeluarkan sebungkus makanan kucing dan mengisi tempat makan Lie hingga penuh. Dia memakan sebuah roti, lalu bergegas siap-siap untuk pergi menuju supermarket terdekat.

Langkah kakinya pelan menyusuri trotoar jalanan, selain karena tubuhnya memang masih sedikit lemas juga karena dia ingin menikmati pemandangan pagi. Sudah lama sejak terakhir kali dia bisa berjalan santai seperti hari ini, memperhatikan bangunan-bangunan yang tidak pernah benar-benar berubah. Dulu ketika kuliah, Xiao Zhan sangat menyukai kegiatan ini, berjalan lambat untuk menghindari datang terlalu cepat. Dia memiliki sedikit kenangan buruk tentang masa kuliahnya. Beberapa mahasiswa sangat suka menggodanya, hanya karena dia menggunakan kacamata bulat yang besar dan begitu pendiam. Xiao Zhan rasa memang begitulah dunia berputar, selalu ada yang tertindas dan menindas. Sehingga dia tidak mempermasalahkannya, meskipun hal itu menambah dampak buruk baginya. Namun, Xiao Zhan sudah melupakannya.

The Cold Season ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang