Bagian 34

933 144 9
                                    

BAGIAN 34 The Troublemaker

Apa yang dikatakan Wang Yibo memang benar, Wu Yifan tidak serius dengan ucapannya. Selama beberapa hari orang itu tak menunjukkan diri di kantor, memberitahu keberadaannya saja tidak. Hal itu membuat Xiao Zhan sedikit merasa lega karena dia tahu jika Wang Yibo tidak menyukai laki-laki itu.

Hari ini, ketika makan siang, entah kerasukan apa, Wang Yibo tiba-tiba ingin makan di kafetaria. Jeffrey yang sudah lama bekerja sebagai asisten sekaligus sekretarisnya saja merasa heran sekaligus takjub. Pasalnya, sejak pengangkatan Wang Yibo sebagai CEO, ia tak pernah mau makan selain di ruangannya atau di luar gedung perusahaan.

Kehadiran Wang Yibo di kafetaria bersama Xiao Zhan mengundang banyak tanya dalam kepala setiap orang yang melihat. Beberapa kelompok pegawai bahkan menyangkutpautkan kejadian itu dengan orientasi seksual Xiao Zhan, tetapi yang menjadi sorotan utama bukan perihal itu.

Xiao Zhan yang menanggalkan kacamatanya, memperlihatkan mata yang indah, dan wajah berkali lipat lebih enak dipandang. Sebelumnya, ia menggunakan kacamata bulat besar yang menyembunyikan hampir setengah wajah ditambah poni menjuntai menutupi jidat. Jika dilihat dalam keadaan seperti ini, Xiao Zhan benar-benar terlihat berbeda bahkan ada beberapa yang tidak mengenalinya.

Meskipun banyak tatapan mata yang tertuju padanya, Xiao Zhan tetap merasa tenang. Ingatan buruk ketika duduk di bangku universitas tidak lagi membayangi ketika ia ditatap oleh beragam pasang mata. Mungkin karena ada Wang Yibo bersamanya, tanpa sadar ia merasa aman atau karena sebenarnya trauma itu mulai menghilang.

Mereka duduk di kursi pojok, tempat di mana sangat jarang diisi. Wang Yibo tidak terlalu mengerti sistem makan di kafetaria sehingga ia hanya duduk menunggu sementara Xiao Zhan mengambil nampan berisi makanan untuknya. Meletakkan di atas meja dan hendak pergi lagi untuk mengambil miliknya.

Setiap gerakan itu diperhatikan oleh Wang Yibo, jadi meskipun makanannya telah tersedia, ia menunggu Xiao Zhan. Tak sedikit orang yang mendekati laki-laki itu, menggoda, dan mengatakan sesuatu yang tidak diketahui oleh Wang Yibo. Terkadang ada rasa penasaran, tetapi tidak ingin mengacau.

Dari tempat duduk, Wang Yibo melihat ada dua orang laki-laki yang berbicara di sisi Xiao Zhan. Mengatakan beberapa patah kata sebelum tertawa, reaksi Xiao Zhan tampak tidak nyaman.

Tak lama setelah itu Xiao Zhan kembali dan duduk di hadapan Wang Yibo dan melihat makanan utuh di atas meja. Meski bukan pertama kali diperlakukan seperti ini, tetap saja membuat perasaan hangat juga sedikit tidak enak hati.

“Sir, Anda seharusnya tidak menunggu saya,” ucapnya agak malu. Ia juga mengubah gaya bicara menjadi formal kembali ketika berada di kantor.

Wang Yibo tidak menanggapi, memakan makanannya, dan bertanya, “Apa yang mereka katakan?”

“Bukan apa-apa.” Xiao Zhan tahu apa yang dimaksud. Dia menyadarinya ketika membalikkan tubuh dan melihat tatapan tajam Wang Yibo pada dua laki-laki yang berbicara padanya ketika di konter.

Ekspresi Wang Yibo mungkin tidak berfluktuasi, tetapi di hatinya ia tak menerima jawaban begitu saja. Ketika ingin memperpanjang permsalahan tiba-tiba saja sebuah nampan mendarat di atas meja mereka. Agak mengejutkan membuat dua orang itu mengalihkan atensi secara bersamaan dan mendapati sosok tak asing.

Wu Yifan mungkin satu-satunya orang yang begitu berani mengacaukan meja makan CEO. Senyum di wajahnya tampak menjengkelkan, duduk di samping Xiao Zhan dan menepuk pundaknya, ia berucap, “Izinkan aku bergabung.”

“Halo, Tuan Wang.” Menghadap wajah dingin Wang Yibo.

Kejadian itu membuat nafsu makan Wang Yibo hilang, tetapi tetap melanjutkan makan karena kebiasaannya menuntaskan suatu pekerjaan. Meski tetap tenang, ritme makannya semakin cepat. Hanya dalam dua menit makanan habis di piring.

The Cold Season ✓Where stories live. Discover now