Bagian 10 (ii)

1.7K 205 24
                                    

Can't Get Enough

Buruk.

Xiao Zhan sedang mimpi buruk. Rasa menggigil dari cangkang yang dingin seakan menyentuh kulitnya. Seluruh tubuh yang terasa sakit dan berat membuatnya kian menderita. Kelopak mata bahkan seperti lengket oleh perekat yang sangat kuat, tapi tidak bisa dia terus berlama-lama dalam mimpi yang mungkin akan meninggalkan bekas luka baru di sudut hati. Dengan paksa dia harus terjaga. Mencari tahu tentang keadaannya sendiri. Tidak ada seorang pun yang bisa diandalkan, sama seperti hari-hari sebelumnya.

Mendapati diri berada dalam ruangan asing, spontan membuat Xiao Zhan menjengit. Rasa sakit mendera pundak hingga pinggulnya. Kepala pening juga pandangan berkunang-kunang menyambut pagi yang tampak cerah, cahaya matahari merembes masuk dari pori-pori tirai jendela kaca. Setelah menetralkan segala macam keanehan pada bagian tubuhnya, Xiao Zhan mulai menebak-nebak tempat tersebut.

Sebuah kamar hotel.

Tidak ingat sama sekali kapan dia datang ke sini, bukan berarti dia melupakan malam panasnya dengan sang CEO. Dalam hati kecilnya, Xiao Zhan merasa sedih karena alasan tidak jelas. Namun akalnya memaksa untuk acuh dengan segala kekecewaan karena kembali sendiri usai bercinta. Selalu mengingatkan tentang dirinya yang bukanlah seorang penting.

Xiao Zhan membawa dirinya beranjak dari tempat tidur. Pakaian yang dikenakan masih utuh, hanya saja kaos sobek yang kemarin melekat di tubuhnya sudah berubah menjadi kemeja milik Wang Yibo, yang kemarin dikenakan laki-laki itu di balik jaketnya. Susah payah dia menopang berat tubuhnya yang seperti bertambah berton-ton dalam semalam.

Sebuah kertas di atas nakas, samping tempat tidur, mencuri perhatiannya. Tangan yang terasa akan remuk itu dipaksa meraih lembar kertas tersebut. Dalam hati dia membaca kata demi kata yang tertera.

'Pulanglah, tidak perlu masuk kantor untuk hari ini. Surat perjanjian semalam aku yang memegangnya.'

Kerutan di wajah Xiao Zhan tampak jelas karena tekukan di kedua alisnya. Pikirannya kembali menerawang pada kejadian malam itu dan kemudian dia mengingat seutuhnya. Tentang permainan mereka, juga perjanjian yang tercipta sesaat sebelumnya. Xiao Zhan tidak mengetahui isi dari perjanjian tersebut, karena malam itu dia menandatanganinya tanpa membaca terlebih dahulu. Ada rasa resah yang mulai bersarang di hatinya mengenai hal tersebut, tapi mengingat bagiamana Wang Yibo yang selalu menjadi penolongnya, entah mengapa perasaan itu berangsur-angsur hilang.

Kepercayaan kepada Wang Yibo mulai ditanamkan di hatinya. Tanpa sadar dan tanpa dasar. Mungkin karena Xiao Zhan tidak memiliki perasaan khusus pada laki-laki itu, sehingga dia merasa bebas untuk menyerahkan diri terjerat sebuah perjanjian. Lagipula yang dicari Xiao Zhan bukanlah kesenangan, cinta, atau hal-hal semacam itu. Dia hanya membutuhkan seorang tutor yang mampu mengajarkannya menjadi lebih kuat. Memberikan apa yang selama ini berusaha dicapai sendirian.

Wang Yibo satu-satunya orang asing yang mengetahui kegelapan dalam diri Xiao Zhan. Rahasia yang selama ini disimpannya dengan apik, terkuak begitu saja d depan mata laki-laki itu. Sehingga membuatnya tanpa alasan menjadi seseorang yang cukup berpengaruh dalam hidup Xiao Zhan.

Usai memikirkan tentang kemungkinan dari isi perjanjian yang ditandatangani, Xiao Zhan memutuskan untuk pergi dari hotel itu. Memesan taksi online dan memutuskan untuk beristirahat di apartemennya. Sesampainya di apartemen, segera saja dia mengisi baterai ponsel yang mungkin sejak malam sudah habis.  Sambil menunggu baterai ponsel itu terisi penuh, dia memutuskan untuk membersihkan diri.

The Cold Season ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang