Bagian 23

1K 168 12
                                    

BAGIAN 23 Everything Is Oke

Setelah beberapa kalimat nasihat, Wang Yibo mengizinkan mereka untuk keluar, dan melakukan apa saja yang telah diperintahkan.

Tak lama kemudian, postingan dihapus satu per satu sampai bersih. Lalu sebuah notifikasi postingan baru masuk ke dalam ponsel setiap karyawan. Kali ini hanya beberapa kalimat yang mengucapkan permohonan maaf.

{Semua itu adalah privasi orang lain, tidak penting nyata atau tidaknya. Saya telah menyinggung orang tersebut dan membuat kerusuhan dalam lingkaran karyawan perusahaan. Maafkan kecerobohan  saya.}

Kolom komentar dimatikan dan sejak saat itu akun secara resmi tidak pernah dipakai lagi. Memaksa orang-orang untuk melupakan hal tersebut, juga karena penjelasan yang diterima dari pemimpin divisi masing-masing. Semakin banyak orang yang mulai menghargai privasi satu sama lain, meski tidak benar-benar menghilangkan para fanatik yang membenci seseorang seperti Xiao Zhan.

Lima belas menit sebelum jam makan siang, Xiao zhan mendapatkan perintah dari Wang Yibo agar mengambil makanannya di kafetaria perusahaan. Memesan secara langsung pada bibi penjaga. Wang Yibo tidak berencana makan di luar ruangan karena begitu banyak pekerjaan yang menanti sedang waktunya terkuras dalam menyelesaikan masalah sepele.

Xiao Zhan menyetujui dan berjalan menuju kafetaria, orang-orang masih memberikan tatapan tidak nyaman ketika dia lewat, tetapi tidak menyudutkan seperti sebelumnya. Bahkan ada juga yang mulai menghargainya karena jabatan yang cukup dipandang bagus.

Karena belum waktunya istirahat makan siang, suasana masih sepi. Hampir semua karyawan sibuk dengan pekerjaan. Xiao Zhan menghampiri konter dan tersenyum tipis. “Bibi, aku datang mengambil makan siang CEO,” katanya ringan.

Bini penjaga konter menatap lamat-lamat seolah menyelidik. “Apa kamu asisten baru Presiden Wang?”

Xiao Zhan mengangguk.

“Ah, akan disiapkan sesegera mungkin.” Setelah mengatakannya, dia berbalik pada seorang pekerja dan meminta makanan sesuai pesanan biasa yang dimakan CEO. Melihat Xiao Zhan yang tidak beranjak, bibi penjaga konter mulai berbicara.

“Bibi harap kamu akan bertahan lama menjadi asisten CEO. Karena kebanyakan mantan asisten hanya bertahan dua sampai tiga bulan.” Dia mengembuskan napas panjang.

Tidak terlalu mengerti juga tidak tertarik dengan perbincangan bibi penjaga konter, Xiao Zhan hanya mengangguk ringan. Lalu berjalan menuju salah satu meja sambil menunggu pesanan datang, mengetuk meja dengan bosan, dan pandangan kosong. Pikirannya melayang ke mana-mana.

Sekitar satu sampai dua menit, sosok familier duduk di seberangnya, menumpu dagu di tangan. “Zhan Zhan,” panggilnya.

Xiao Zhan terkesiap, mata membelalak, dan tubuh menegang. Mengalihkan pandangan, mendapati Zhao Lusi yang duduk di hadapannya dengan senyum konyol.

“Selamat,” ucap gadis itu. Terdengar tulus dan lega. Semua kekhawatiran yang dirasakan dalam beberapa hari terakhir menguap dengan cepat setelah mendapatkan kabar gembira. Mengetahui jika sahabatnya telah diangkat menjadi asisten pribadi CEO, juga rumor diselesaikan.

Orang-orang tidak lagi menjelekkan Xiao Zhan secara membabi buta mengenai penyimpangan seksualnya. Zhao Lusi tentu merasa senang. Dia berencana mentraktir Xiao Zhan makan siang, memesan makanan kesukaan sahabatnya, dan secara tidak sengaja melihat sosok itu tengah melamun di kafetaria.

Menanggapi ucapan Zhao Lusi, Xiao Zhan tersenyum lembut. Perlahan hatinya menjadi semakin tenang. “Terima kasih.”

“Aku akan mentraktirmu.” Zhao Lusi bersemangat.

The Cold Season ✓Where stories live. Discover now