Bagian 09

1.6K 221 11
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.


Hari demi hari berlalu dengan cepat. Waktu bergulir seakan memburu, berlari maraton dengan rutinitas manusia. Kendati demikian, waktu tidak benar-benar mampu memulihkan keadaan yang memburuk. Setiap detik yang termakan itu sungguh tidak bisa dijadikan obat. Rasa sakit dan takut tetaplah lebih dominan.

Sudah tujuh hari berlalu sejak kejadian di restoran itu, tapi Xiao Zhan sama sekali tidak merasa tenang. Semakin dia berusaha keras untuk melupakan hal itu, semakin tinggi pula rasa was-wasnya. Bahkan terkadang perasaan itu bisa berubah menjadi ketakutan besar yang tidak bisa dikendalikan olehnya.

Pagi ini juga sama, laki-laki itu terbangun dengan keringat yang membanjiri kening dan tubuhnya. Napas memburu seperti habis mengikuti lomba lari tingkat nasional. Tatapan matanya hampa, mengedarkan pandangan ke segala penjuru kamar kecilnya. Ketika menyadari bahwa dia di tempat yang cukup aman, Xiao Zhan mulai mengatur napas. Tangannya mencengkeram erat ujung selimut dan mengangkatnya ke atas hingga menutupi wajah dan seluruh tubuhnya. Meringkuk seperti bayi di dalam gulungan selimut. Pikirannya kembali kosong.

Xiao Zhan gelagapan sendiri, bingung akan melakukan kegiatan apa di hari libur. Jika biasanya dia akan tenggelam dalam pekerjaan di kantor untuk mengalihkan kekhawatirannya. Lalu, apa yang harus dilakukan di saat seperti ini?

Suatu pergerakan terasa merambah tangannya dari balik selimut. Keterkejutan tidak bisa dihindari, detak jantungnya berpacu cepat. Xiao Zhan menurunkan sedikit selimutnya dan mengintip dari balik celah yang kecil. Seekor kucing terlihat mencari tempat yang nyaman untuk kembali berbaring di sisinya. Untung saja tadi Xiao Zhan tidak membuat gerakan untuk menyingkirkan benda itu. Tangannya terulur untuk mengambil Lie ke dalam pelukan dan menenggelamkan tubuh mereka. Sesekali Xiao Zhan mengusap pucuk hidungnya pada wajah berbulu Lie.

Tanpa terasa jarum jam sudah berada di angka sepuluh dan Xiao Zhan baru beranjak dari tempat tidur. Melakukan sedikit peregangan sebelum masuk ke kamar mandi. Mematut wajah di depan cermin, lalu membasuhnya dengan pelan. Dia pun kembali ke kamar dan membersihkannya. Meletakkan setiap benda pada tempatnya hingga kamar itu kembali seperti biasanya, rapi dan menjadi nyaman untuk ditinggali selama berjam-jam. Ketika Xiao Zhan berpuas diri karena pekerjaannya membersihkan kamar telah selesai dilakukan. Ponselnya berdering dari atas nakas sisi ranjang. Di atas layar ponsel itu nama Zhao Lusi tertera sebagai menelepon. Perlahan Xiao Zhan mengangkat panggilan tersebut.

"Halo, Lusi! Ada apa?" tanyanya tanpa basa-basi.

Gadis di seberang sana pun menjawab dengan antusias tinggi, "Hai, Zhan Zhan! Ayo, kita jalan-jalan! Ini hari libur, jangan mengurung diri terus, oke. Aku akan ke apartemenmu setengah jam lagi, siap-siap, ya." Gadis itu memutuskan sepihak panggilan tersebut, tanpa memberi kesempatan bagi Xiao Zhan untuk menjawab ajakan tersebut. Dengan langkah malas Xiao Zhan kembali ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap-siap sesuai perkataan Zhao Lusi.

The Cold Season ✓Where stories live. Discover now