Bagian 05

1.7K 235 29
                                    

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.


"Yixing Ge, sepertinya aku menyukaimu."

Tidak ada hal yang lebih ditakuti oleh Zhang Yixing selain dari Xiao Zhan mengatakan kalimat itu. Selama ini dia selalu berusaha untuk menutupi perasaannya pada laki-laki itu, menyembunyikan betapa dia tertarik dan ingin menjadi seseorang yang bisa membahagiakannya. Sayangnya, hal itu tidak bisa berjalan dengan mulus. Sejak awal Zhang Yixing sudah tahu jika perasaannya adalah kesalahan. Dia tidak bisa untuk mencintai orang lain.

Zhang Yixing sangat takut jika setelah pernyataan Xiao Zhan barusan, dia tidak bisa menahan buncahan perasaannya. Sehingga dia memutuskan untuk mengajak Xiao Zhan berkumpul kembali dengan teman-teman mereka dan tidak menanggapi sedikit pun kalimat laki-laki itu.

Mereka duduk bersebelahan, karena tempat yang sebelumnya sudah dipakai oleh karyawan lainnya yang asyik berbincang satu sama lain. Beberapa saat suasana canggung melingkupi mereka berdua, hingga dering telepon Zhang Yixing mengalihkan perhatian Xiao Zhan. Laki-laki itu kemudian pamit ke luar untuk mengangkat panggilan tersebut. Ekor mata Xiao Zhan terus mengikuti gerak-gerik Zhang Yixing. Perasaannya menjadi tidak karuan, antara menyesal dan lega kini seperti menyatu.

Rasa sedih mulai menyeruak di hatinya ketika mendapati reaksi seniornya yang terdiam, tidak menanggapi apa pun mengenai pernyataannya. Raut wajah Xiao Zhan sudah sangat memperlihatkan bahwa suasana hatinya sedang buruk.

"Zhan, ada apa?" Zhao Lusi menghampiri Xiao Zhan yang masih setia menatap sendu pada sosok di luar.

Meskipun Zhao Lusi memiliki sifat menyebalkan, tapi gadis itu cukup peka dan punya kepedulian tinggi terhadap orang-orang dekatnya. Dia memperhatikan wajah Xiao Zhan dan kembali berkata dengan pertanyaan, "Apa kamu benar-benar menyukai Sir Yixing?"

Xiao Zhan mengangguk kecil dan memalingkan wajah pada Zhao Lusi.

"Lalu, kamu sudah menyatakannya?" Itu hanya tebakannya saja, tapi di luar dugaannya. Xiao Zhan mengangguk. "Ya. Dia tidak menjawab apa pun."

Zhao Lusi hanya mampu memberikan tepukan kecil pada pundak sahabatnya itu. Menyalurkan sedikit-banyak semangat. "Tidak apa. Semua butuh waktu dan kalau nanti dia menolakmu, masih ada aku." Senyumannya terlihat tulus dan itu menenangkan hati Xiao Zhan. "Kita bisa menjomlo bareng dan membahas tentang novel boys love favoritku," lanjut gadis itu antusias. Tawa ringannya mengalun merdu memenuhi telinga Xiao Zhan.

Tak lama kemudian Zhang Yixing kembali dari luar. Namun, dengan segera dia menyambar jaketnya di kursi dan berpamitan pada semua orang. Katanya dia memiliki masalah yang harus segera diselesaikan. Sebelum benar-benar pergi, Zhang Yixing menyempatkan diri untuk mendekati Xiao Zhan dan tersenyum kecil pada laki-laki itu. "Zhan, maaf aku tidak bisa mengantarmu pulang." Ada nada bersalah terdengar pada suaranya. Tentu saja, Zhang Yixing merasa sangat menyesal karena tidak bisa mengantar Xiao Zhan, padahal dia sangat ingin melakukannya.

The Cold Season ✓Où les histoires vivent. Découvrez maintenant