Bagian 48

849 143 14
                                    

BAGIAN 48 Winter Vacation

Meskipun Jeffrey mengetahui tentang kedekatan Wang Yibo dan Xiao Zhan, juga merasa sedikit khawatir, tetapi sampai beberapa hari ke depan ia tak menunjukkan sikap yang berbeda. Masih seperti biasa, hanya lebih mencurahkan perhatian untuk dua orang itu. Lagi pula, tidak ada hal-hal negatif terjadi. Biarkan mereka menjalaninya dengan damai untuk saat ini.

Di masa depan, belum tentu masih akan memiliki hubungan yang intim. Zhang Yixing pun belum tentu akan kembali, seandainya kembali tidak ada jaminan ia masih sama. Sifat manusia tidak stabil, mereka dinamis, mudah berubah-ubah dan tanpa kepastian.

Sampai pada liburan musim dingin, di hari terakhir kerja, Wang Yibo mengajak Xiao Zhan makan  hotpot panas. Tidak ada yang spesial hanya karena cuaca sangat dingin dan hotpot adalah jenis makanan yang cocok di musim seperti ini. Mereka memesan ruang pribadi di salah satu restoran terbaik. Karena Wang Yibo yang mengajak, ia juga yang menentukan tempat, dan yang terbaik selalu menjadi prioritasnya.

Restoran itu berada jauh dari tempat tinggal mereka, tempatnya dekat dengan apartemen lama Xiao Zhan. Meski begitu, ia tidak pernah mengunjungi tempat ini. Setelah memesan, pegawai restoran meninggalkan mereka untuk beberapa saat.

Wang Yibo tampak fokus melihat ponselnya, tidak terlalu peduli pada Xiao Zhan yang terlihat bosan mengetuk-ngetuk permukaan meja, tatapan mata menembus ke luar kaca. Ruang pribadi terletak di lantai dua, jadi pemandangan di luar tampak lebih kecil, tetapi cakupannya luas.

Setelah beberapa lama, ponsel diletakkan ke dalam saku, menatap lurus ke arah Xiao Zhan. Bibirnya bergetar dan ia bertanya, “Liburan ini, ke mana kamu akan pergi?”

Pemandangan di luar memang enak dilihat, tetapi suara wang Yibo jauh lebih menyenangkan untuk didengar, mampu mengalihkan fokus Xiao Zhan hanya dalam satu detik. Menoleh ke depan, ia melihat Wang Yibo yang bersandar pada kursi, meski santai tetap berkesan serius.

Tidak banyak yang dipikirkan Xiao Zhan tentang liburan, apalagi di musim dingin kulitnya agak tipis, mudah terserang alergi. Namun, untuk menjawab pertanyaan Wang Yibo, ia memiliki beberapa pertimbangan, ada keragu-raguan, juga khawatir terhadap maksud dari pertanyaan itu.

Pada akhirnya ia menjawab sesuai dengan dirinya di tahun-tahun sebelum. “Tidak ada yang berbeda dengan hari biasa, aku akan tetap di rumah.” Suaranya tenang seolah tidak peduli pada apa pun, tetapi hati berfluktuasi. Mengharapkan sesuatu yang berbeda akan terjadi di liburan tahun ini.

“Bagaimana denganmu, Ge ... kamu akan kembali?”

‘Kembali’ yang dimaksud Xiao Zhan tentu saja mengacu pada tempat tinggal Wang Yibo di luar kota bersama kekasihnya.

Wang Yibo mengangguk ringan.

Jika, dipikir lagi, hal ini merupakan kebiasaan yang terjadi di setiap liburan di antara sepasang kekasih yang menjalani hubungan jarak jauh. Sehingga Xiao Zhan tidak terlalu terkejut. Walau ia memiliki keinginan lain, keinginan menghabiskan hari libur bersama Wang Yibo, melakukan hal-hal yang belum pernah dilakukan seperti pergi ke pemandian air panas.

Namun, ia cukup sadar diri. Untungnya, tak lama setelah itu pelayan tadi datang dengan berbagai pesanan mereka. Adegan itu mampu menutupi perubahan ekspresi di wajah Xiao Zhan. Perasaan yang sebenarnya, terefleksi di wajah, tidak terlihat jelas oleh Wang Yibo.

Xiao Zhan memandangi setiap makanan mentah yang diletakkan di sisi panci panas, tidak ada udang, membuatnya merasa sedikit tenang. Emosi tidak enak sebelumnya hilang dalam sesaat. Karena merasa bahwa Wang Yibo masih cukup peduli padanya juga sedikit perhatian. Tahu bahwa ia alergi udang sehingga tidak memesan menu itu.

The Cold Season ✓Where stories live. Discover now