Bagian 32

1K 158 31
                                    


BAGIAN 32 Uninvited Guest

Bel apartemen kembali berbunyi. Suaranya terdengar jelas hingga ke dapur karena ruangan di apartemen itu kecil dan saling terhubung. Xiao Zhan tidak punya bayangan tentang sosok yang berdiri di luar, tidak seperti tamu pertama. Namun, tetap beraksi dan bergegas menuju pintu.

Xiao Yuchen melihat pergerakannya, buru-buru menyela, “Biar Gege yang buka, kamu lanjut memasak saja.”

“Baik.” Xiao Zhan mengengguk dan kembali ke tempat semula. Mempercayakan penyambutan pada Xiao Yuchen, lagi pula tidak ada yang sitimewa dari orang yang menekan bel. Paling-paling hanya tetangga saja atau orang iseng menawarkan beragam barang rumah tangga diskonan. Di masa lalu, kejadian itu kerap kali terjadi.

Namun, tak lama setelah itu Xiao Yuchen kembali masuk dengan wajah datar, menatap nanar ke arah sang adik. “Di luar ada laki-laki yang mencarimu,” jelas Xiao Yuchen.

Kening Xiao Zhan mengerut tajam, berpikir tentang siapa. Seingatnya dia tidak mengundang siapa pun, tidak juga mengatakan bahwa dia ada di tempat ini. Membawa langkah keluar dengan penasaran tinggi juga rasa was-was. Dalam benak sudah memiliki bayangan, tetapi tidak berani berpikir lebih.

Ketika tiba di muka pintu ia melihat siluet familier. Laki-laki itu membelakanginya, menghadap pada panorama membosankan jalanan kecil di depan, punggungnya tegap dan keras, tetapi ramping. Tampak belakang cukup mudah dikenal.

“Yibo Ge!” seru Xiao Zhan agak bersemangat. Hanya sesaat ekspresinya berubah khawatir. Perubahan yang halus sehingga sulit dideteksi.

Wang Yibo membalikkan tubuh, masih tampak acuh tak acuh, tetapi matanya berfluktuasi. Ada senyum di bibirnya, formal dan dalam waktu singkat.

“Ge, apa yang kamu lakukan di sini?” Jelas Xiao Zhan merasa bingung. Perasaannya campur aduk antara senang dan khawatir. Senang jika laki-laki itu ada di sini, ikut bergabung bersama mereka, dan membantunya keluar dari kecanggungan. Namun, merasa tak enak melibatkan pihak yang tak benar-benar memiliki hubungan.

Dalam beberapa detik saja, Wang Yibo mampu memahami perubahan suasana hati Xiao Zhan. Mata laki-laki itu selalu menunjukkan kebenaran dari isi hatinya. agak sulit diketahui jika tidak mengerti sama sekali.

“Menurutmu, apa yang seharusnya aku lakukan?” tanyanya menggoda. “Tentu saja numpang makan malam. Bibi Yang tidak ada, jika kamu lupa.”

Pernyataan itu setengah berbohong dan setengah benar. Alasan utama Wang Yibo bukan sekadar untuk sepiring makanan, melainkan bertemu kakak laki-laki Xiao Zhan.

Seperti teringat sesuatu, Xiao Zhan segera menganggukkan kepala dan hendak membawa Wang Yibo untuk masuk. Mengenalkannya pada Xiao Yuchen dan Xuan Lu sebelum mempersilakannya duduk di sofa.

Xiao Yuchen lebih dulu bereaksi, adiknya dan laki-laki asing itu masih berdiri di ambang pintu, ia sudah menghadang dan melayangkan tanya, “Zhan, siapa dia?” Keningnya mengerut, tatapan mata menyelidik. Perasaan asing tak asing muncul dalam benak. Seperti mengenal laki-laki itu, tetapi juga merasa tak mengenalnya.

Untuk sesaat Xiao Zhan kebingungan memikirkan jawaban yang tepat. Wajahnya yang semula biasa saja berubah kaku, beberapa kali bibir bergerak tanpa mengeluarkan sepatah kata.

Suasan menjadi hening dalam beberapa detik sam[ai Xuan Lu yang penasaran tiba-tiba muncul. Berdiri di samping Xiao Yuchen, tatapan matanya terfokus pada Xiao Zhan dan Wang Yibo, memperlihatkan antusias.

“Apa dia temanmu?”

Xiao Zhan mengangguk kaku.

“Kalau begitu ajak dia masuk, kita akan makan malam bersama.”

The Cold Season ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang