Bagian 36

1K 148 21
                                    



BAGIAN 36 Stupid Mistake

Pada akhirnya, di bawah tekanan tanpa sadar Wang Yibo, Xiao Zhan menceritakan rentetan masalah yang menghantuinya hari ini. Mulai dari saat keluar dari kantor, ban mobilnya yang kempes, dan pemaksaan Wu Yifan.

Setiap kejadian diceritakan dengan detail sesuai kehendak Wang Yibo, tak ada yang terlewat bahkan bagian keetika ia sembunyi di selama beberapa menit. Baginya tak ada hal aneh mengenai kejadia itu, tetapi Wang Yibo tampak tidak yakin. Wajahnya masih terlihat kesal, seakan meragukan penjelasannya.

Perasaan Xiao Zhan sulit dijelaskan, khawatir, tetapi juga tenang.karena apa yang dikatakannya adalah kejujuran. Tatapan mata menatap lamat-lamat ke arah laki-laki yang sudah duduk di sofa sembari menyilangkan tangan di dada.

Wang Yibo pun menatap ke arahnya dengan tatapan yang bahkan jauh lebih sulit dibaca. Setelah mencermati cerita Xiao Zhan dan memikirkan beberapa hal, menemukan celah untuk mengomentari. Ia bertanya, “Apa itu kebetulan?”

Xiao Zhan mengangguk. Memang sebuah kebetulan ketika ban mobilnya kempes dan Wu Yifan lewat dari jalan yang sama dan membantu. Namun, melihat Wang Yibo yang tak yakin membuatnya ikut ragu. Wajah yang semula penuh keyakinan secara bertahap mengubah ekspresi karena pengaruh rasa bingung.

Tangan yang masih menggenggam gelas tidak tahan untuk tetap tenang, bergerak ringan di tepian gelas dengan suhu perlahan menjadi normal. Tubuhnya juga berdiri kaku, enggan bergerak sekadar meregangkan otot yang mulai lelah. Pakaian yang sama dan wajah agak layu.

Kedua orang itu diam untuk beberapa saat menciptakan hening di ruang tamu. Hanya sesekali suara penghangat ruangan yang menginterupsi. Biasanya tak terdengar, tetapi ketika suasana menegangkan dan kurang asri, suara itu menjadi sangat jelas sampai berkesan menakutkan.

Xiao Zhan tidak bisa memikirkan apa pun meski telah merenung dengan serius. Perasaan lelah menghantui tubuh dan lambung yang terasa kosong seperti siap melahap apa pun di dalam perut. Lalu, sebuah suara muncul. Suara yang mirip seperti gemuruh terdengar dari perutnya. Benar, dia merasa lapar setelah makan setengah piring di siang hari tak ada apa-apa yang masuk ke perutnya lagi, ditambah cairan yang dimuntahkan tadi.

Wajahnya kembali merah. Malu dan merasa bersalah. Perutnya protes di saat yang tidak tepat.

Wang Yibo menghela napas panjang. Bangkit berdiri. “Lakukan apa yang perlu kamu lakukan, setelah itu temui aku di ruang kerja.” Usai mengatakan itu, ia membawa langkah pergi.

Tak perlu waktu lama bagi Xiao Zhan untuk sadar dari kekeliruannya. Segera mengambil langkah memasuki kamar, membersihkan diri, dan makan malam. Ketika akan pergi menemui Wang Yibo ke ruang kerjanya, perasaan tak asing perlahan muncul.

Dia ingat, setiap kali memiliki masalah yang sulit untuk diceritakan atau dipikirkan, Wang Yibo akan menggunakan metode khusus dalam mewawancarainya. Metode khusus seperti berhubungan intim. Ketika hal itu terjadi, jelas ia tak memiliki pemikiran yang jernuh dan dengan mudah mengatakan apa yang sulit untuk dikatakan. Pada dasarnya, setiap kali mereka berada dalam kondisi seperti itu, Xiao Zhan akan menjadi seseorang yang sangat jujur, terbuka, dan mudah digertak.

Memikirkan metode seperti itu, tidakkah Wang Yibo terlalu kejam?

Lagi pula tidak ada kasus spesial yang berkaitan dengan kejadian tadi, Xiao Zhan sudah mengatakannya dengan jujur. Namun, bagi Wang Yibo yang masih menaruh rasa kesal terhadap sosok Wu Yifan dan rasa ‘tanggung’ yang tersisa dari kegiatan tak tuntas siang tadi, tentu saja masalah masih berlanjut.

Dia juga ingin memperingati Xiao Zhan.

Langkah kaki Xiao Zhan sangat berat dan pelan. Memikirkan beberapa gagasan yang muncul di kepalanya mengenai apa yang akan dilakukan Wang Yibo, sudah cukup menguras tenaga.

The Cold Season ✓Where stories live. Discover now