107 dan 108

775 115 26
                                    


BAGIAN 107 Fall in Love for Second Time

“Mengapa kamu melihatku seperti itu?” Wang Yibo bertanya dengan wajah bingung yang sesungguhnya. Dia tidak merasa telah melakukan kesalahan, sebaliknya itu adalah kebaikan yang harus mendapatkan tatapan lembut penuh terima kasih.

Xiao Zhan tidak menanggapi apa-apa, mengalihkan perhatian ke arah pintu yang masih belum menunjukkan tanda-tanda kedatangan Tuan Qi Rong. Dia ingin segera pulang dab berpisah dengan orang di sampingnya. Menemani Xiao Nian di sisa hari ini jauh lebih menyenangkan ketimbang duduk di ruangan yang sama dengan Wang Yibo.

Tidak tahu mengapa, tetapi dia benar-benar ingin menghindari pihak lain. Merasa agak risi oleh tindakan lembut Wang Yibo. Tentu saja, bukan hanya dia yang berubah dan menjadi lebih baik dari waktu ke waktu setelah masa pemulihan. Wang Yibo juga mengalami perubahan karakter yang sangat kontras, sayang dia tidak tahu itu mengarah pada hal baik atau sebaliknya.

Tuan Qi Rong muncul dengan dokumen di tangan. Ia meminta Xiao Zhan menandatangi ini dan itu, juga melakukan pembayaran di muka. Setelah menyelesaikan semuanya, mereka berjabat tangan dalam kepuasan masing-masing sebelum berpisah.

“Aku akan pulang sendiri,” kata Xiao Zhan sesaat setelah mereka berada di luar. Tentu saja tidak mendapat respon baik dari pihak lain. Bagaimanapun, itu adalah kesempatan langka bisa berduaan bersamanya, jadi Wang Yibo tidak menyia-nyiakan kesempatan. 

Dengan suara membujuk di berkata, “Biarkan aku mengantarmu, kamu baru di sini dan banyak yang sudah berubah setelah dua tahun lebih.”

Kata-kata Wang Yibo tidak sepenuhnya kebohongan. Memang ada banyak yang berubah seperti jumlah gedung raksasa, perbaikan jalan, dan hal-hal seperti itu. Namun, hampir keseluruhan rute perjalanan darat tidak berubah. Xiao Zhan masih bisa menggunakan angkutan umum atau memesan taksi online dan dia akan selamat sampai di rumah.

“Ayo, aku akan mengantarmu.” Wang Yibo membuka pintu co-driver, mempersilakan pihak lain untuk masuk dan duduk nyaman.

Jejak rasa ragu timbul di mata Xiao Zhan, dia agak enggan mengingat hubungan mereka tidak sebaik itu. Mereka bahkan bukan teman. Berbeda dengan Zhang Yixing yang sudah dikenal cukup lama. Ia menatap bergantian antara Wang Yibo dan kursi penumpang. Mengembuskan napas pasrah dan berencana masuk. 

Ada suara mengeong yang lemah, terdengar menyedihkan, dan menimbulkan perasaan iba. Xiao Zhan mengedarkan pandangan ke sekeliling, tetapi tidak menemukan apa yang dicari, selain itu suara kucing tidak terdengar lagi seolah lenyap begitu saja. Ketika Xiao Zhan sudah memutuskan untuk memasuki mobil untuk kedua kalinya, suara mengeong yang menyedihkan terdengar lemah. Dia menghentikan langkah dan memperhatikan ke beberapa titik yang memungkinkan ditempati kucing tersebut, tetapi tidak ada jejak.

Tindakan Xiao Zhan membuat Wang Yibo bertanya-tanya pada awalnya, namun ia berhasil menangkap suara kucing untuk kedua kali. Langkah mendekati pihak lain mendadak berhenti, tubuhnya menegang, dan wajah mulai menggelap. Ketidaksukaannya terhadap binatang peliharaan masih tidak hilang bahkan setelah dua tahun berlalu tanpa Xiao Zhan.

Melihat tidak ada tanda-tanda kemunculan kucing, Wang Yibo dengan cepat mengalihkan perhatian Xiao Zhan dengan berkata, “Ayo, masuk. Aku akan mengantarmu pulang.”

Ia juga memegang pundak laki-laki itu, alih-alih menunjukkan persahabatan atau tindakan intim yang diinginkan, pegangannya dipenuhi desakan agar pihak lain segera masuk. Xiao Zhan ingat ketakutan Wang Yibo, tetapi ia juga tidak bisa meninggalkan kucing itu sendirian. Ditambah suara mengeong semakin terdengar jelas meski tetap lemah.

Pada akhirnya, Xiao Zhan berjongkok di sisi mobil dan mengintip ke kolong. Benar saja, kucing kecil yang kurus dengan tenang diam di sana, meski begitu tubuhnya yang kurus juga terlihat sakit tidak bisa tertutupi oleh bulu abu-abu lebatnya. Anak kucing itu cukup kecil untuk ditinggal sendiri.

The Cold Season ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang