103 dan 104

820 131 50
                                    


BAGIAN 103 Illusion?

Di sudut jalan, Wang Yibo melihat seorang laki-laki mengenakan jas abu-abu. Punggungnya tampak sangat familier membuatnya bergerak tanpa sadar berdasarkan dorongan hati semata, berlari mengejar pihak lain dan menarik tangan orang itu sambil berseru, “Xiao Zhan!”

Pihak lain terkejut atas tindakan tersebut, segera berbalik dengan tangan mengepal berniat melayangkan pukulan. Namun, dari arah yang sama dengan kedatangan Wang Yibo, Jeffrey menahan pukulan tersebut dengan cepat berkata, “Maaf atas tindakannya. Dia salah mengenali seseorang.”

Laki-laki berjas abu-abu menghela napas lega meski wajahnya masih menunjukkan kejutan luar biasa. “Tidak apa-apa. Aku juga bersalah karena berjalan sambil melamun,” ucap laki-laki itu dengan suara menyenangkan, ia juga menampilkan senyuman manis.

Wang Yibo hanya melirik sekilas padanya, tidak ada sedikitpun kesamaan antara laki-laki itu dengan Xiao Zhan. Ekspresinya menjadi suram lagi karena beban pikiran yang bertambah. Dia sangat yakin telah melihat sosok Xiao Zhan, bukan hanya bagian belakang yang sama, tetapi juga aura dan gerak tubuh. Wang Yibo benar-benar yakin. Mengabaikan dua orang yang saling melontarkan kata maaf, ia mengedarkan pandangan ke sekeliling. Masih mencari-cari siluet yang dikenali.

Setelah laki-laki itu pergi, Jeffrey menghela napas panjang, memijat kening dengan kuat ketika manik matanya memaku sosok Wang Yibo. Ingin mengatakan sesuatu mengenai masalah barusan, tetapi juga merasa malas. Sudah terlalu sering ia menghadapi tingkah aneh Wang Yibo yang membuat dia selalu waspada setiap kali  membiarkan orang itu sendirian di tengah keramaian.

“Aku sangat yakin tadi aku melihat Xiao Zhan,” Wang Yibo berkata tiba-tiba.

Jeffrey menggelengkan kepala ringan, tidak mengerti harus menanggapi seperti apa lagi.

“Dia benar-benar Xiao Zhan, Jeff. Aku bisa merasakannya. Jantungku berdetak keras ketika aku melihatnya, sama seperti dulu. Sensasi ini sudah lama tidak aku rasakan setelah kehilangan dia.” “Wang Yibo, apa yang kamu lihat itu memang benar,” celetuk Jeffrey meyakinkan. Ia menatap lamat-lamat pada sosok yang juga menatap ke arahnya dengan ekspresi senang. “Benar-benar ilusi. Kamu mulai kesulitan membedakan kenyataan dan imajinasimu, membuat kamu merasa bahwa ilusi itu nyata. Sebaiknya kamu segera mendatangi psikiater, aku akan menghubungi salah satu yang terbaik.” 

“Tidak perlu.” Wang Yibo menolak sesegera mungkin, membawa langkahnya menuju halaman depan.

“Kamu harus melakukannya, Yibo. Jika tidak-”

“Aku tidak akan melakukannya. Dokter Lee mengatakan bahwa aku sudah membaik dan bisa mengendalikan emosi.”

Jeffrey mengejar langkahnya yang cepat. Dia tahu bahwa Wang Yibo tengah kesal, tetapi tidak mengungkapkan apa-apa. Emosinya bukan dikendalikan, tetapi ditekan ke kedalam dirinya. Itu membuat dia tidak meledak-ledak ketika menghadapi sesuatu yang membuatnya marah, tetapi pengendalian emosi seperti itu bukanlah hal bagus. Akan ada hari di mana semuanya meledak sekaligus dan menyebabkan lebih banyak kerugian.

“Dokter Lee mengatakannya satu tahun yang lalu mengenai emosimu bukan kondisi saat ini.”

Alih-alih mendengarkan Jeffrey, Wang Yibo terus melangkah menuju mobilnya. Hal itu membuat pihak lain tampak bingung meski sudah menebak hasil seperti ini. Jeffrey menarik tangan Wang Yibo, berusaha mencegahnya pergi begitu saja. 

“Acara belum selesai.”

Wang Yibo melirik ke arah pintu utama, melepaskan tangan Jeffrey dengan tenang, dan berkata tidak kalah tenang, “Urus sisanya. Katakan pada Tuan Wen aku sedang memiliki kepentingan lain.”

The Cold Season ✓Where stories live. Discover now