04 || Kau Milikku

7.1K 488 32
                                    

[ REMAKE ]

Warn : Mature Content, Long Chap

.

.

"Menurutmu apakah dia sudah siap untukku?"

Jeno mengenakan jubah tidur
sutera hitamnya, dan duduk disofa
kamarnya. Hidangan lengkap sudah
tersedia untuknya dimeja.

Dengan tenang, lelaki itu menyesap anggur, lalu menatap Jisung, bodyguard pribadinya sekaligus orang kepercayaannya yang berdiri didepannya dengan wajah khas tanpa ekspresi itu.

"Saya pikir dia sudah siap bukan untuk
menyerah kepada Anda, tetapi siap
membunuh Anda. Tatapan matanya
adalah tatapan pembunuh yang penuh kebencian."

Jeno tersenyum tipis mendengar jawaban Jisung itu. "Ya, tatapan matanya membakar, penuh dengan kebencian."

Jeno menyesap anggurnya lagi, lalu memejamkan matanya. "Tapi kau tahu kan bagaimana aku sangat ingin memilikinya malam ini."

"Ya saya tahu." Jawab Jisung tenang,
"akankah Anda memaksanya?"

"Aku tidak suka memaksa perempuan, kau tentu tahu."

Jeno memang sudah terbiasa dikelilingi perempuan yang menyerahkan diri padanya. Tidak ada seorang perempuan pun yang mampu menolak pesona Lee Jeno.

Dengan rambut hitam legam yang
sedikit panjang mengenai kerah
baju, mata hitam berning dan wajah
aristrokatnya hampir bisa dikatakan
sempurna seperti malaikat, kalau saja matanya tidak begitu dingin, tanpa
perasaan dan menyimpan kebencian
mendalam.

Sungguh lelaki yang sangat
menakutkan. Jeno bagaikan iblis
yang terperangkap dalam jiwa malaikat.

"Aku ingin dia menyerahkan dirinya
padaku dengan sukarela."

'Tentu saja'. Gumam Jisung dalam hati. Kata-kata Jeno barusan bagaikan perintah baginya.

•••

Sudah hampir satu jam Renjun dikurung dikamar ini. Kamar mewah bernuansa putih, di karpet, di ranjang, di semua furniture-nya.

Kamar ini dibuat untuk perempuan, dan Renjun merasa jijik membayangkan bahwa mungkin kekasih- kekasih Jeno yang sebelumnya juga ditempatkan diruangan ini.

Salah seorang bodyguard Jeno
yang bertampang paling dingin,
setengah jam yang lalu masuk.
Membawa nampan makanan, dan meletakkannya dimeja. Lalu tanpa
berkata apa-apa pergi dan mengunci
kembali pintu kamar dari luar.

Selama setengah jam yang panjang itu pula, Renjun mencoba setengah
mati untuk tidak melirik pada nampan yang sangat menggoda itu. Perutnya
keroncongan, dan dia merasa haus.

Dia belum makan dari siang karena terlalu gugup merencanakan pembalasan dendamnya pada Jeno, dan sekarang dia sendiri yang kena batunya. Aroma makanan itu terasa begitu menggoda, aroma manis dan gurih masakan yang masih panas.

"Mungkin jika aku mengintip sedikit
apa makanannya.. tidak!" Renjun
menghardik dirinya sendiri dalam hati. Dia tidak akan makan. Lebih baik dia mati kelaparan daripada harus menyerahkan pada kekuasaan Jeno.

Renjun melirik haus pada minuman di nampan itu. Sari buah jeruk segar yang tampak begitu menggoda.

"Bagaimana jika minum saja? Jika hanya minum mungkin tidak apa-apa.."

Akhirnya Renjun menyerah. Dia haus
sampai terasa mau pingsan, dan dia
harus minum. Kalau tidak, dia mungkin dia akan benar-benar pingsan.

Renjun tidak boleh pingsan, dia harus mencari cara untuk melarikan diri dari rumah ini. Dengan cepat disambarnya gelas itu, diminumnya langsung berteguk-teguk karena begitu hausnya. Aliran dingin air itu terasa begitu segar ketika membasahi kerongkongannya. Tanpa
sadar segelas minuman itu sudah
tandas.

[✔] My Life Destroyer Man 🔞Where stories live. Discover now