Clossing

5.6K 411 2
                                    

[ Sebuah Akhir Yang Bahagia ]

---

Pesta itu berlangsung elegan. Pesta jamuan makan malam yang diadakan Jeno bersama rekan-rekan bisnisnya untuk keberhasilan proyek mereka yang terbaru.

Renjun ada di sana bersama Jaemin dan istri-istri pengusaha lainnya.

Matanya tertuju pada Jeno yang ada di seberang ruangan, dan sedang mengobrol dengan rekan-rekannya. Seketika jantung Renjun berdegup kencang.

Dia sudah menghitung di kalendernya, bahwa malam ini dia sudah bebas. Ya, kondisi tubuhnya sudah membaik sejak hampir dua bulan melahirkan. Dan Jeno masih belum tahu itu.

Jeno menyadari kalau Renjun sedang mengamatinya. Ditatapnya balik tatapan Renjun, dan tersenyum.

Gairah yang ada di dalam tubuhnya seketika naik hanya dengan menatap Renjun saja, mengingat telah lama mereka tidak bercinta.

Sebenarnya Jeno menunggu dengan sabar dan menahan diri, meskipun lama-lama hal itu membuatnya sedikit frustrasi. Dorongan untuk memeluk Renjun, dan merasakan Renjun menyerah di dalam pelukannya sangat kuat.

Mereka belum pernah bercinta sejak pernyataan cinta yang hebat itu, dan Jeno terobsesi ingin menunjukkan kepada Renjun betapa hebatnya sebuah percintaan jika kedua pasangan telah terbuka untuk saling mencinta.

"Jeno." suara Mark menggugah Jeno dari lamunannya, dia menoleh dan mendapati Mark sedang bersama dengan seorang lelaki.

"Aku ingin memperkenalkan salah satu rekan bisnisku, kami mengembangkan kerja sama di bidang properti."

Mark mengedikkan bahunya, dan menyebut nama sebuah perusahaan yang cukup terkenal karena maju pesat dalam waktu singkat.

Gosipnya karena pemiliknya adalah seseorang yang jenius, "Dia pemilik perusahaan itu." jelas Mark tenang, Kenalkan, "ini Oh Lai Guanlin."

Jeno menjabat tangan yang kuat itu dan menatap mata Guanlin dalam-dalam. 'Lelaki yang kuat jiwanya' batinnya.

"Semoga ke depannya kita bisa bekerja sama." Guanlin menggumam dengan suaranya yang tenang, lalu mengangguk untuk berpamitan karena ada urusan lain.

Mark dan Jeno menatap kepergian Guanlin."Dia si jenius yang membuat perusahaan luar biasa itu?"

Mark tersenyum, "Kenapa? Tidak sesuai bayanganmu?"

Entah sejak kapan Jeno dan Mark berteman. Mungkin karena kedekatan istri-istri mereka, yang membuat keduanya saling dekat dan sering mengobrol.

"Sama sekali tidak sesuai bayanganku. Aku membayangkan seorang laki-laki aneh yang serius dengan penampilan tak kalah serius, Guanlin terlalu tampan untuk menjadi seorang jenius yang menghebohkan."

Kali ini Mark terkekeh mendengar kata-kata Jeno, "Dia memang tampan, tapi dia tak pernah punya reputasi sebagai playboy, seperti kita sebelum menikah."

Mark melirik Jeno dengan tatapan menyindir, Jeno tersenyum miring, "Mungkin agar tidak merusak reputasi jeniusnya." sahut Jeno, "Kurasa aku akan menyukainya kalau ada kesempatan mengenalnya.

Mark tersenyum lagi, "Yah kau akan lebih sering bertemu dengannya nanti, kami sudah bersahabat sejak lama. Dla sudah menjadi parther bisnis resmiku sejak sebulan yang lalu. "

Kemudian Mark melirik jam tangannya, "Sudah malam, kami harus segera berpamitan. Terima kasih atas pesta yang luar biasa ini."

"Ya."

•••

Tamu terakhir sudah pulang dan para pelayan mulai membersihkan seluruh rumah supaya esok hari seluruh bagian rumah sudah bersih dan sempurna.

Renjun sedang duduk di depan meja rias setelah mencuci muka, Dia mengganti bajunya dengan gaun tidur. Saat itulah Jeno masuk, dia tampak begitu tampan dan mempesona dengan kemeja putih yang sudah dibuka duakancingnya.

"Hmmmm...aromamu sangat menyenangkan." Jeno memeluk Renjun dari belakang dan mengecup lembut lehernya.

Renjun tersenyum menatap rambut biru Jeno yang terpantul di cermin ketika lelaki itu menunduk dan mengecup lehernya.

Kehidupan pernikahan mereka luar biasa baiknya setelah pernyataan cinta itu. Semua salah paham sudah dilepaskan, Jeno berhasil meyakinkan Renjun bahwa di satu titik tertentu dia sudah jatuh cinta kepada Renjun tanpa dia menyadarinya, Renjun percaya karena dia pun merasakan hal yang sama.

Tidak ada yang tahu kapan cinta itu muncul, Sungguh tak terduga.

Renjun tidak menyangka akan jatuh cinta dan berbahagia menjadi seorang istri dari lelaki yang bahkan di pertemuan pertama mereka menyekapnya didalam bagasi, melemparnya dari balkon, menculik, menahannya di rumahnya dan menghujaninya dengan berbagai arogansi yang tidak terkira.

Tetapi pada akhirnya Renjun jatuh cinta kepada Jeno-nya yang tampan, yang meskipun emosinya masih meledak-ledak dan arogansinya sering muncul ke permukaan, lelaki itu ternyata juga mencintai Renjun dan memperlakukannya dengan luar biasa lembut.

Ketika tidak ada penghalang di antara mereka, Jeno ternyata adalah suami yang baik. Dia memperlakukan Renjun dengan hormat dan penuh kasih sayang. Kadang mereka masih beradu argumentasi, tetapi mereka menikmatinya sebagai rutinitas suami-istri, bukan sebagai ajang luapan kebencian.

Dan terhadap Logan, Jeno benar-benar menjadi ayah yang luar biasa. Begitu penuh kasih sayang dan ketakjuban, selayaknya seorang ayah baru dengan putra pertamanya.

Renjun membayangkan betapa Logan nanti akan begitu mirip ayahnya, dan mungkin menjadi anak yang memuja ayahnya.

Mengenai kehidupan percintaan mereka di ranjang..Well, selama ini mereka belum bisa melakukannya karena Renjun belum boleh melakukannya setelah melahirkan.

Tetapi hari ini bisa.

Seketika Renjun mengingat hitungan kalender itu, dan tiba-tiba jantungnya berpacu liar. Jeno sekarang sedang menggigit ringan telinga Renjun, lalu membalikkan tubuh Renjun dengan lembut dan memeluknya erat.

Pelukan itu begitu erat hingga Renjun bisa merasakan kejantanan Jeno yang menekan tubuhnya dengan kerasnya. "Mungkin aku harus memelukmu beberapa lama sebelum aku masuk ke balik selimut, mencoba tidur dan menjadi gila seperti biasanya."

Jeno menyentuh bibir Renjun dengan jemarinya, lalu mengecupnya lembut.

"Malam ini aku sudah bebas."

Renjun berbisik pelan sambil berjinjit di telinga Jeno. Kata-katanya langsung berimbas ke seluruh bagian tubuh Jeno. Mata Jeno menyala penuh gairah dan antisipasi, bisa Renjun rasakan bahwa dibawah sana Jeno makin mengeras.

"Jadi" suara Jeno terdengar parau, Kau sudah bisa.. "

Renjun menganggukkan kepalarnya dan tersenyum. Detik itu juga Jeno langsung mengecup bibirnya tanpa ampun.

Malam ini mereka bisa menuntaskan kerinduan mereka yang telah tertahan sekian lama.Tanpa melepas kecupannya, Jeno mengangkat tubuh Renjun, lalu membaringkannya di ranjang dan menindihnya.

Jeno tersenyum, senyuman penuh gairah dan penuh cinta."Aku mencintaimu, Nyonya Renjun Lee, dan kuharap aku bisa menjadi lelaki yang bisa kau andalkan." tatapan lembut Jeno membuat mata Renjun berkaca-kaca.

Mereka telah melalui segalanya, kebencian yang meluap-luap, kemarahan, kesalah pahaman, dan kemudian kekecewaan, Tetapi pada akhirnya mereka dipersatukan oleh cinta, yang luar biasa dalam dan tumbuh begitu saja tanpa di sadari.

Renjun menatap Jeno dengan lembut dan kemudian memejamkan mata ketika bibir Jeno menunduk kearahnya, hendak mengecupnya dengan kecupan lembut.

"Dan aku juga mencintaimu, Lee Jeno, suamiku, ayah dari anakku."

Suara Renjun berubah menjadi desahan ketika bibir Jeno melumat bibirnya dalam gairah cinta yang menggelora.


---

Sampai jumpa di fanfin Noren selanjutnya!

©junghyunjung

[✔] My Life Destroyer Man 🔞Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα