22 || Pangeran Penyelamat

2.9K 398 22
                                    

[ REMAKE ]

.

.

Mata Renjun hanya bisa menatap dalam ketakutan. Lelaki di depannya ini sudah berubah total, dari lelaki ramah dan baik hati menjadi monster yang menakutkan.

Tubuh Renjun dikat di sebuah kursi dan Renjun sepenuhnya tidak bisa bergerak, dia sekarang ada di bawah kuasa psikopat gila yang sekarang sedang berjalan mondar-mandir sambil memainkan pisau di tangannya.

"Membunuh dengan pisau adalah favoritku." gumam dokter Lucas sambil memainkan pisau itu di dekat Renjun membuat kilatannya menyilaukan dalam kegelapan.

"Karena itulah aku dipanggil Jackal," lelaki itu terkekeh mengerikan melihat sinar ketakutan yang terpancar dari mata Renjun, "yah kenalkan, akulah Jackal yang kalian cari-cari itu."

Renjun mencoba meronta, kengerian merayapi dirinya ketika menyadari bahwa lelaki di depannya ini bukan saja orang jahat, tetapi dia adalah psikopat menakutkan yang diceritakan oleh Jeno.

Dokter Lucas tertawa melihat usaha Renjun yang sia-sia untuk melarikan diri, kemudian dia mendorong kursi Renjun ke dinding dan menekankan pisaunya di pipi Renjun, "Pisau ini sangat tajam,"dokter Lucas memain-mainkan pisau itu di pipi Renjun, "Aku ragu apakah Jeno masih mau menjadikanmu pelacurnya kalau mukamu rusak..." lalu diletakkannya besi dingin itu di pipi Renjun, membuat mata Renjun terpejam ketakutan.

Tetapi kemudian kata-kata doktervLucas menyulut amarahnya, "Aku bukan pelacur Jeno!" dengan Lantang Renjun meneriakkan bantahannya. Dan rupanya bantahan itu malah memancing emosi dokter Lucas,

"Bukan pelacurnya katamu? Kau tidur dengannya dan menikmatinya, kau menerima segala fasilitas darinya dengan suka rela, dan kau membayar dengan tubuhmu. Dari pengamatanku, kau adalah pelacur yang paling disukai dan istimewa di mata Jeno dibandingkan pelacur-pelacurnya yang lain, dan aku membayangkan kepuasan yang kudapatkan ketika dia menyaksikan tubuhmu yang sudah mati, penuh dengan sayatan pisau ini."

Lalu dokter Lucas tertawa dengan mengerikan, "Mari kita mulai ritual ini...aku akan menyayatmu pelan-pelan di bagian-bagian tubuhmu hingga kau akan mati pelan-pelan kehabisan darah... " pisau itu berkelebatan dengan main-main di depan Renjun, "Lalu aku akan membuang tubuhmu tepat didepan mata Jeno, pasti aku akan puas sekali...sebelum kemudian akan kuhabisi Jeno dengan tanganku sendiri..."

Dengan tawa mengerikannya yang terkekeh dan menakutkan, dokter Lucas mengayunkan pisaunya.

Dengan sekejap, Renjun merasakan pedih karena sayatan besi tajam itu dilengannya.

•••

Jeno memasuki villa itu dengan marah, Jisung dan yang lain sudah mengepung villa putih itu. Villa itu tenang dan sepi seolah tidak ada siapapun disana.

Mata Jeno mengarah ke pintu di ujung lorong yang setengah terbuka, dan melangkah kesana, lalu masuk dengan marah ketika melihat apa yang terjadi di sana.

Dokter Lucas sudah melukai Renjun dengan dua sayatan berdarah di lengan Renjun, membuat Renjun meringis menahan sakit dan nyeri dalam kondisi terikat di kursi dan hampir kehilangan kesadarannya.

"Lepaskan dia, Jackal!"

Suara dingin Jeno menyeruak dengan tajam, mencoba menahan kemarahannya dengan terkendali.

Lelaki itu sedang memegang pisau di dekat Renjun, dia tidak ingin Renjun terluka lebih dari ini. Dokter Lucas membalikkan tubuhnya dan tersenyum melihat Jeno berdiri di ruangan itu, "Ah..Sang pangeran penyelamat akhirnya datang." dengan tenang dokter Lucas mengacungkan pisaunya ke arah Jeno, "Kau lihat Jeno, pelacurmu ini sedang dalam proses meregang nyawa, tadinya aku ingin mempersembahkannya mati dan tersayat kepadamu. Tetapi rupanya kau terlalu cepat datang."

"Sialan, aku akan membunuhmu segera" geram Jeno marah.

Tawa Dokter Lucas membahana ke seluruh ruangan. "Tentu saja, sekarang pun aku tahu bahwa seluruh pengawalmu sedang mengepung tempat ini, dan siap menembakku kapan pun aku lengah," dengan cepat dokter Lucas bergerak ke sebelah Renjun dan menempelkan pisau tajam itu ke lehernya, "Tapi sebelum kau membunuhku, aku akan membunuh pelacur ini dulu."

Renjun terkesiap, menahan sakit dan ketakutan ketika besi dingin itu menempel di lehernya, lapisannya yang tajam telah menyayat lehernya, menimbulkan sedikit perih di sana.

"Kalau kau lakukan sesuatu kepadanya, aku bersumpah kau akan mati dengan mengerikan!"

Kali ini Jeno sudah tidak bisa menahan kemarahannya,
"Aku akan membunuhmu dengan pelan dan mengerikan hingga kau akan merasakan setiap detik-detik menjelang kematianmu."

"Kau ketakutan Jeno, kau takut aku menyakiti pelacur ini, bisa kulihat di matamu." dokter Lucas menatap Jeno dengan senyuman gilanya, sambil memain-mainkan pisaunya dileher Renjun, "Satu sayatan saja, aku akan memotong nadinya tepat di leher. Darahnya akan memancar keluar dan dia akan mati dengan cepat, tepat didepan kedua matamu...dan aku rela mati demi kepuasan menyaksikan adegan itu."

Lalu dengan gerakan secepat kilat, dokter Lucas mengangkat pisaunya, dan membuat gerakan menghujam untuk menikam leher Renjun.

Renjun memejamkan matanya untuk menanti detik-detik kematiannya, tetapi kemudian dia sadar kalau dia tidak merasakan sakit sedikit pun.

Dengan ragu dia membuka mata dan terkesiap dengan pemandangan di depannya.

Jeno sedang menahan pisau itu dengan tangan telanjang. Bagian tajam pisau itu mengiris telapak tangannya, tetapi lelaki itu menggenggam pisau itu tanpa ekspresi meskipun darah sudah mulai bercucuran dari tangannya dan mengenai Renjun.

Sekali lagi, Jeno menyelamatkan Renjun dari kematian.

Dokter Lucas tampak terperangah dengan gerakan Jeno yang tak disangkanya itu, dia berusaha menarik pisaunya dari genggaman Jeno, tetapi Jeno menarik pisau itu dan melemparnya jauh-jauh.

"Aku akan menghajarmu sebelum membunuhmu, sialan!"

Jeno menerjang dokter Lucas ke lantai, dan mereka bergulat saling memukul.

Dokter Lucas kewalahan, Jeno terus dan terus menghajarnya tanpa ampun. Ketika kemudian rintihan Renjun menghentikannya. Jeno melihat Renjun kehilangan kesadarannya, dan mulai oleng dalam kondisi terikat di kursi.

Perhatian Jeno teralihkan, dia berdiri untuk meraih Renjun. Dan pada saat itulah, dokter Lucas yang sudah babak belur mencoba meraih pisau yang dilemparkan Jeno tadi, dia berhasil meraihnya dan mengarahkannya untuk menikam punggung Jeno, lantas kemudian..

DOR!!

Tubuh Dokter Lucas ambruk kelantai karena tembakan itu.

Jeno menoleh ke belakang, melihat dokter Lucas ambruk dengan pisau masih ditangannya, dan dia lalu menoleh kepintu, ke arah Jisung yang memegang pistol di tangannya.

"Bereskan dia!" Jeno memerintah cepat, lalu perhatiannya sepenuhnya terarah kepada Renjun, bahkan dia tidak menggubris rasa sakit pada telapak tangannya yang tersayat dalam. Dia membuka ikatan Renjun.

Setelah selasai, perempuan itu langsung jatuh ambruk ke pelukannya.

[✔] My Life Destroyer Man 🔞Where stories live. Discover now