31 || Pernikahan

3.9K 406 10
                                    

[ REMAKE ]

Warn : sorry for typo's

.

.

Renjun mundur dengan tidak nyaman.
Membiarkan Lee Jeno masuk ke
rumahnya sama seperti membiarkan iblis menguasai kehidupannya. Tetapi
tidak ada pilihan lain. Mereka harus berbicara panjang lebar. Dan mereka
tidak mungkin berbicara di ambang pintu seperti ini.

Renjun memiringkan tubuhnya
mempersilahkan Jeno masuk ke
rumahnya yang mungil tetapi indah
itu.

Jeno langsung duduk di sofa cokelat itu, tampak nyaman, kemudian melepaskan kacamata hitamnya dan meletakkan di meja.

"Apa yang kau rencanakan di hari
ulang tahunmu?" Tanya Jeno
sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan.

"Tidak ada." Renjun punya cheese cake strawberry di kulkasnya. Tapi itu untuk dia makan sendiri nanti malam. Tanpa gangguan Jeno.

Jeno menatap Renjun seolah
mengukur-ukur, "Aku bisa mengadakan pesta untukmu."

"Aku tidak butuh pesta darimu."

"Hmm." Lelaki itu menatap Renjun, tatapannya berubah serius, "Kau tahu kan kenapa aku kemari?"

Renjun mengangguk, "Dan sebelum kau katakan maksudmu, aku ingin membuat penawaran baru untukmu."

"Penawaran?" Jeno mengangkat alisnya, "Oke jelaskan."

"Aku akan mengembalikan semua
uang yang pernah kau berikan kepada ayahku."

"Rena." Jeno terkekeh, "Utang itu
begitu besar hingga kau mungkin hanya bisa menggantinya dengan tubuhmu. TIdak. Aku menolak penawaranmu. Dan.kau..." mata Jeno berubah sensual, "Kau akan menjadi isteriku sebentar lagi sesuai perjanjian."

"Aku bukan barang yang bisa dibeli seenaknya, dan kenapa kau begitu santai? Ini masalah pernikahan bukan
jual beli perusahaan."

"Aku hanya ingin kau menjadi istriku."
Jeno bersedekap, menatap Renjun
yang mulai emosi, "Itu sudah kutetapkan sejak awal mula."

"Kenapa?" Renjun tidak bisa menahan suara tajam di lidahnya, "Karena kau
ingin menjadikanku boneka pengganti
Injun?"

Wajah Jeno mengeras ketika.Renjun menyebut nama Injun. "Jangan hubung-hubungkan dia dengan ini semua."

"Bagaimana aku bisa tidak
menghubungkannya?" Renjun sudah
menahan diri, tetapi suaranya meninggi, "Semua ini karena wajah ini, karenawajah yang sama dengan almarhum istrimu! Kau tidak bisa menganggapku sebagai penggantinya Jeno! Kami orang yang berbeda, dan aku menolak diperlakukan seperti itu!"

"Aku tahu kalian orang yang berbeda." Jeno berdiri di depan Renjun, siap berkonfrontasi, "Percayalah, aku benar-benar tahu, karena gairah semacam ini, tidak pernah kurasakan dengan siapapun!"

Lelaki itu meraih Renjun ke pelukannya dan langsung mencium bibirnya dengan lembut. Jeno tidak memaksa seperti biasa, dengan pelan dia menguak bibir Renjun, mencicipinya pelan-pelan kemudian melumatnya lembut.

Lidahnya menelusuri seluruh bibir Renjun dan kemudian bermain-main dengan lidah Renjun, lalu mencecapnya habis-habisan. Ketika akhirnya ciuman itu selesai, di susul dengan deruan nafas mereka yang sama-sama terengah-engah.

"Apakah pada akhirnya kau mengakui kalau kau merindukanku?"

"Dalam mimpimu, Lee Jeno."

Renjun menjawab dengan ketus, membuat Jeno terkekeh geli. "Kita adalah pasangan yang sangat cocok."

Jeno mendekatkan tubuh Renjun ke tubuhnya, dalam rangkuman
dadanya, "Kaitkan kakimu di kakiku."

Renjun menatap Jeno dengan cemas, "Apa yang sedang kau coba lakukan Jeno?"

[✔] My Life Destroyer Man 🔞Место, где живут истории. Откройте их для себя