23 || Kelemahan

3.1K 412 23
                                    

[ REMAKE ]

.

.

Ketika kesadarannya kembali, Renjun menyadari bahwa dia berada di ruangan yang familiar, kamar putihnya.

Dia memejamkan matanya, tak pernah sebelumnya dia merasa begitu bersyukur berada di ruangan ini.

Kengerian masih merayapinya, membayangkan pisau yang berkelebatan di mukanya, di tubuhnya,dan di lengannya...

"Aduh!"

Renjun merasa nyeri yang amat sangat dan menoleh ke arah lengannya. Lengannya sudah dibalut perban yang amat tebal, tetapi nyerinya masih terasa, terlebih karena trauma mendalam Renjun akibat pengalaman buruknya itu.

Renjun terduduk.

Jeno telah menyelamatkannya sekali lagi. 'KenapaJeno menyelamatkanku? Apakah benar karena aku dianggap sebagai pelacur istimewa Jeno? Karena aku melayani Jeno dengan tubuhku?'

Dengan pucat Renjun memalingkan mukanya, merasa dirinya begitu rendah. Lelaki itu menyelamatkannya. Renjun memejamkan matanya, membayangkan bagaimana Jeno menghalangi pisau yang hendak menikamnya dengan tangannya.

Renjun masih ingat darah yang mengalir itu, dan mau tidak mau Renjun menyadari kalau dihitung-hitung, sudah beberapa kali dia diselamatkan oleh Jeno.

Lantas kenapa lelaki itu menyelamatkannya?

Itu adalah pertanyaan yang tak bisa dijawabnya. Bertahun-tahun Renjun menumbuhkan kebencian di hatinya, memupuk rasa dendam yang mendalam, dengan pengetahuan bahwa Jeno yang jahat telah menghancurkan keluarganya.

Yah, Jeno memang jahat. Tetapi selain mengurung Renjun, dia memperlakukan Renjun dengan baik.. 'Apakah dia memang menganggap aku sebagai kekasihnya?'

Pipi Renjun memerah membayangkan itu semua. Apakah semua kebaikan Jeno murni disebabkan karena dorongan gairah? Seharusnya Renjun merasa terhina, tetapi ini tidak.

Perasaannya terasa hangat tanpa dia mau. "Aku tidak boleh merasa seperti ini. Kebencianku adalah satu-satunya senjata untuk menghadapi lelaki itu. Kalau sampai aku merasakan perasaan lebih kepada Jeno.. ah
tidak, tidak!" Renjun menggelengkan kepalanya, berusaha mengusir perasaan yang menggelayutinya.

Dengan gemetar dia meraba lengannya yang di perban,dan menangis. Seluruh kehidupannya berubah hanya dalam waktu singkat, seluruh rencana yang dibuathya matang-matang telah hancur, dan dia sekarang terpuruk disini. Kembali dalam cengkeraman lelaki iblis itu, dan bahkan sekarang berhutang nyawa kepadanya.

"Jangan menangis."

Renjun terlonjak ketika suara itu terdengar di dekatnya, dengan ketakutan dia menoleh dan mendapati Jeno di sana, duduk di sofa tak jauh dari ranjang dan mengamatinya.

Dengan kasar Renjun menghapus air matanya dan menatap Jeno marah. "Semua ini gara-gara kau!" serunya menuduh, "Kalau kau tidak melibatkanku dalam kehidupanmu yang penuh musuh itu, aku tidak akan mengalami ini!"

"Dan kalau kau tidak gampang tertipu oleh bujuk rayu dokter yang selalu tersenyum itu, kau tidak akan diculik dengan mudah." sela Jeno tajam.

"Aku hanya ingin lepas darimu, kenapa kau tidak melepaskan aku?" kalli ini Renjun berteriak penuh frustrasi, "Aku mohon aku sudah muak berada disini...aku.."

"Tidakkah engkau bahagia di sini Rena?" Jeno mendekat ke ranjang
dan menyentuh dagu Renjun dengan jemarinya.

Pada saat itulah Renjun melihat telapak tangan Jeno di balut perban, "Aku memenuhi kebutuhanmu, aku memberimu apa yang tidak bisa kau beli dengan uangmu sendiri, apakah menurutmu itu tidak cukup?"

"Aku bukan pelacur!'" desis Renjun tajam, "Kekayaan dan ketampananmu sama sekali tidak ada pengaruhnya untukku, yang aku inginkan hanya kematianmu, karena kau telah mengnancurkan Keluargaku. Tetapi jikaitupun tidak kudapatkan, aku sudan cukup puas bisa lepas darimu!"

Renjun menatap Jeno dengan tatapan menantang. Lelaki itu menatap Renjun tajanm, lalu mengangkat bahunya dan menatap Renjun lurus-lurus."

"Sudahlah, Aku sedang tidak ingin berdebat denganmu." ditatapnya Renjun dengan serius, "Bagaimana kondisimu?"

Jeno menunduk dan mengamati Renjun. Renjun terdiam, otomatis memalingkan wajah dari Jeno.

"Rena..." Jeno memanggil Renjun dengan penuh penekanan, membuat Renjun terpaksa harus menatap mata itu.

"Aku baik-baik saja." jawab Renjun ketus, "Biarpun aku tahu semua ini terjadi karena kau dan musuh-musuhmu itu."

Jeno terkekeh, "Hmm..mengingat kau sudah kembali galak kepadaku, aku yakin kau sudah sembuh."

Jeno menyentuhkan jemarinya di pipi Renjun, "Maafkan aku." Renjun tertegun karena permintaan maaf Jeno, dia menatap Jeno dengan hati-hati.

"Kenapa kau meminta maaf?"

"Karena membuatmu terlibat dalam situasi ini," lelaki itu mengangkat bahu, "Situasi seperti ini tidak akan bisa terhindarkan, mengingat kondisiku. Tetapi kau harus tahu, ketika kau bersamaku, aku akan menjagamu."

Renjun mendengus, "Aku lebih memilih tidak bersamamu. Kalau aku sendirian aku pasti akan lebih baik-baik saja."

Jeno menatap Renjun tajam, "Tidak bisa, situasi kemarin membuat kau dikenal sebagai kesayanganku. Orang yang mengincarku pasti akan mengincarmu, karena kau lah yang paling lemah. Itu membuatmu harus selalu bersamaku, di bawah perlindunganku."

Jeno menatap Renjun lurus-lurus, "Kau adalah kelemahanku."

Pipi Renjun memerah. Bukan cuma karena arti mendalam dalam kata-kata Jeno, tetapi karena cara Jeno mengucapkannya begitu erotis dan penuh makna seolah-olah Jeno mengucapkan sesuatu yang sensual dari perkataannya yang biasa itu.

DanJeno tampaknya sengaja.

'Sialan kau Lee Jeno!'

Jeno memang sengaja mengucapkan kata-katanya dengan nada sensual untuk mempengaruhi Renjun.

"Kau bebas keluar masuk seisi rumah ini, tapi aku mohon padamu, jangan mencoba melarikan diri dari rumah ini. Aku memang jahat, tapi aku akan menjagamu, tidak demikian halnya dengan musuh-musuhku."

Jeno mengangkat tangannya yang terluka untuk mengusap rambutnya, dan Renjun langsung teringat peristiwa itu, ketika Jeno dengan cepat menggenggam pisau itu, menghalanginya untuk terluka, tanpa sadar dia bergidik ngeri.

"Ya." gumam Jeno memperhatikan reaksi Renjun, "Kau seharusnya takut Renjun, karena mereka semua akan melakukan apa saja untuk melukaiku lewat dirimu. Kau aman disini bersamaku. Dan aku yakin kau berpikiran sehat sehingga tahu bahwa kau lebih baik bertahan di sini."

#tbc

[✔] My Life Destroyer Man 🔞Where stories live. Discover now