35 || Darah

4.2K 377 6
                                    

[ REMAKE ]

.

.

Mata Jeno menyala ketika menatap mata Renjun. Perempuan ini menatapnya tanpa dosa.

Tidakkah dia tahu bahwa permintaannya ini menambah penderitaan Jeno?

Memijit Renjun dalam kondisi bergairah dan ingin dipuaskan seperti ini?

Bagaimana bisa Jeno menahan diri, ketika jemarinya menyentuh kelembutan  kulit Renjun di tangannya?

"Oke, berbaliklah. " Jeno
menggeram lagi. Renjun tidak pernah meminta tolong kepadanya, dan kalau Renjun melakukannya, itu berati Renjun benar-benar kesakitan.

JemariJeno bergerak menyentuh kepala Renjun, ke helaian rambut seperti sutera yang terasa lembut di jemarinya. Helaian itu biasanya adalah tempat Jeno menenggelamkan kepalanya ketika dia mencapai orgasmenya yang luar biasa nikmat di atas tubuh istrinya.

'Sial! Jangan pikirkan tentang itu, Man!'

Jeno memijit dan seolah belum cukup siksaannya, selama proses itu, Renjun terus menerus mendesah keenakan karena pjatan Jeno. Bahkan kadang mengerang, persis seperti erangannya ketika Jeno mencumbunya, dan itu luar biasa menyiksanya. Kejantanan Jeno sudah berdenyut-denyut, dan Jeno merasa hampir meledak karena gairahnya terhadap Renjun.

"Sudah cukup?"

"Aku masih sedikit pusing di sisi ini." Renjun memiringkan kepalanya,
memamerkan pundaknya yang hangat dan halus, membuat Jeno ingin mengigit lembut di dagian pundak sebelah sana.

Sambil terus menmijit Renjun, Jeno menyumpah terus menerus dalam hati, Kemudian ketika Renjun tampak santai, Jeno melepaskan pijitannya dengan hati-hati.

Renjun sudah tertidur.

Sekarang mungkin dia akan mandi dengan air dingin, kalau tidak dia akan tersiksa semalaman di atas ranjang ini, dan menderita karena tak terpuaskan.

Dengan tak kalah hati-hati, Jeno bergerak turun dari ranjang hendak
melangkah ke kamar mandi.

"Jeno."

Hampir saja Jeno tidak mendengar panggilan Renjun, "Apa Rena?" desis Jeno serak.

"Sekarang aku sudah tak pusing lagi"

Hening.

Jeno tertegun sejenak, kemudian menyadari arti kata-kata Renjun, dia langsung membaringkan kembali tubuhnya di ranjang.

"Bagus." bisiknya parau lalu membalikkan tubuh Renjun dan melumat bibirnya tanpa ampun, gairahnya yang meledak tidak ditahan-tahannya lagi, Jeno menyentuh Renjun dimana-mana, menikmati kepemilikannya atas tubuh istrinya, menikmati betapa
tubuh Renjun yang lembut dan hangat itu menggelenyar di setiap sentuhannya.

Payudara Renjun tampak lebih berisi,
mungkin karena kehamilannya.

Ketika akan menyentuhnya seperti biasanya, Jeno tertegun dan menatap Renjun. "Apakah aku akan menyakitimu?"

Renjun tersenyum meminta pengertian, "Sedikit nyeri di bagian situ." desahnya.

Jeno tidak mengatakan apa-apa, lelaki itu hanya mengecup ujung payudaranya, lalu memainkannya dengan lidahnya yang lembut, tangannya menelusur ke bawah dan menyentuh pusat kewanitaan Renjun, menemukan bahwa Renjun sudah siap dan bergairah untuknya.

Dengan menahan dirinya, Jeno menindin Renjun dan menyatukan tubuhnya, berusaha menahan diri supaya berhati-hati karena istrinya ini sedang hamil.

Tubuh mereka menyatu, dan Jeno bergerak selembut yang dia bisa.

[✔] My Life Destroyer Man 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang