34 || Mengalah

4.1K 387 9
                                    

[ REMAKE ]

.

.

Pagi harinya suasana begitu dingin, Jeno seolah tidak mau membahas percakapan mereka semalam, tetapi walaupun begitu, Renjun tetap waspada. Mengingat sifat Jeno,tidak menutup kemungkinan lelaki itu akan melakukan segala cara untuk melaksanakan keinginannya.

Dengan memasukkan obat penggugur di minumannya misalnya, siapa yang tahu? Bahkan lelaki itu pernah membiarkan minumannya dicampuri opat oleh Jisung.

Renjun mengelus perutnya dan merasa sedih, meskipun bayi ini tidak diinginkan oleh ayahnya, meskipun perasaannya sekarang terluka karena Jeno lebih merenungkan kenangannya akan Injun daripada dirinya yang sekarang ada dan hidup di depannya, Renjun harus berusaha tegar dan kuat, demi anak ini.

"Anda akan mempertahankan anak itu kan?" suara Jisung menyentakkan
Renjun dari lamunannya. Lelaki itu
sedang memasuki ruangan yang sama dengan Renjun.

Renjun menatap Jisung dan mencoba
tersenyum, Jisung sangat baik dan sopan padanya ketika dia memasuki
rumah ini. Jisung pulalah yang menjelaskan kepadanya kebenaran dan merubah semua pandangannya akan Jeno.

"Aku akan menjaganya dengan nyawaku. Kau harus berhadapan denganku dulu kalau kau ingin mencelakai anak ini."

Seulas senyum terukir dli bibir Jisung,
"Tidak Nyonya, Tuan Jeno tidak pernah menyuruh saya untuk mencelakai anak itu. Bahkan jika Tuan Jeno menyuruh pun, saya akan menolak, anak itu adalah keturunan keluarga Lee yang harus saya hormati pula."

Kelegaan meliputi hati Renjun, setidaknya ada orang yang juga
membela anaknya.

Kemudian Renjun menatap Jisung dengan ragu, "Apakah kau tahu bahwa Injun meninggal karena dia mencoba mengandung untuk kedua kalinya?"

Jisung menatap Renjun hati-hati dan menganggukkan kepalanya, "Saya tahu, setelah kematian Nyonya Injun. Hal itulah yang menghancurkan Tuan Jeno, bahwa dia sebenarnya berkontribusi dalam kematian Nyonya Injun. Nyonya Injun bisa hidup lebih lama seandainya dia tidak hamil kembali."

Jisung menghela nafas panjang dan menatap Renjun lembut, "Saya harap Anda memahami perasaan Tuan Jeno."

"Dia selalu menganggapku sebagai pengganti Injun, dia menganggapku
sama sepeti Injun." Renjun
memejamkan matanya pedih, "Anak ini anaknya, tetapi dia menyuruhku untuk mengugurkannya."

Jisung menatap perut Renjun dan tatapannya melembut di sana, "Saya
yakin Tuan Jeno tidak pernah
menganggap Anda sebagai pengganti Nyonya Injun. Jika dia hanya menganggap Anda sebagai boneka pengganti, dia tidak akan menunjukkan emosinya kepada Anda. Anda tiaak akan diperlakukan olehnya dengan begitu hormat, yang bisa saya katakan, apa yang dilakukan Tuan Jeno adalah karena dia peduli kepada
Anda."

"Peduli kepadaku? Bagaimana bisa?, Jeno menyuruhnya menggugurkan anaknya. Bagaimana bisa itu disebut kepedulian?"

"Tuan Jeno menginginkan anak itu
digugurkan karena dia mencemaskan keselamatan Anda. Dia takut Anda akan celaka dan meninggal seperti Nyonya Injun, dia takut kehilangan Anda."

Renjun menatap Jisung dengan tak
percaya,"Dia tak mungkin takut kehilanganku."

"Percayalah kepada saya." Jisung tersenyum lembut. "Tuan Jeno memang tidak pernah pandai menunjukkan perasaannya, tetapi kalau Anda perhatikan, Anda akan tahu sendiri."

Setelah berbicara, Jisung membungKukkan tubunnya lalu meninggalkan Renjun dalam keheningan.

•••

"Apakah kau sudah berubah pikiran tentang usulanmu semalam?" Renjun menatap Jeno yang baru saja memasuki kamar, Tidak biasanya
Jeno memasuki kamar sedemikian larut, dan tampak lelah.

[✔] My Life Destroyer Man 🔞Where stories live. Discover now