27 || Nakamoto Renjun

3.3K 386 23
                                    

[ REMAKE ]

Warn : Little bit mature

.

.

Jeno membaringkan Renjun ke atas
ranjang. Jemarinya menyusup ke balik
rok Renjun dan langsung menyentuh
pusat kewanitaannya.

Sentuhan itu  membakar sekaligus menyejukkan,  membuat Renjun langsung mengangkat  tubuhnya penuh gairah. Jeno  menundukkan kepalanya, mengecup  leher dan pundak Renjun sambil menurunkan kemejanya, menikmati  betapa Renjun menyerah kepadagairahnya.

"Ah sayangku, kau begitu indah."

Jeno menangkup payudara Renjun
di telapak tangannya, merasakan dan menikmati kelembutan itu. Lalu bibir panasnya turun dan menangkup pucuknya, melumatnya penuh gairah,
membuat Renjun hampir menjerit karena siksaan kenikmatan yang berbaur  menjadi satu.

Lelaki itu menurunkan rok Renjun dan mulai menyentuhnya dimana-mana,
meninggalkan gelenyar panas yang
membakarnya. Jemari Jeno
menyentuh pusat kewanitaannya,
hingga Renjun merasakan dorongan
yang amat sangat untuk memohon agar  Jeno mau memasukinya. Dan Jeno pun sudah siap,  kejantanan lelaki itu terasa begitu keras  dan panas di bawah sana.

Renjun mendesak-desakkan tubuhnya dengan frustrasi, seperti sebuah permohonan tanpa kata.

"Tenang sayangku."  Jeno mulai terengah, menahan pinggul Renjun yang bergairah di  bawahnya, "Aku akan memuaskanmu  sebentar lagi."

Jeno menggertakkan giginya,
melawan dorongan kuat untuk
memasuki Renjun dengan kasar.
Sejujurnya Renjun sudah sangat siap
menerimanya, tetapi Jeno bertekad
memperlakukannya dengan lembut,
demi memberikan tubuhnya untuk kenikmatan Renjun.

Ketika kehangatan Jeno
merasukinya, tenggelam dalam
tubuhnya yang panas dan basah, Renjun  mengerang dan memejamkan mata.  Mereka bergerak dalam alunan gairah  yang keras, berusaha memuaskan  gejolaknya sendiri-sendiri. Sampai  akhirnya tubuh Renjun terasa melayang,
mencapai puncak kenikmatan dengan
didorong oleh rasa klimaks yang begitu dalam.

Lalu menyerah dalam orgasme bersamanya.

•••

Pagi ini ada yang berbeda dalam hubungan mereka. Renjun menyadarinya, mengingat tadi Jeno
tersenyum lembut ketika Renjun terbirit-birit kembali ke kamarnya.

Terutama perasaan Renjun ke Jeno,ada yang berubah. Ternyata selama ini dia juga frustrasi oleh gairah yang tertahan, sama seperti
yang dirasakan Jeno. Dan ketika semalaman mereka saling memuaskan gairah masing-masing, pagi ini perasaannya luar biasa bahagia.

Renjun bahkan merasa ingin bersenandung. Pagi ini, karena Jeno biasanya sudah berangkat kerja jam-jam segini, Renjun memutuskan untuk mengisi waktunya dengan menjelajahi seluruh isi rumah.

Dia memutuskan untuk menjelajahi area sayap kanan rumah yang besar itu. Tanpa di temani siapapun, Renjun menyusuri lorong-lorong, ruangan demi ruangan, sampai akhirnya tiba di ujung lorong, dengan dinding yang sepenuhnya terbuat dari kaca, memantulkan cahaya matahari keseluruh lorong dan pemandangan yang luar biasa indahnya di balik kaca.

Pemandangan kebun mawar berwarna merah tua yang merambat dan memenuhi taman kecil di sana.

Renjun terpesona hingga hampir sesak napas. Dia berdiri cukup lama di depan taman itu, lalu kemudian mengerutkan keningnya ketika menyadari, bahwa sayap kanan rumah ini, meskipun tampak bersih dan terawat, tampaknya hampir tidak pernah digunakan.

Renjun menoleh ke kiri, dan menemukan sebuah pintu besar berwarna keemasan. Dengan penuh rasa ingin tahu, dia membuka handle pintu itu. Pintu itu sangat susah dibuka dan macet, tetapi setelah Renjun mencoba beberapa kali, pintu itu terbuka dengan mudahnya, meskipun menimbulkan suara berderit karena engselnya yang sudah lama tak diminyaki.

[✔] My Life Destroyer Man 🔞Where stories live. Discover now