18 || Meminta Tolong

3.1K 411 38
                                    

Jeno menyandarkan tubuhnya di dinding dan memijt dahinya yang berdenyut, dadanya terasa sakit dan nyeri.

'Jadi, seperti ini rasanya melihat dia kesakitan, hampir membuatku meledak dalam kecemasan, dan itu semua karena musuh-musuhku yang henda kmencelakaiku...'

"Apakah semua baik-baik saja Tuan?" Jisung muncul, dia memang sedang bertugas berjaga di sana dan cemas melihat Jeno hanya bersandar di pintu.

Jeno menoleh, menatap Jisung dan mengernyit, "Ah..ya, dia baik-baik saja, hanya tadi ada serangan di kepalanya, dia kesakitan."

Jisung menganggukkan kepalanya dan merenung. Jeno juga tampak sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Kenapa tidak anda katakan saja kepadanya ?" gumamnya akhirnya.

Jeno menyentakkan kepalanya, "Apa?"

"Semuanya. Seharusnya dia tahu semuanya,itu akan membebaskannya dan juga membebaskan anda"

Jeno menggelengkan kepalanya "itu akan menghancurkan hatinya." Dengan cepat, Jeno mengalihkan pembicaraan, "Dokter bilang dia harus seminggu lagi di sini, kau atur penjagaan disini, jangan sampai ada yang lengah. Hanya dokter dan perawat khusus Rena yang boleh masuk ke ruangan itu, instruksikan pada semuanya"

Jeno lalu melangkah pergi. Jisung tercenung menatap Tuannya itu.

Semua orang selalu takut pada Jeno. Lelaki itu setampan malaikat, tetapi hatinya sehitam iblis, begitu kata orang-orang. Semua orang memujanya sekaligus menjaga jarak
karena ketakutan. Yang mereka tidak tahu, Kadang-kadang, Tuannya itu bisa seperti malaikat seutuhnya, baik tampilan fisik maupun hatinya.

.
•••
.

"Selamat pagi, sepertinya kau sudah lebih sehat." Dokter Lucas menyapa lagi di sore harinya setelah memeriksa Renjun, "Dan kuilihat makan malammu masih utuh, kenapa kau tak memakannya?"

Renjun mengernyit meskipun mencoba tersenyum lemah kepada dokter Lucas, "saya masih mual dan muntah-muntah dokter."

"Tapi kau harus tetap makan, aku akan memesankan menu lain untukmu jika kau mau. Mungkin sup panas atau Jus buah bisa menggugah seleramu."

Mau tak mau Renjun tersenyum melihat betapa bersemangatnya dokter Lucas, "terimakasih dokter."

Dokter Lucas menganggukkan kepalanya, "aku cuma tidak menyangka perempuan seperti kau yang menjadi kekasih Tuan Jeno."

Renjun tertegun mendengar perkataan dokter Lucas itu, "Apa?"

Wajah dokter Lucas memerah karena malu, dia tampak menyesal telah mengucapkan kata- kata itu, "Ah maafkan aku Renjun."

Renjun menggelengkan kepalanya, "Tidak apa-apa dokter, semua yang melhat pasti akan menyangka aku adalah kekasih Jeno."

"Apalagi melihat tingkah Tuan Jeno diruang gawat darurat kemarin, bukan kahbegitu?" dokter Lucas terkekeh.

Renjun mengernyitkan matanya lagi, memangnya apa yang dilakukan Jeno diruang gawat darurat kemarin?

Dokter Lucas sepertinya tahu bahwa Renjun bertanya-tanya, dia mengangkat bahunya. "Jangan bilang padanya kalau aku membicarakan tentangnya di belakangnya ya, sampai sekarang aku masih merinding mengingat tatapan membunuhnya ketika mengancam akan menghabisi semua dokter dan perawat disini kalau mereka tidak berhasil menyelamatkanmu."

Ditatapnya Renjun dengan tatapan menyesal, "sungguh, siapa pun yang melihat kelakuannya kemarin pasti akan mengambil kesimpulanyang sama, bahwa Tuan Jeno adalah kekasih yang amat sangat mencintai dan mencemaskanmu."

[✔] My Life Destroyer Man 🔞Where stories live. Discover now