33 || Hamil

5.5K 415 16
                                    

[ REMAKE ]

.

.

Kehidupan pernikahan mereka berlangsung seperti yang seharusnya.

Setiap malam Jeno selalu
menyentuh Renjun, seolah - olah
gairahnya itu tak akan pernah ada
habisnya. Tetapi hanya itulah saat
mereka bisa dekat. Renjun memang
menyadari bahwa dia hanya bisa
dekat dengan suaminya ketika mereka bercinta. Dan Jeno sekarang
mulai berubah menjadi pribadi yang
lebih baik, dia tidak pernah kasar dan memaksakan kehendaknya lagi.

Lelaki itu hanya mengangkat alisnya ketika Renjun mulai membantah kata-katanya, kemudian melangkah pergi, dan memilih menghindari konfrontasi.

Pernikahan mereka sudah berlangsung hampir dua bulan dan Renjun masih merasakan ada yang mengganjal di hatinya. Renjun memang menyadari bahwa landasan pernikahan ini sudah salah dari awal.

Hanya berlandaskan kontrak kerja yang dilapisi hasrat. Belum lagi alasan yang tidak mau diakui Jeno, bahkan sampai sekarang ini -bahwa Renjun hanyalah pengganti Nakamoto Renjun- Renjun tidak pernah lagi mengunjungi sayap rumah yang
menyimpan lukisan Injun itu, dan
Jisung bahkan sudah tidak pernah menyinggung tentang istri pertama
Jeno lagi.

Renjun curiga bahwa Jeno melarang Jisung dan semua orang di rumah ini membahas Injun. Karena Jeno sendiripun tampak tak pernah menjelaskannya, Renjun menjadi
semakin bingung.

Akan seperti apakah pernikahan ini nantinya? Salahkah dia ketika menerima lamaran Jeno waktu itu? Dan satu lagi pertanyaan yang mulai mengusik hatinya, apakah dia mencintai Jeno?

Semakin Renjun mencoba memikirkannya, semakin kepalanya
terasa sakit. Ya, dia memang sering
merasa pusing akhir-akhir ini, pusing
yang aneh karena timbul dan tenggelam tanpa tahu waktu.

"Rena?" Jeno tiba-tiba sudah
ada di depannya, "Kau kenapa?"

Lelaki itu mengernyit melihat Renjun
yang berjalan terhuyung-huyung sambil berpegangan di dinding lorong.

Renjun mencoba berdiri tegak, tetapi pusing kali ini benar-benar menyerangnya dengan kuat sehingga dia oleng. Seketika itu juga Jeno langsung menangkapnya. "Rena?"

Suara panik Jeno masih terdengar sebelum semuanya ditelan dalam kegelapan.

•••

"Nyonya Renjun hamil, selamat Tuan."
dokter tua itu menyalaminya dengan
penuh semangat, "akhirnya ada calon penerus keluarga Lee yang akan terlahir."

Jeno pucat pasi. Dokter itu terus
berceloteh tentang kehamilan dan
calon bayi mereka, tetapi yang ada di
benak Jeno hanyalah mimpi buruk.

Mimpi buruk yang selama ini coba dia lupakan, tetapi sekarang kembali datang menghampirinya.

Jeno menyuruh Jisung mengantar
kepergian dokter itu. Setelah selesai, kemudian Jisung kembali dan menatap Jeno dengan cemas. Lelaki itu tentu tahu apa yang berkecamuk di dalam hati Jeno.

"Dia hamil." Jeno mengulang pemberitahuan dokter tadi, meskipun dia tahu Jisung sudah mendengarnya,
dia hanya ingin mengucapkannya
supaya benar-benar yakin bahwa mimpi buruk itu ternyata telah menjadi nyata.

"Kondisi Nyonya sangat sehat Tuan.."

"Sehat katamu?!" Jeno membentak marah, "Dia tadi pingsan di depanku, tampak pucat dan begitu lemah!"

"Tetapi Nyonya Renjun tidak sama dengan.."

"Diam!"

Jeno menggeram marah, "Rena tidak boleh hamil!" serunya memutuskan.

[✔] My Life Destroyer Man 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang