Sejarah Regal

14.8K 3.1K 174
                                    

Bagaimana awal Ajeng begitu bergantung dengan Rendy? Ya karena Rendy membantu tugas gadis itu.

Tapi bagaimana awal ketidak jelasan hubungan mereka?

Hem hubungan dua anak manusia itu terbilang tidak jelas kini, dibilang sekedar teman, bukan.

Dimana ada Rendy di situ Ajeng, mereka tidak terpisahkan seperti pensil dan busur.

Tapi dibilang pacaran ... tidak juga.

Meski Jessica Ajeng selalu terang-terangan dengan perasaannya,

Rendy tidak pernah membalas, tidak ada ungkapan 'aku juga punya rasa yang sama' tapi selalu ada Tindakan yang membuat Ajeng terlampau bingung ia ini teman atau lebih dari sekedar itu.

Saat itu mereka masih semester 3...

"Ren? Rendy? Rendy?" Ajeng berusaha menyamakan langkahnya dengan Rendy Saputra yang baru menyelesaikan kelas Fisika bangunan siang itu.

Rendy hanya melirik sejenak dan mendapati Ajeng tersenyum lebar padanya.

"Lo tahu gak tugas studio perancangan goal? Acc Ren! Gak direvisi lagi berkat bantuan elo kemarin. Huhuhu makasih ya Ren?"

"Sama-sama." Balas pemuda itu ringkas bahkan cenderung dingin, Rendy memilih membercepat langkah kakinya hingga Ajeng kesulitan menyusul.

"Ren eh Ren?" Gadis itu menyelipkan kantong plastik putih di jemari Rendy dan tersenyum.

"Tanda terima kasih dari gue."

"Gak perlu." Rendy mengembalikannya.

"Eh ambil aja. Tadinya mau gue teraktir makan tapi gue denger elo ga makan makanan kantin, selalu bawa bekal, katanya elo makannya pilih-pilih. Hehe. Isinya kopi kaleng ada 5, coklat, berbagai macam cemilan, mc flurry oreo dan... jejejejeng~ biscuit regal sekaleng."

Rendy menghentikan langkah dan mengintip ke dalam kantong plastik yang lumayan berat di tangannya.

Semua makanan manis nan full cafein itu sungguh tidak sehat bagi ia yang jarang berolahraga. Entahlah Ajeng itu ingin berterima kasih atau mau membunuhnya?

"Gue jarang minum kopi kaleng kecuali kepepet, gue gak makan coklat, gue gak suka ice cream... biskuitnya not badlah gak terlalu manis jadi gue bisa makan. Kali ini gue terima, tapi lain kali gak usah ngasih gue kayak gini." Balas Rendy.

Ajeng mengigit bibir dalamnya namun kemudia kembali berbinar.

"Gue gak tau elo suka makan atau minum apa, jadi gue kasi kesukaan gue semua. Hehe."

Rendy menatap isi kantong plastik dan Ajeng bergantian, pemuda itu lalu bernafas berat.

"Makanan kayak gini gak baik buat kesehatan Jeng, jangan sering-sering lo makan ginian."

"I...iya, gak sering-sering. Hehe."

Bohong, padahal itu menu Ajeng tiap hari.

"Bentar deh Ren," Ajeng teringat kalimat Rendy.

"Tadi elo bilang Kali ini gue terima tapi lain kali gak usah ngasih gue kayak gini. Berarti lain kali elo mau bantuin gue nugas lagi? Beneran?"

Rendy ternganga, rasanya ia ingin memutar ulang waktu dan meralat ucapannya.

Tapi mana bisa? Si Ajeng Jessica itu sudah membulatkan mata sipitnya padanya seperti kucing di serial shreek.

"Hm, kalau gue gak sibuk."

"YESSSSS!" Ajeng berteriak dan melopat senang tidak peduli orang-orang yang sudah menatapnya aneh.

LOVECHITECWhere stories live. Discover now