Luka ku butuh peluk mu

5.8K 1.3K 131
                                    

Seperti kata pepatah kalau ucapan adalah doa, lima menit kemudian Ajeng betul-betul kuyup, bukan karena air mata Rendy tapi cuaca kota Makassar yang bercanda dengannya, bagaimana bisa saat tadi cerah kini sudah hujan deras?

Sialnya di bagasi Haikal tidak ada jas hujan, saat bertanya pada Rendy ia malah menyuruhnya untuk lanjut, tidak usah berteduh.

Hujannya katanya cuma menyapa, mengejek karena Rendy menangis tapi hoax, sampai di depan dream house langitnya makin gelap, hujannya makin deras.

Sial! Ajeng sudah basah sampai kedalam-dalamnya.

"Masuk!"

"Diteras aja, basah. Nanti elo ngepel lagi, lagian kata lo cuma lewat hujannya. Hatcim!" Setelah bersin Ajeng malah tersenyum kambing.

"Dingin Jeng, ganti baju dulu!"

"Tapi gue basah sampe dalem-dalemnya!" Bisik Ajeng tapi Rendy malah terkekeh sepertinya hujan sudah menghapus sedikit sedihnya.

Tangan Rendy menarik tangan Ajeng masuk ke dalam rumah yang sunyi, mungkin penghuninya sibuk berselimut di kamar masing-masing.

"Ya gak usah pake yang di dalemnya."

Hah gimana maksudnya bapak Rendy?
I'm innocent.

"Eh Tangan lo dingin banget Ren." Ajeng tersentak kala tangan mereka saling mengenggam dalam langkah, telapak tangan Rendy dingin hasil kolaborasi habis nangis, angin dan hujan deras.

"Tangan lo anget, jadi gak apa-apa." Meski hanya melangkah ke dalam rumah, genggaman mereka makin erat.

"Lo juga buruan ganti baju Ren!"

Langkah Rendy terhenti di depan kamar miliknya.

"Ganti bajupun kayaknya gue bakal tetep dingin."

"Pake selimut?"

"Masih dingin,"

Rendy menatap Ajeng, ada sendu, kecewa dan sepi digambarkan iris matanya.

"Kalau tambah peluk lo, baru hangat. Peluk gue ya Jeng?"

Ada air mata yang hampir jatuh di pelupuk Rendy.

"Gue mau dipeluk."

***

Keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang lebih hangat, Ajeng bergegas ke kamar Rendy, ia pikir Rendy sudah berganti baju namun yang ia dapati pemuda itu masih bersandar di tembok kamarnya dengan baju yang sama, belum berganti seolah tidak peduli lantai kamarnya basah karena ulahnya.

"Kenapa belum ganti baju? Ayok ganti!" Ajeng menarik pelan tangan Rendy yang masih terasa dingin, saat itulah Rendy mendongkak menatap gadis itu kosong.

"Ayo Ren, nanti lo masuk angin."

Rendy masih tidak bergeming hingga Ajeng kesal sendiri, gadis itu berinisiatif mengambil sendiri baju kering Rendy di lemari dan kembali menyodorkannya pada Rendy.

"Ganti ya? Nanti kamu sakit sayang," Manis sekali kalimat dari gadis yang berjongkok di hadapan Rendy itu.

Tapi sayang sekali Ajeng masih bisa membuat Rendy bergerak dari tempatnya hingga ia frustasi sendiri.

"Sedih gue ngeliat lo kayak gini tau Ren! Gue nyalahin diri gue sendiri karena gara-gara saran gue elo mau ketemu nyokap lo, karena bujukan gue elo jadi sakit kayak gini, secara gak langsung gue yang nyakitin elo sendiri. Please liat gue Ren."

Ajeng merengkuh wajah yang menunduk itu, memaksa menatapnya, kedua mata mereka merah penyebabnya tangis, si gadis menangis karena merasa bersalah sedangkan si pemuda menangis karena lukanya kembali menganga lagi.

LOVECHITECWhere stories live. Discover now