kata 'sayang'

7.7K 2K 183
                                    

Drrrrrr! Drrrrr!

Getaran ponsel di saku Ajeng membuyarkan pikirannya yang sedang mencerna keadaan sekarang, nama 'Keripik Taro' muncul sebagai pemanggil,

Ajeng awalnya mengabaikannya namun muncul lagi ID Pemanggil 'Nasi Padang'.

Kedua sahabatnya itu pasti sedang mencarinya.

"Halo, kantor imigrasi bisa dibantu?"

Ajeng yakin Nada mengecek apa nomor yang ia telepon sudah benar atau tidak sebelum akhirnya...

"Anjir! Dimana lo?"

"Hahaha," Ajeng tertawa puas.

"Dimana ya ini?" Gadis itu menopang dagu mencuri pandang pada Rendy yang sedang memotong wortel.

"Surga kali ya ini Nad?"

"Serius Jeng! Gue tadi ke ruang kesehatan katanya elo udah balik, jadi gue sama Taro ke kosan lo, eh lo juga gak ada. Kemana lo?" Nada bertubi-tubi, bahkan Ajeng beberapa kali menyuruhnya menarik nafas agar tenang.

"Gue ditempat Rendy."

"HAH? RENDY?"

Ponsel Nada langsung disambar Taro.

"Rumah Rendy dimana? Biar gue jemput. Elo udah gak apa-apakan? Udah gak lemeskan? Tadi pulang naik apa?"

Cara bicara Taro khawatir, namun Nada juga mendengar ada sedikit amarah di sana. Tapi kenapa?

"Eeeee, gak usah. Gue sangat sehat bugar, nanti Rendy yang nganterin gue pulang, mau dimasakin dulu katanya." Ajeng tidak menjawab seluruh pertanyaan Taro.

"Je, harusnya elo bilang kalau mau pulang biar gue anterin. Gue sama Nada khawatir tau, kabarin kek."

"Maap hehe." Cengir Ajeng meski tak dilihat Taro.

"Gue beliin kesukaan elo semua ini, gue titip sama yang jaga kos ya?"

"Oke, makasih ya. Ya ampun, huhuhu gue terharu banget deh punya temen kayak kalian. Sayang deh, sayang Nada, sayang Taro. Muah muah muah!" Heboh Ajeng.

"Pfffth," Taro menahan tawanya sebelum menjawab serius,

"Hm, sayang Ajeng juga. Hati-hati ya pulangnya."

Dan mengakhiri panggilan dan menyerahkan ponsel Nada.

"Apa katanya? Kok bisa dia tempat Rendy?"

"Gak tau, tapi katanya sih Ajeng sayang gue—"

"Hah?" Bingung Nada.

"Sayang elo juga Nad. Udah jangan cemburu! Titip nih makanan ke penjaga kos terus kita balik, yuk."

∽∽∽

Rendy Saputra Dharma bukan orang yang KEPO, apalagi perkara urusan pribadi orang lain, tapi Rendy malah menguping pembicaraan Ajeng tadi.

Pemuda itu berdehem canggung setelah Ajeng mengakhiri panggilan teleponnya, banyak rasanya yang mau ditanyakan Rendy tapi tidak mungkin diutarakannya.

"Siapa? Kenapa? Kok gitu cara bicaranya pake muah muah segala?" Dan masih banyak lagi.

Tapi Rendy ini siapa hingga berhak bertanya begitu?

Bayangkan kalau Rendy sudah membuang gengsinya untuk bertanya namun Ajeng malah membalas,

"Ih KEPO deh."

Aduh kan Tengsin!

"Jeng, nih Salad buah."

LOVECHITECحيث تعيش القصص. اكتشف الآن