Tidak bisa

7.5K 2.2K 89
                                    

Rendy tidak pernah merasakan harinya menjadi lebih ringan dari sebelumnya.

Bukan karena tidak ada tugas, itum mah banyak tapi entah kenapa hari ini ia seolah tanpa beban, selalu ingin tersenyum, dan anehnya ingin tampil menarik.

Yang benar saja? Selama kuliah Rendy selalu berpakaian apa adanya, namun pagi ini ia sibuk memilih kemeja kuliah lalu menyetrikanya.

"Lo ngerasa ga ada yang lain dari Rendy?" Tanya Nareshta, ia, Jeno dan Haikal berjajar memegang gelas kopi masing-masing sembari mengobservasi Rendy.

"Kemarin gue curhat sama dia, didengerin dong. Dikasi kesimpulan pula, biasanya dia cuma ngegoblok-goblokin terus bilang oh, hm, oke Kal." Tambah Haikal rekan sekamar Rendy.

Jeno mengesap kopinya, "Gue sih udah tau. Yang begini mah khatam gue. Hormon Dopamin, adrenalin dan serotoninnya lagi aktif-aktifnya alias dia lagi di tahap tertarik dengan seseorang."

Haikal dan Nareshta lalu saling memandang dan tersenyum seolah sudah mencapai conclusion.

"Sama cewek yang di bawa ke Malino." Ucap ketiganya hampir bersamaan.

"Lo kok tau sih Je?"

"Rendy cerita. Lo bedua kok tau?"

"Liat sendiri Rendy makanin sawi mie ayamnya."

"Lah bukannya Rendy gak doyan-doyan amat ya makan sawi?"

"Nah itu dia Je."

Plak! Plak! Plak! Kepala ketiga orang itu ditoyor satu persatu dari belakang.

Siapa lagi pelakunya kalau bukan objek gibahan pagi itu? Masih pagi bukannya siap-siap ke kampus, cuci motor, sarapan, mandi, malah gibah.

Tidak peduli umpatan yang dikeluarkan Naresh, Haikal dan Jeno, Rendy berjalan lurus ke kamar Lucas yang masih molor.

"Lucas, lo ngampus ga?"

"Enggak."

"Pinjem mobil."

"Pake."

Diantara 8 orang penghuni Dream house, hanya Keenan dan Rendy yang tidak memiliki kendaraan, kalau tidak nebeng ya naik angkutan umum atau meminjam salah satu kendaraan penghuni lain yang biasanya sepeda motor.

Baru kali ini, Rendy meminjam mobil.

"Kok rapi?"

"Kok minjem mobil?"

"Jemput siapa lo? Hayo~"

Tiga serangkai itu kembali menghalangi jalan Rendy yang sudah menghela nafas lelah.

Sudah ditoyor, Naresh, Haikal dan Jeno ternyata gak kapok juga.

"Pertama-tama gue rapi karena lagi mau pameran maket kayu, kedua gue minjem mobil karena mau ngangkut maket gue dengan aman, ketiga gue mau jemput maket gue di rumah temen satu kelompok gue. Puas bapak-bapak?"

Tiga kunyuk itu berdehem dan perlahan menyingkir dari pintu mendengar jawaban Rendy.

"Ya udah, gue berangkat."

Rendy baru mau masuk ke dalam mobil, sebelum Jeno meneriakinya....

"Ren soal pertanyaan lo tempo hari, jawabannya enggak Ren. Lo gak bisa! Yakin gue."

"Gue sama dia masih bisa jadi temen gak ya habis ini Je?"

Rendy memamerkan rolling eyesnya sebelum menutup pintu mobil namun tak lama Rendy membuka kaca dan berkata...

"Iya, gue tahu kok Je, gak bisa."

-To be continued -

Next chapter ➡️➡️➡️

(Don't forget to touch the stars Button if you like the story 😊 👉🌟)

LOVECHITECWhere stories live. Discover now