Bikin Khawatir

8.3K 2.1K 133
                                    

Tidak ada kuliah pagi di semester lima, sungguh melegakan bagi orang-orang yang susah bangun pagi seperti Ajeng.

Jam tidur bertambah dan ada waktu untuk siap-siap, biasanya Ajeng terbangun karena alarm yang ditunda berkali-kali, mencuci muka, berganti baju dan menuju kampus tapi hari ini ia bahkan sempat sedikit berdandan dan mencatok rambut panjangnya.

"Dipikir-pikir gue cakep juga," Ujarnya.

"Tapi sayangnya gak ada yang mau mikirin kayak gitu."

Badai besar bermula dari lautan yang tenang, begitu kata pepatah.

Setidaknya Ajeng menikmati seminggu awal menjadi mahasiswa semester lima, sebelum tumbang menghadapi Struktur dan konstruksi, Perancangan arsitektur, perancangan interior, manajemen konstruksi, teknologi bangunan dan teman-temannya.

"Hhhhh, ini mah sengaja kita dikasi jadwal siang semua, biar ada tambahan waktu ngerjain tugas!"

Gadis itu mengacak rambutnya yang sudah tidak sempat dicatok lagi, satu tissue menggulung dimasukkan ke lubang hidung kanannya yang sempat mengeluarkan darah dan membuat Nada serta Taro panik.

"Liat ke atas Je, liat ke atas! Jangan nunduk lo nanti darahnya jatoh-jatoh, pokonya liat ke atas!"

"Bawa ke toilet Nad, kata nenek gue kalau mimisan kepalanya harus disirem!"

Kedengaran konyol tapi kedua sahabatnya itu memang panik, meski sang pemilik tubuh nampaknya cuek seperti sudah biasa.

"Kopi gue direfill dong." Ajeng mendesah kecewa menatap cup coffenya yang sudah kosong.

"Itu udah cup ke empat lo! Gue refill susu aja ya? Atau Gue bikinin makan? Atau pesen aja kita?" Tawar Taro namun Ajeng dan Nada kompak menggeleng.

"Lo jangan kemana-mana, beresin ini dulu!" Nada mengikat kepalanya yang pening dengan scraf menghentikan langkah Taro, Gadis itu kemudian melirik jam tangannya.

"Dua jam lagi ada kelas, ayo buruan."

"Tinggal finishing aja sih ini Nad." Kata Ajeng.

"Lo rebahan aja dulu Jeng, biar Taro yang finishing."

Ajeng menyengir lebar tanda menolak.

"Lo tahu gak, gue pernah nyeletuk depan Rendy 'Gue pengen nyewa joki tugas aja kalau kayak begini, banyak banget yang musti dikerjain, capek.'" Ujar Ajeng.

"Terus lo tahu ga Rendy bilang apa? 'Lah mager ngonsep, mager bikin denah, mager gambar siteplan, gak usah kuliah aja sekalian. Ikut kuliah seni tari, elo tinggal joget, enak gak bikin denah'."

Taro dan Nada terbahak mendengarnya.

"Lagian tuh lulusan atau senior arsi kok ada yang mau jadi joki tugas? Gak bisa nyari duit halal apa?" Nada menggeleng tidak habis pikir.

"Iya, padahal serunya kuliah arsitekturkan ngerjain tuga sampe nangis darah." Ajeng dan Nada kompak mengajak pemuda itu bertos ria.

"Beres nih, mau tidur sejam apa langsung ke kampus aja? Kita ngemper aja ntar?" Tawar Nada.

"Kampus aja kali, sekalian cari sarapan, kita ga ada yang makan malem anjir, tau-tau udah ada matahari, makan gorengan doang sama minum kopi,"

Taro mengelus perutnya.

"Yang sabar ya lambung ku."

"Ya udah cuci muka dulu kalau gitu."

Saat kediaman Tanu sudah kosong ditinggal bekerja Ayah ibunya, tapi rumah itu terasa ramai dengan adanya Ajeng dan Nada.

LOVECHITECWhere stories live. Discover now