Balas

7.7K 2.1K 165
                                    

Rendy selalu hidup teratur dan tepat waktu, jika ia ada janji sebisa mungkin 10 menit sebelum jam yang ditentukan Rendy sudah ada di lokasi.

Sama seperti sekarang, pemuda itu sudah berdiri di depan sebuah tempat makan sembari melirik jam tangannya.

"Hhhhh, beneran jam lima gak sih tuh anak datengnya? Tau gitu gue jemput aja tadi."

Baru saja ia bermonolog tapi orang yang dibicarakannya dengan diri sendiri sudah turun dari ojek online dan melambai ceria padannya.

"Lama banget sih!" Rendy mulai mengomel.

"Udah dari tadi?"

"Baru 10 menit, ya tapikan tetep aja gue nunggu."

"Kenapa gak masuk aja, duduk, ngambil tempat?"

Rendy berdehem keras. "Nungguin elo, udah ah bawel. Ayo masuk, gue laper."

Rendy berjalan di depan di ikuti Ajeng di belakangnya, keduanya langsung memesan makanan lalu mengambil tempat di luar karena kata Ajeng ia ingin menikmati sore, cuacanya juga cerah, bagus juga untuk berswafoto.

"Jangan di makan dulu." Tahan Ajeng.

Cekrek! Ajeng mengambil gambar.

"Udah, boleh sekarang. Hehe."

"Ga ada sambelnya?" Tanya Rendy.

"Ah ga ada? Gue ambil dulu ke dalam."

Ajeng beranjak diiringin tatapan beberapa pemuda yang memandang kulit putih kaki gadis itu yang terekspose karena memakai celana pendek dan kaos oversize.

"Mulus jir."

Rendy risih mendengar bisikan itu, ia kemudian melirik pria di belakangnya dengan tatapan garang seperti biasanya.

"Nih sambelnya." Baru saja Ajeng duduk, Rendy langsung melepas ransel dan melemparkannya pada gadis itu.

"Pangkuin tas gue." Pintanya.

"Taro aja di kursi sebelah elo, berat ah!" Ajeng ingin menyingkirkannya namun ditahan Rendy.

"Udah pangku aja bentar, isinya cuma kertas doang itu."

"Cih." Ajeng mendengus namun kemudian pasrah, gadis itu baru tersenyum saat Rendy terlihat menikmati makanannya.

Segala yang disukai Ajeng biasanya tidak disukai Rendy tapi kalau untuk masakan khas Chinese sepertinya selera mereka sama.

"Makan yang banyak, lo kurus banget soalnya." Ajeng iseng menepuk-nepuk Pundak pemuda itu.

Rendy mendongkak dan membalasnya. "Makan dikit aja, elo tembem banget soalnya."

"Ih Rendy!" Sebal Ajeng tapi Rendy menjulurkan lidahnya jahil seolah meledeknya.

Selama setahun pertemanan mereka kian meningkat dari yang sekedar teman satu SMA yang membantu karena tugas, tempat cerita, sampai menjadi tempat bercanda seperti sekarang.

"Lo tahu ga tadi pagi gue cari sarapan hampir keserempet mobil padahal mobilnya yang salah, eh dia buka kaca dong 'woy pelan-pelan lo naik motor' sambil melotot ke gue," Ungkap Rendy.

"Terus gimana?"

"Gue bilang 'elo yang pake mata!' mau gue bales melotot tapi gue gak bisa, mata gue minimalis."

"Pfthhhh."

Rendy selalu puas jika Ajeng terbahak seperti sekarang.

Katanya tugas pria untuk wanita itu 3 buat dia kenyang, buat dia tertawa dan buat dia menangis bahagia, Rendy sedang mengikuti step-stepnya.

LOVECHITECWhere stories live. Discover now