Bahasa Bunga

7.4K 2.2K 108
                                    

Malam inagurasi jurusan arsitektur sebagai penyambutan Angkatan baru biasanya baru dilakukan diakhir semester genap, setelah UAS, seperti perayaan penutup sebuah semester yang panjang.

Siapa yang mengira tahun kedua di masa kuliah Ajeng bisa melewatinya? tentu dengan bantuan Rendy, jika tidak ada Rendy mungkin Ajeng sudah pindah jurusan tahun ini.

"Ren!" Rendy berbalik melihat Ajeng yang sudah berlarian ke arahnya.

Pemuda itu mendengus dan menautkan alisnya.

"Jangan lari-lari di koridor Jeng!"

Gadis itu menyengir lebar tidak peduli.

"Kalau lo jatuh gimana?"

"Ya sakit." Jawab Ajeng.

"Maksud gue lantainya."

Rendy selalu seperti itu, ingin mengungkapnya khawatir namun selalu bisa dibelokkannya jadi hal lain.

"UAS hari terakhir tuh indah banget yah Ren? Seolah semua beban hilang, indahnya kebebasan ini~"

Rendy mendorong pelan kepala Ajeng.

"Alay." Ucapnya.

"Eh Ren, inagurasi bentar dateng ga?"

"Ngapain?" Cuek Rendy. "Inagurasinya malem, indoor, ga ada acara yang menarik. Mending gue tidur."

Ajeng memanyunkan bibirnya jengkel.

"Tapi Ren, Jurusan kitakan punya budaya ngasi bunga sama senior, seangkatan atau siapapun di arsitektur yang ngebantu elo selama setahun ini sebagai tanda terima kasih—"

"Kalau lo mau ngasih gue bunga, enggak ya Jeng. Alay. Mending lo teraktir gue di tempat makan yang lo bilang langganan lo, lebih berfaedah."

Ajeng yang tadinya cemberut langsung berbinar karena saran Rendy.

"Ayo, ayo, sore gimana Ren?"

"Oke." Rendy setuju.

Ajeng melompat girang sebagai selebrasi kecil, Rendy selalu susah diajak jalan, ada saja alasannya, kerja bakti di kontrakanlah, nemenin sekamarnya beli softlenslah, tapi mostly alasan Rendy itu tugas dan tugas.

"Ya udah ketemu di sana ya. Lo send gue lokasinya. Gue mau pulang, bye." Rendy melambaikan tangan sebagai tanda pamit.

"Rendy tunggu bentar!"

Ajeng merogoh tasnya buru-buru.

"Nih, karena elo gak pengen ke acara inagurasi, jadi gue ngasih elo sekarang aja. Walaupun elo bilang alay, bodoh amat deh.

Ini cuma sebagai rasa terimakasih, setahunan ini elo selalu bantuin gue ya walaupun bantuinnya sambil ngomel tapi tetep aja, gue tahu elo peduli sama gue."

Dua batang bunga mawar berwarna merah muda disodorkan gadis itu, Rendy berkedip bingung mencerna keadaan namun segera mengambil bunga itu dari tangan Ajeng yang sudah tersenyum lebar.

"Ya udah, kalau gitu gue mau makan sama Nada sama Taro. Dah Ren."

Ajeng beranjak.

"Eh Ajeng, jangan makan banyak."

"Loh kenapa?"

"Kita mau makankan nanti sore, sisain ruangan di lambung lo."

Jawaban Rendy membuat Ajeng tertawa kecil lalu mengangguk paham sebelum benar-benar pergi meninggalkan Rendy yang sudah menatap mawar merah muda pemberian Ajeng lamat sambil tersenyum manis.

"Makasih Ajeng."

***


Lucas dan Haikal sedang di luar rumah, yang satu mencuci mobil, yang satu hanya sibuk melamun, namun lamunannya buyar saat Rendy datang.

"Dah pulang lo?"

"Hm." Rendy duduk melepas sepatunya, meletakkan Ransel di sampingnya, bunga pemberian Ajeng yang memang hanya dipegangnya langsung jadi objek perhatian baik Haikal maupun Lucas.

"Lo mau kasih siapa tuh bunga?"

"Dikasi." Jawab Rendy singkat.

"Uhuy Rendy~ Casanova arsitektur~" Goda Lucas tak mau kalah.

"Di Dream house tuh semuanya emang ganteng, terbukti Rendy aja jadi idola."

"Di arsi ada budaya, tiap habis UAS semester genap bakal ngasih bunga sama senior atau siapapun yang lo rasa udah bantuin elo banyak tahun itu."

Lucas dan Haikal saling menatap bingung.

"Ada gitu yang berani minta bantuan lo?"

Rendy melirik mereka galak. "Gini-gini gue mentor yang baik ya bapak-bapak."

"Pfffthhh." Tentu kedua temannya tidak percaya.

"Buktinya gue dikasi bunga nih." Pamer Rendy.

Dua tangkai bunga itu digenggam Lucas, memang keduanyaa berwarna merah muda namun ada perbedaan yang disadari mahasiswa seni itu.

"Ren, ini bunganya beda tau artinya. Yang dark pink ini artinya rasa syukur yang mendalam dan terima kasih pada seseorang," Lucas memberikan setangkai pada Rendy.

"Nah yang light pink ini artinya beda, artinya kekaguman, cinta yang sukacita dan kelembutan. Nih." Rendy menerima tangkai keduanya dengan ekspresi yang sukar dijelaskan.

Apa Ajeng memberinya tanpa menyadari ada bahasa tersembunyi dibalik bunga itu?

Atau memang sengaja agar ia bisa menerjemahkannya?

"Ren, perasaan itu tentang sebuah pertukaran. Jika dia memberi mu luka, balaslah dengan luka, jika ia memberi mu bunga maka balaslah dengan bunga." Lucas bangga dengan puisi dadakannya, ia lalu meninggalkan Rendy melanjutkan cucian mobilnya.

"Kal? Tuh bunga di pot gue cabut ye?"

"Kampret, nanemnya susah jir main cabut aja lo! Jangan Ren, woy Ren, Rendy anjir kembang gue!"

-To be continued -

Next chapter. ➡️➡️➡️

(Don't forget to touch the stars Button if you like the story 😊 👉🌟)

LOVECHITECحيث تعيش القصص. اكتشف الآن