4

5.6K 401 1
                                    

"Tuhan mempertemukan kamu dengan banyak orang agar kamu semakin mengenal dirimu sebenarnya."

♡♡

Kriinggg.. Kriingg..!

Ketika bel pulang sekolah berdering, semua murid langsung berhamburan keluar kelas dan menghampiri tempat tujuan mereka. Zanetha baru saja keluar kelas bersama Tiara sambil bergosip ria.

"Lo udah dijemput?" tanya Zanetha kemudian.

"Gue dijemput sama mama gue, lo sendiri gimana? Pulang sama siapa?"

"Hmm.. Kayaknya gue naik angkutan umum aja,"

Setelah obrolan singkat itu, mereka pun berpisah di gerbang sekolah. Namun ketika Zanetha melihat ke sekelilingnya, ia menyadari sudah ada Mang Awan bersama Ravael yang memandanginya dari jauh.

Zanetha memutar bola matanya kesal dan berjalan menghampiri mereka. Ia penasaran apa yang akan dilakukan mereka padanya kali ini.

"Ada apa ya?" tanya Zanetha berusaha untuk tetap lembut.

"Gue anter lo pulang," jawab Ravael dingin, seperti sebelumnya. Maksud laki - laki ini apa? Mengantarnya pulang?

Mang Awan menambahkan, "Ini perintah Om Adam, kami gak bisa menolaknya." Zanetha memandang mereka berdua dengan tatapan penuh arti. Ia masih tidak mengerti dengan perjodohan ini.

"Jangan lupa bersihin sepatu sebelom masuk," ucap Ravael lagi sambil membuka pintu dan masuk ke dalam mobil terlebih dahulu. Zanetha melirik alas sepatunya dan terlihat cukup bersih, ia kemudian ikut masuk ke dalam mobil.

Suasana sangat canggung dan hening, bahkan tidak ada suara lagu dari radio. Zanetha tidak suka hanya saling diam seperti ini, ia ingin memulai percakapan tetapi respon Ravael pasti akan membuatnya menyesal.

Zanetha menarik nafas panjang, kemudian mulai membuka suara, "Ravael, gue-"

"Berisik."

Yap, respon itu tidak mengejutkan jika keluar dari mulut seorang Ravael Putra. Benar saja dugaannya, kini Zanetha menyesal sudah mencoba mengajaknya bicara.

"Mau makan siang dulu? Lapar gak?" tanya Mang Awan tiba - tiba memecahkan canggung itu. Zanetha langsung tersenyum dan mengangguk semangat.

"Kebetulan saya agak laper nih," jawab Zanetha polos hingga Mang Awan tertawa mendengarnya. Sedangkan Ravael bersikap seakan tidak ada mereka berdua di dalam mobil itu, hanya sibuk dengan urusannya sendiri.

Setelah perjalanan sekitar 20 menit, akhirnya mereka tiba di sebuah restoran Italia yang terlihat sangat mewah dan cukup ramai. Zanetha turun dari mobil dan terkagum dengan gedung yang di hadapannya ini.

Mang Awan tersenyum ramah dan membawa mereka masuk ke dalam, kemudian duduk di salah satu meja yang dekat jendela sehingga Zanetha dapat melihat pemandangan kota besar dengan puas. Zanetha tidak bisa berhenti tersenyum gembira.

"Siang, ingin pesan apa hari ini, Ravael?" tanya seorang pelayan yang sudah siap dengan catatan kecilnya. Zanetha langsung menoleh kebingungan mendengar pelayan itu mengetahui nama Ravael.

21 DAYS TO GET HURT [AKAN TERBIT]Where stories live. Discover now