36

3.7K 274 9
                                    

"Lantas apa yang harus aku lakukan jika bertahan membuatku sakit dan melepaskan membuatku terluka?"

♡♡

"Sial. Karena gak jadi pergi sama Sergio, sekarang gue harus berhadapan sama soal - soal ujian ini lagi. Lagian ngapain sih Ravael ngelarang kayak gitu? Gue pergi sama Sergio, apa untung atau ruginya sih buat dia?" umpat Zanetha. 

Disinilah gadis itu sekarang. Duduk di ruang tengah untuk belajar karena ia pun bingung harus melakukan apa lagi. Seharusnya saat ini Zanetha sedang dinner romantis bersama Sergio.

"Ravael, kenapa sih lo selalu bikin gue bingung? Kenapa perilaku lo bikin gue berharap?"

Kemudian Zanetha mengambil pulpen di tempat pensilnya dan menuliskan sesuatu di buku catatannya. Ia tersenyum pahit.

The story continues, but our chapter ends here.

You are my sweetest mistake. Thank you for the temporary happiness <3

Itulah yang dituliskan oleh Zanetha tentang curahan hatinya. "Ah, coba kalo gue sama lo bisa berakhir bahagia. Selama beberapa hari kita tinggal bareng, sekolah bareng, kenapa cuma gue sih yang jatuh cinta kayak gini?"

"Dasar Ravael sialaann!!!!"

Driinggg.. Driinggg..

"Halo Papa! Ada apaa? Kok tumben telfon aku, Pa?" sapa Zanetha bersemangat.

"Sayang, kamu lagi ngapain? Papa ganggu gak?"

"Enggak sama sekali kok. Aku lagi istirahat belajar nih, kabar papa gimana?"

"Papa baik. Gimana hubungan kamu dan Ravael? Masih berantem?" tanya Rendra perhatian.

Zanetha menggigit bibirnya. Ia bingung harus berkata bohong untuk menyenangkan hati orang tuanya atau lebih baik jujur saja?

"Biasa aja sih, Pa. Tapi Ravael baik kok, dia selalu jagain aku,"

"Bagus kalo gitu, papa jadi tenang. Papa percaya sama Ravael, papa yakin kalo dia akan bahagiain kamu sampe kapanpun. Janji sama papa, jangan tinggalin dia ya?" 

"Hmm.. I-iya pa. Aku janji,"

"Papa sayang banget sama kamu, putri kecilnya papa. Papa mau kamu selalu bersyukur walaupun lagi sedih, kecewa, bahagia, pokoknya selalu harus syukur. Ngerti? Jaga diri kamu, karena papa jauh disini jadi gak bisa jaga kamu secara langsung," ucap Rendra yang membuat hati Zanetha terenyuh.

Zanetha tersenyum tulus. "Zanetha lebih lebih sayang papa!! Cepet pulang kesini ya, aku sayang papa!"

-x-x-x-

Ravael pun baru saja keluar dari kamarnya setelah sibuk mengerjakan tugas, walaupun hasil menyontek jawaban Austin.

"Citra!" panggil Ravael. Ia ingin meminta cemilan atau minuman segar untuk menjernihkan pikirannya.

Tetapi tidak ada jawaban. Dimanakah dia? Sepertinya Citra sedang tertidur atau sibuk. "Citra!" panggilnya sekali lagi. Masih tidak ada jawaban.

Akhirnya Ravael pun memutuskan untuk berjalan turun ke bawah menuju kulkas. Tidak sengaja ia melihat ada Zanetha yang sedang tertidur di atas meja belajarnya, sepertinya ia lelah sekali. 

Posisi Zanetha terlihat tidak nyaman, tetapi tidak mungkin ia menggendong dan memindahkannya ke kamar. Tidak tidak.

"Hhmm," ngigau Zanetha dengan matanya yang masih tertutup.

21 DAYS TO GET HURT [AKAN TERBIT]Where stories live. Discover now