42

3.6K 285 26
                                    

"Kali ini semesta tak berpihak pada kita. Ia selalu memiliki cara untuk menjauhkan apa yang semestinya tidak bisa bersama. Dan aku, masih berhenti di tanda tanya."

♡♡

Mang Awan membukakan pintu mobil untuk Zanetha dan Ravael yang baru saja pulang sekolah. "Silahkan non," ucap Mang Awan pada Zanetha.

"Makasih mang,"

Ravael melepas jaketnya dan mengatur rambutnya asal - asalan, membuat laki - laki itu terlihat semakin tampan. Bahkan Zanetha sulit untuk berpura - pura tidak melihatnya.

"Ehem," Zanetha berdehem sambil mengalihkan fokusnya.

"Lo kenapa sering kayak gitu?" tanya Ravael.

Zanetha mengerutkan dahinya. "Maksudnya? Sering apa?"

"Diem aja kalo ditindas. Kan lo bisa lawan mereka, bilang kalo semuanya gak bener biar rumor kayak gitu gak nyebar,"

"Percuma, Rav. Gue mau ngomong sebanyak apapun, kalo mereka benci gue ya mereka akan tetep mandang gue salah, jadi buat apa? Yang penting gue punya orang - orang terdekat yang tulus sama gue. Mereka yang tau kebenarannya dan akan selalu percaya gue bahkan tanpa gue berusaha jelasin apapun," jawab Zanetha dengan jelas.

"Walaupun itu menyangkut papa lo, tetep lo bakal diem?"

Entahlah. Memang tentu hati Zanetha seperti teriris dan perih sekali mendengar banyak siswa yang mengatakan rumor buruk tentang kematian papaya, tapi harus bagaimana lagi?

Zanetha tersenyum pasrah. "Terus gue harus apa, Ravael? Lagian lo kan selalu dateng dan lindungin gue,"

"Gak. Lo gak usah geer,"

"Dih gitu! Lo sampe dihukum gara - gara gue. Terus besok lo gak masuk sekolah dong?" ucap Zanetha.

Ravael menaikkan kedua alisnya, dengan maksud mengiyakan. "Gara - gara lo,"

"Gimana kalo besok kita pergi? Lagian gue butuh refreshing juga, capek sekolah."

"Gak usah sok bolos, jangan bikin mama lo makin pusing," sahut Ravael.

"Kan bisa diem - diem aja. Mang Awan bisa jaga rahasia kok, ya kan Mang?" 

Mang Awan mengedipkan sebelah matanya sambil terkekeh. "Siap laksanakan!"

Ravael menghembuskan nafas berat. "Gue gak mau nemenin lo mabok lagi, kapok"

"Kapok? Emangnya gue nyusahin lo? Dasar lebay!" umpat Zanetha sinis.

"Lo aja lari - larian sampe nyusruk, muka lo kena genangan air!"

Zanetha membulatkan matanya terkejut, ia tidak menyangka akan melakukan hal sebodoh itu ketika mabuk alkohol. Mengapa Zanetha benar - benar tidak mengingat apapun tentang kejadian kemarin ya?

"Ap-apaan sih? Gak jelas!"

-x-x-x-

"Lo lagi ngapain?" tanya Zanetha tiba - tiba dari samping Ravael yang sedang sibuk.

Saat ini Ravael sedang sibuk mengurus kuliah untuk pendidikan selanjutnya. Ia masih bingung dan sulit untuk memilih satu dari beberapa universitas.

Zanetha tersenyum manis. "Kok lo diemin gue sih?! Lo marah karena gue nyusahin lo pas mabok? Terus salah gue? Gue harus minta maaf gitu? Kan gue gak sadar ngelakuin semuanya!"

"Lo ngapain sih?" tanya Ravael balik dengan ketus, seperti biasanya.

"Ehm-gue mau kasih lo sesuatu, tapi lo harus terima ya?"

21 DAYS TO GET HURT [AKAN TERBIT]Where stories live. Discover now